BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Musculoskeletal Disorder
MSDs adalah keluhan pada otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan yang paling ringan sampai keluhan yang
paling sakit. Otot yang diberi beban statis secara repetitif dan menerima beban tersebut dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan keluhan sakit pada otot
dimana terjadi kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Pekerja yang melakukan kegiatan repetitif dalam satu siklus sangat rentan mengalami gangguan
MSDs
1
. CV. Super Plates merupakan usaha menengah yang melakukan proses
pembuatan baterai mobil terletak di jalan Balai Desa no.141 Polonia. Usaha ini memproduksi baterai mobil 20 unithari yang terdiri dari beberapa tegangan volt
dengan merek baterai yang di produksi adalah Samson. Proses pembuatan baterai masih dilakukan dengan cara manual dengan bantuan peralatan yang sederhana.
Proses produksi dimulai dari peleburan aluminium, pencetakan plat aluminium, pemotongan serta perapian plat aluminium, pendempulan, pengeringan,
cell assembly
, proses elektrolisis, perakitan dan pemasangan, dan diakhiri dengan pengecasan. Kondisi nyata dari seluruh tahapan proses produksi pembuatan
baterai, terlihat bahwa proses pendempulan memiliki risiko keluhan pada otot
1
Tarwaka, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Denpasar, 2004, h. 107.
Universitas Sumatera Utara
rangka. Aktivitas pada stasiun pendempulan dilakukan secara manual dimulai dari mengambil plat, mengambil dempul, mengoleskan dempul ke seluruh badan plat
kemudian menyusunnya ke dalam rak. Proses pendempulan dilakukan oleh 2 orang pekerja selama 6 jamhari.
Kondisi nyata yang ada di lantai produksi memperlihatkan kurangnya fasilitas kerja yang mendukung berupa kursi kerja sehingga operator mengerjakan
pekerjaannya dengan postur tubuh berdiri statis, leher membungkuk dan kaki digunakan sebagai tumpuan beban saat berdiri sehingga menyebabkan postur
pekerja tidak ergonomis seperti yang terlihat pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 Posisi Operator Saat Bekerja di Stasiun Pendempulan
Laporan penelitian menyatakan bahwa 30 – 50 tentang kejadian MSDs
berkaitan dengan ergonomi. Masalah ergonomi akan lebih banyak terjadi pada kondisi pekerjaan seperti mengulangi gerakan yang sama di seluruh hari kerja,
bekerja di posisi tidak benar atau statis, mengangkat barang berat, menggunakan
Universitas Sumatera Utara
kekuatan berlebihan untuk melakukan tugas, dan terkena getaran yang berlebihan atau bekerja pada suhu ekstrim OSHA 3125, 2000
Penelitian yang dilakukan oleh Anwar 2013, pada stasiun pemotongan daun pandan di CV. XYZ dengan postur tubuh berdiri diperoleh hasil SNQ yang
menunjukkan MSDs. Hasil penilaian postur kerja operator dengan metode REBA menunjukkan level tindakan perbaikan sekarang juga dengan kategori berbahaya
dan dapat menyebabkan risiko MSDs. Berdasarkan hasil antropometri diperoleh dimensi fasilitas kerja yaitu kursi dengan tinggi 38 cm, panjang 44 cm, lebar 35
cm dan meja dengan tinggi 71 cm, panjang 153 cm, lebar 90 cm. Penelitian lain dilakukan oleh Kristanto 2011, pada industri Barokah
Jaya dalam memproduksi kerupuk rambak yang terletak di Desa Turus Gede Rembang. Salah satu proses produksinya adalah pemotongan kerupuk yang
menunjukkan beberapa keluhan dari para pekerja yang merasa kurang nyaman dengan kondisi kerja duduk di kursi yang terlalu kecil tanpa meja dan dengan
posisi kaki tertekuk dan badan membungkuk sehingga sering mengalami kesemutan, pegal-pegal, dan cepat merasa lelah. Hasil perancangan meja dan kursi
diperoleh pengaruh terhadap waktu baku dan output standar dalam penyelesaian pemotongan kerupuk. Kondisi awal sebelum perancangan waktu baku sebesar
9,0848 detikunit dan
output
standarnya sebesar 396 unitjam sedangkan waktu baku pada kondisi setelah perancangan sebesar 7,6766 detikunit dan
output
sebanyak 468 unitjam. Kondisi ini menunjukkan peningkatan
output
sebanyak 72 unitjam.
Universitas Sumatera Utara
Tidak adanya fasilitas kerja operator pendempulan baterai mobil ini menyebabkan kondisi kerja menjadi tidak ergonomis yang mengakibatkan
keluhan rasa sakit pada tubuh operator pendempulan. Dari wawancara yang dilakukan terhadap operator, diketahui bahwa keluhan rasa sakit sering terjadi
pada tubuh bagian leher, punggung, pinggang, dan kaki. Operator juga sering mengalami sakit pada bagian tubuh yang mengakibatkan operator tersebut tidak
dapat bekerja. Fasilitas kerja yang tidak ergonomis dan sikap kerja yang salah pada
operator pendempulan menyebabkan MSDs sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat resiko
musculoskeletal
pada operator dan faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk mendapatkan usulan rancangan fasilitas kerja
dalam mengurangi risiko
Musculoskeletal Disorder
pada stasiun pendempulan di CV.Super Plates.
1.2 Perumusan Masalah