Faktor Kimia Berdasarkan Tabel 2. oksigen terlarut DO di setiap stasiun penelitian berada

1 dengan nilai 26 cm. Kecerahan cahaya matahari diperlukan bagi organisme air untuk memudahkan pergerakan ikan dalam mencari makan. Radiasi matahari akan menentukan intensitas dan kecerahan pada kedalaman tertentu dan akan mempengaruhi suhu perairan, fotosintesis akan tinggi apabila intensitas cahayanya tinggi atau akan rendah jika intensitas cahayanya rendah juga Nugroho, 2006.

4.2.2 Faktor Kimia Berdasarkan Tabel 2. oksigen terlarut DO di setiap stasiun penelitian berada

pada kisaran 6,9 – 7 mgL. Nilai oksigen terlarut tertinggi diperoleh pada stasiun 1 sebesar 7,7 mgL sedangkan nilai terendah diperoleh pada stasiun 3 sebesar 6,9 mgL. Hal ini disebabkan stasiun 1 merupakan daerah hulu yang yang memiliki banyak kanopi serta memiliki kecepatan arus sungai yang tinggi sehingga ikut membantu masuknya oksigen dari udara. Menurut Barus 2004 sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan oksigen dari udara melalui kontak antara permukaan air dengan udara dan dari proses fotosintesis. Selanjutnya Haryono 2006 menyatakan kandungan oksigen terlarut yang baik bagi kehidupan ikan jurung Tor spp. berkisar 5mgL. Hal ini menunjukkan bahwa nilai oksigen terlarut DO perairan Sungai Bahorok mendukung kehidupan ikan jurung Tor spp.. Berdasarkan hasil pengukuran pH yang telah dilakukan di setiap stasiun penelitian diperoleh pada kisaran 6,8-7,1. Nilai pH tertinggi terdapat pada stasiun 2 sebesar 7,2 dan terendah pada stasiun 3 sebesar 6,8. Hal ini disebabkan pada stasiun 2 terdapat banyak aktifitas manusia berupa pemukiman dan pariwisata yang dapat mempengaruhi kondisi perairan dan kehadiran ikan. Menurut Haryono 2006 kisaran pH yang baik bagi kehidupan ikan jurung Tor spp. maupun biota air antara 6,5-8,5. Selanjutnya Kordi 2004 menyatakan titik kematian ikan biasa terjadi pada pH 4 asam dan pH 11 basa. Hal ini menunjukkan bahwa pH di perairan di Sungai Bahorok mendukung untuk kehidupan ikan jurung Tor spp.. Nilai BOD 5 pada setiap stasiun penelitian berkisar 1-1,2 mgL. Parameter BOD 5 secara umum digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran suatu perairan. Menurut Lee, et al. 1978 dalam Fadil 2011 tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan kandungan nilai BOD5 dimana kandungan ≤ 2,9 mgl merupakan perairan yang tidak tercemar, kandungan 3,0 - 5,0 mgl merupakan perairan yang tercemar ringan, kandungan 5,1 – 14,9 mgl merupakan perairan yang tercemar sedang dan kandungan ≥ 15,0 mgl merupakan perairan yang tercemar berat. Berdasarkan kriteria tersebut, maka perairan pada Sungai Bahorok merupakan perairan yang tidak tercemar. Hasil pengukuran nitrat yang telah dilakukan di setiap stasiun penelitian berkisar 2,4-2,6 mgL. Nitrat yang paling tinggi dijumpai pada stasiun 3 dengan nilai 2,6 mgL. Kandungan nitrat berpengaruh terhadap kehidupan ikan karena berfungsi sebagai sumber nutrisi dalam pertumbuhan fitolankton sehingga banyaknya fitoplankton dalam suatu perairan berguna sebagai sumber makanan bagi ikan jurung Tor spp.. Haryono 2006 menyatakan kandungan nitrat yang baik bagi kehidupan ikan Tor spp. berkisar 10. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan nitrat di perairan Sungai Bahorok mendukung kehidupan ikan jurung Tor spp.. Hasil pengukuran fosfat yang diukur pada setiap stasiun berkisar 0,03 mgL. Fosfat umumnya muncul dalam jumlah yang kecil dalam suatu perairan konsentrasi fosfat pada perairan berkisar 0,01-200 mgL Wardoyo, 1975.

4.3 Nilai Analisis Korelasi Kepadatan Ikan Dengan Faktor Fisik-Kimia Perairan