Faktor Fisika Faktor Biotik .1 Kepadatan dan Ukuran Hasil Tangkap Ikan Jurung

tinggi TKG maka diameter telur di dalam ovarium semakin besar dan semakin rendah fekunditas maka diameter telur semakin besar diameter telur semakin besar maka semakin cepat melakukan pemijahan. Fahriny 2010 menyatakan bahwa jumlah fekunditas ikan cenderung meningkat dengan bertambahnya ukuran badan yang dipengaruhi oleh jumlah makanan. Lagler et al. 1962 dalam Fatimah 2006 menyatakan bahwa jumlah fekunditas yang diproduksi oleh induk betina sangat dipengaruhi oleh umur induk. Djuhanda 1981 menambahkan bahwa besar kecilnya fekunditas dipengaruhi oleh diameter telur. Stasiun 2 dan 3 tidak dijumpai ikan yang sedang dalam perkembangan gonad hal ini disebabkan stasiun 2 dan 3 merupakan kawasan yang cocok bagi anakan ikan. Menurut Haryono 2006 ikan jurung Tor spp mempunyai kebiasaan bermigrasi ke arah hulu untuk memijah sedangkan habitat ikan yang berukuran kecil dan sedang pada umumnya berada pada kawasan perairan yang berarus sedang ke deras. 4.2 Faktor Abiotik Lingkungan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada masing-masing stasiun diperoleh faktor fisik-kimia perairan yang dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Data pengukuran faktor fisik-kimia perairan Sungai bahorok pada setiap stasiun No . Parameter Satuan Stasiun 1 Hulu Sungai Stasiun 2 Pariwisata Stasiun 3 Hilir Sungai A. Parameter Fisika 1 Suhu o C 21 22 25 2 Kecepatan arus mdetik 1,82 1,22 1,18 3 Intensitas cahaya Candela 1940 1160 4970 4 Penetrasi Cahaya cm 26 23 28 B Parameter Kimia 5 Oksigen terlarut DO mgL 7,7 7,5 6,9 6 Kejenuhan Oksigen 88,70 87,92 85,08 7 Derajat Keasaman pH - 7,1 7,2 6,8 8 BOD mgL 1 1 1,2 9 Nitrat NO3 mgL 2,4 2,4 2,6 10 Fosfat PO4 mgL 0,03 0,03 0,03 Keterangan: Stasiun 1 : Daerah Hulu Sungai 3 33’ 9” LU dan 98 6’ 39,1” BT Stasiun 2 : Daerah Pariwisata 3 33’ 0,9” LU dan 98 6’ 58,3” BT Stasiun 3 : Daerah Hilir Sungai 3 30’ 18,2” LU dan 98 9’ 48,2” BT

4.2.1 Faktor Fisika

Berdasarkan tabel 2, diperoleh bahwa suhu di setiap stasiun penelitian di perairan Sungai Bahorok berada pada kisaran 21-25 C. Suhu tertinggi diperoleh pada stasiun 3 yaitu 25 C dan suhu terendah pada stasiun 2 yaitu 21 C. Tingginya suhu pada stasiun 3 disebabkan pengaruh intensitas cahaya matahari yang lebih tinggi di daerah ini. Sinar cahaya matahari langsung ke badan air akan mempengaruhi tinggi rendahnya suhu suatu perairan. Menurut Nugroho 2006 keadaan suhu dalam suatu perairan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya cahaya yang masuk ke badan sungai, perubahan suhu tergantung pada intensitas radiasi matahari, kecepatan angin, musim, suhu perairan di Indonesia menunjukan ciri khas perairan tropis. Selanjutnya menurut Haryono 2006 kisaran suhu perairan yang baik bagi kehidupan ikan jurung Tor spp. adalah 30 C. Hal ini menunjukkan bahwa suhu perairan di Sungai Bahorok masih mendukung pertumbuhan dan perkembangan ikan jurung Tor spp.. Kecepatan arus pada stasiun penelitian diperoleh berkisar 1,18-1,82 mdetik. Kecepatan arus tertinggi terdapat pada stasiun 1 sebesar 1,82 mdetik sedangkan kecepatan arus terendah terdapat pada stasiun 3 sebesar 1,18mdetik. Hal ini disebabkan pada stasiun 1 merupakan daerah hulu dengan dataran yang lebih tinggi sehingga menambah kecepatan pergerakan air di sepanjang badan sungai. Menurut effendie 2002 kecepatan arus berkisar 0.1-1.0 mdetik tergolong arus yang kencang. Haryono 2006 menyatakan ikan jurung Tor spp. merupakan ikan yang menyukai perairan deras. Hal ini disebabkan arus membantu pertukaran air, dan membawa oksigen terlarut yang sangat dibutuhkan ikan Kordi, 2004. Hasil penelitian diperoleh bahwa intensitas cahaya tertinggi terdapat pada stasiun 3 dengan nilai 4970 candela. Hal ini disebabkan karena sedikitnya kanopi pada daerah ini. Intensitas cahaya merupakan faktor fisik yang mempengaruhi proses fotosintesis yang dilakukan oleh organisme autotrof seperti fitoplankton di perairan. Keberadaan fitoplankton secara tidak langsung mempengaruhi keberadaan ikan karena merupakan salah satu sumber makanan alami di alam. Menurut Nugroho 2006 fitoplankton membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis, fotosintesis akan berlangsung dengan baik jika cahaya matahari yang diterima cukup banyak. Hasil pengukuran penetrasi cahaya diperoleh bahwa pada stasiun 3 memiliki penetrasi cahaya yang tertinggi sebesar 28 cm dibanding dengan stasiun 1 dengan nilai 26 cm. Kecerahan cahaya matahari diperlukan bagi organisme air untuk memudahkan pergerakan ikan dalam mencari makan. Radiasi matahari akan menentukan intensitas dan kecerahan pada kedalaman tertentu dan akan mempengaruhi suhu perairan, fotosintesis akan tinggi apabila intensitas cahayanya tinggi atau akan rendah jika intensitas cahayanya rendah juga Nugroho, 2006.

4.2.2 Faktor Kimia Berdasarkan Tabel 2. oksigen terlarut DO di setiap stasiun penelitian berada