misalnya ikan yang berenang aktif menunjukkan nilai b yang lebih rendah bila dibandingkan dengan ikan yang berenang pasif.
Mulfizar 2012 menyatakan bahwa pengukuran panjang–berat ikan bertujuan untuk mengetahui variasi berat dan panjang tertentu dari ikan secara
individual atau kelompok–kelompok individu sebagai suatu petunjuk tentang kegemukan, kesehatan, produktifitas dan kondisi fisiologis termasuk
perkembangan gonad. Suwarni 2009 menyatakan hubungan antara parameter panjang dan bobot dapat menggambarkan fenomena ekologis yang dialami oleh
suatu organisme dalam daur hidupnya, misalnya hubungan alometrik dan isometrik dapat saja berubah dari suatu populasi akibat faktor lingkungan yang
berbeda. Febrianti et al., 2013 menyatakan faktor‐faktor yang menyebabkan
perbedaan nilai b ditentukan oleh perbedaan variasi ukuran ikan yang diamati,
jenis kelamin, dan perbedaan waktu pengambilan sampel karena terjadi perubahan isi perut.
4.1.3 Tingkat Kematangan Gonad dan Fekunditas Ikan Jurung Tor spp. di
Perairan Sungai Bahorok
Stasiun TKG
Panjang ikan
cm
Berat Gonad
gr Fekunditas
butir Diameter telur
μm
1 TKG IV
30,5-32,5 5-5,3
1073,333-1192 1514,51-1936,46
2 -
- -
- -
3 -
- -
- -
Hasil penelitian diperoleh bahwa pada stasiun 1 terdapat 2 ekor ikan yang sudah matang gonad TKG IV pada ukuran panjang ikan 30,5-32,5 yang memiliki berat
gonad 5-5,3 gram dengan fekunditas 1073,333 – 1192 butir telur dan diameter telur 1514,51-
1936,46 μm. Karena kawasan hulu atau stasiun 1 merupakan kawasan yang cocok bagi induk ikan dan individu yang tertangkap masih
memasuki tahap awal dewasa sehingga fekunditas dan ukuran telur masih sangat minim Hasil pengamatan terhadap fekunditas ikan dari penelitian yang dilakukan
oleh Haryono 2006 di Sungai Barito bahwa jurung Tor spp. memiliki fekunditas berkisar antara 3,125-8,201 butir telur dengan panjang induk 64-89 cm
dan menyatakan bahwa fekunditas dari marga Tor mampu mencapai 160.000 butir telur tergantung pada ukuran induknya. Effendie 2002 menyatakan Semakin
tinggi TKG maka diameter telur di dalam ovarium semakin besar dan semakin rendah fekunditas maka diameter telur semakin besar diameter telur semakin
besar maka semakin cepat melakukan pemijahan. Fahriny 2010 menyatakan bahwa jumlah fekunditas ikan cenderung
meningkat dengan bertambahnya ukuran badan yang dipengaruhi oleh jumlah makanan. Lagler et al. 1962 dalam Fatimah 2006 menyatakan bahwa jumlah
fekunditas yang diproduksi oleh induk betina sangat dipengaruhi oleh umur induk. Djuhanda 1981 menambahkan bahwa besar kecilnya fekunditas dipengaruhi
oleh diameter telur. Stasiun 2 dan 3 tidak dijumpai ikan yang sedang dalam perkembangan
gonad hal ini disebabkan stasiun 2 dan 3 merupakan kawasan yang cocok bagi anakan ikan. Menurut Haryono 2006 ikan jurung Tor spp mempunyai
kebiasaan bermigrasi ke arah hulu untuk memijah sedangkan habitat ikan yang berukuran kecil dan sedang pada umumnya berada pada kawasan perairan yang
berarus sedang ke deras.
4.2 Faktor Abiotik Lingkungan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada masing-masing stasiun
diperoleh faktor fisik-kimia perairan yang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Data pengukuran faktor fisik-kimia perairan Sungai bahorok pada setiap stasiun
No .
Parameter Satuan
Stasiun 1 Hulu Sungai
Stasiun 2 Pariwisata
Stasiun 3 Hilir Sungai
A.
Parameter Fisika
1 Suhu
o
C 21
22 25
2 Kecepatan arus
mdetik 1,82
1,22 1,18
3 Intensitas cahaya
Candela 1940
1160 4970
4 Penetrasi Cahaya
cm 26
23 28
B Parameter Kimia
5 Oksigen terlarut DO
mgL 7,7
7,5 6,9
6 Kejenuhan Oksigen
88,70 87,92
85,08 7
Derajat Keasaman pH -
7,1 7,2
6,8 8
BOD mgL
1 1
1,2 9
Nitrat NO3 mgL
2,4 2,4
2,6 10
Fosfat PO4 mgL
0,03 0,03
0,03 Keterangan:
Stasiun 1 : Daerah Hulu Sungai 3
33’ 9” LU dan 98 6’ 39,1” BT
Stasiun 2 : Daerah Pariwisata 3
33’ 0,9” LU dan 98 6’ 58,3” BT
Stasiun 3 : Daerah Hilir Sungai 3
30’ 18,2” LU dan 98 9’ 48,2” BT
4.2.1 Faktor Fisika