Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t Uji Koefisien Determinasi R

43 signifikan 5.

3.8.3.1. Uji Statistik F

Ghozali 2006 menyatakan bahwa uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan ke dalam modelmemiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Quick Look Bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel maka H ditolak dan hipotesis alternative H A diterima.

3.8.3.2. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t

Menurut Ghozali 2006 uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 α=5. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukandengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai 44 pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan. Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.8.3.3. Uji Koefisien Determinasi R

2 Untuk menguji seberapa jauh kemampuan model penelitian dalam menerangkan variabel dependen goodness of fit, yaitu dengan menghitung koefisien determinasi R 2 . Ghozali 2006 mengatakan Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Ghozali 2006 menjelaskan bahwa kelemahan mendasar dari penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Bias yang dimaksudkan adalah setiap tambahan satu variabel independen, maka nilai R 2 akan meningkat tanpa melihat apakah variable tersebut berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Ghozali 2006 mengatakan bahwa disarankan menggunakan nilai adjusted R 2 pada saat mengevaluasi model regresi yang baik, hal ini dikarenakan nilai adjusted R 2 dapat naik dan turun bahkan dalam kenyataannya nilainya dapat menjadi negatif. Apabila terdapat nilai adjusted R 2 bernilai negatif, maka dianggap bernilai nol. 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan Pasar modal atau pun Bursa Efek telah hadir di Indonesia sejak zaman colonial Belanda tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Tujuan pendirian pasar modal pada saat itu adalah untuk kepentingan pihak colonial dan VOC. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan – perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia. Setelah adanya Bursa Efek di Batavia , pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Namun ketiga bursa ini ditutup karena terjadinya gejolak politik di Eropa dan juga akibat terjadinya perang dunia kedua pada tahun 1942. Tidak lama setelah itu, pada tahun 1952 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952 tetapi pada tahun 1958 kembali kegiatannya dihentikan karena adanya inflasi dan resesi ekonomi. Pasar modal di Indonesia mengalami kebangkitan pada tahun 1970. Bursa Efek di Jakarta kembali dibuka disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal, disusul tahun 1976 berdirinya BAPEPAM Badan Pelaksana Pasar Modal. Bursa Efek Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES kemudian bergabung dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2007. Penggabungan kedua bursa ini diharapkan dapat menciptakan kondisi perekonomian Indonesia yang lebih baik.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 56 110

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 63 101

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INSTITUSIONAL TERHADAP BIAYA HUTANG MELALUI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 34

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Good Corporate Governance terhadap Biaya Keageanan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Good Corporate Governance terhadap Biaya Keageanan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Good Corporate Governance terhadap Biaya Keageanan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Good Corporate Governance terhadap Biaya Keageanan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Good Corporate Governance terhadap Biaya Keageanan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Good Corporate Governance terhadap Biaya Keageanan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12