Uji Asumsi Klasik Regresi 1 Tanpa Variabel Kontrol

48 dimiliki oleh PT Intikeramik Alamsari Industri Tbk IKAI dan kepemilikan manajerial terbesar maksimum adalah 0.2777 atau 27.77 dimiliki oleh PT Asahimas Flat Glass Tbk. Rata – rata kepemilikan saham manajerial dari 31 sampel adalah 0.049 atau 4.9 dan standar deviasi sebesar 0.064128. Kepemilikan saham institusional terkecil minimum adalah 0.134 atau 13.4 dimiliki oleh PT Sumi Indo Kabel Tbk dan kepemilikan saham institusional terbesar maksimum adalah 0.931 atau 93.1 dimiliki oleh PT Astra International Tbk. Rata – rata kepemilikan saham institusional adalah 0.623 atau 62.3 dan standar deviasi sebesar 0.211888. Biaya keagenan yang diukur dengan Asset Turnover ATO mempunyai nilai antara 0.212 sampai dengan 2.240 dengan rata – rata sebesar 1.128 dan standar deviasi sebesar 0.537.

4.3. Hasil Uji Asumsi Klasik

4.3.1. Uji Asumsi Klasik Regresi 1 Tanpa Variabel Kontrol

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dimiliki oleh analisis regresi linier berganda. Asumsi yang dipergunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi. 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Dengan adanya tes normalitas maka hasil penelitian bisa digeneralisasikan pada populasi. a. Pendekatan Histogram 49 Sumber: Hasil Olahan SPSS 2015 Gambar 4.1 Pendekatan Histogram Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan histogram yang memiliki ciri – ciri khusus. Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif jika kurva juling ke kanan atau bertanda negatif jika kurva juling ke kiri. Gambar histogram di atas terlihat bahwa variabel distribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. b. Pendekatan Grafik 50 Sumber: Hasil Olahan SPSS 2015 Gambar 4.2 Pendekatan Grafik PP Plot akan membentuk plot antara nilai – nilai dari sumbu y dan sumbu x. Apabila plot keduanya berbentuk linier , maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Gambar 4.2 terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi secara normal. Namun seringkali data kelihatan normal karena mengikuti garis normal karena mengikuti garis diagonal. Untuk memastikan apakah data sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorv-Smirnov. c. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov Tabel 4.3 Pendekatan Kolmogorv-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 31 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 51 Std. Deviation .41582328 Most Extreme Differences Absolute .074 Positive .074 Negative -.067 Kolmogorov-Smirnov Z .414 Asymp. Sig. 2-tailed .995 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Olahan SPSS 2015 Pada Tabel 4.3 pendekatan kolmogorv-smirnov terlihat bahwa nilai Kolmogorv- Smirnov adalah 0.414. Nilai Asymp.Sig.2-tailed adalah 0.995 dan di atas nilai signifikan 0.05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. 2. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi hetetokedastisitas. Alat untuk menguji heterokedastisitas bisa dibagi dua, yakni dengan analisis grafik scatterplot atau dengan analisis residual yang berupa statistik yaitu uji glejser. a. Grafik Scatterplot 52 Sumber: Hasil Olahan SPSS 2015 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Gambar 4.3 di atas terlihat titik – titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Kelemahan dari model ini adalah semakin sedikit jumlah pengamatan maka akan sulit menginterpretasikan hasilnya maka selanjutnya dilakukan uji glejser. b. Uji Glejser Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .632 .221 2.865 .008 53 Kepemilikan_Manajerial -.600 .718 -.161 -.836 .411 Kepemilikan_Institusional .081 .220 .069 .366 .717 KMSRIS -.816 .475 -.316 -1.717 .097 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil Olahan SPSS 2015 Hasil dari uji glesjer menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan seca ra statistic mempengaruhi variabel dengan absolute Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5, jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada data times series. Karena pengganggu pada suatu data cenderung mengganggu data lainnya. Tabel 4.5 Hasil uji autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .634 a .402 .335 .438316 1.853 a. Predictors: Constant, KMSRIS, Kepemilikan_Institusional, Kepemilikan_Manajerial b. Dependent Variable: ATO Sumber: Hasil Olahan SPSS 2015 54 Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa Durbin-Watson DW adalah 1.853. Durbin Watson berada diantara 1.66 dan 2.34. Artinya tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Dengan demikian , tidak terdapat adanya autokorelasi pada model regresi. 4. Uji Multikolinearitas Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.140 .400 2.850 .008 Kepemilikan_Manajerial 3.094 1.302 .382 2.375 .025 .856 1.168 Kepemilikan_Institusional .956 .400 .377 2.390 .024 .892 1.122 KMSRIS -1.922 .862 -.342 -2.228 .034 .940 1.064 a. Dependent Variable: ATO Sumber: Hasil Olahan SPSS 2015 Menurut Helmi dan Lufti 2012 :139, multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai tolerance 0.1 dan nilai VIF 10 yang berarti bahwa tidak terjadi multikolinearitas. 5. Analisis Regresi Berganda Regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antar beberapa variabel bebas dengan variabel terikat. Model persamaan untuk menjawab hipotesis 1 adalah sebagai berikut : ATO = 1.140 + 3.094 KepMan + 0.956 KepIn – 1.922 Kmsrs + e Interpretasi persamaan di atas adalah sebagai berikut : 1. Konstanta sebesar 1.140 menunjukkan bahwa jika variabel dependen Ukuran dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional konstan 55 maka nilai ATO akan naik sebesar 1.140. Hal ini dikarenakan walaupun variabel independen diasumsikan konstan masih adanya faktor – faktor lain yang dapat meningkatkan nilai ATO. 2. Koefisien kepemilikan manajerial sebesar 3.094 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1 kompisisi maka ATO perusahaan akan meningkat sebesar 3.094 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol. 3. Koefisien kepemilikan institusional sebesar 0.956 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1 maka ATO perusahaan akan meningkat sebesar 0.956 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol. 4. Koefisien ukuran dewan komisaris independen sebesar 1.922 menunjukkan bahwa setiap pertambahan 1 komposisi dewan komisaris independen maka ATO perusahaan akan menurun sebesar 1.922 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol.

4.3.2. Pengujian Hipotesis Tanpa Variabel Kontrol

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 56 110

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 63 101

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INSTITUSIONAL TERHADAP BIAYA HUTANG MELALUI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 34

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Good Corporate Governance terhadap Biaya Keageanan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Good Corporate Governance terhadap Biaya Keageanan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Good Corporate Governance terhadap Biaya Keageanan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Good Corporate Governance terhadap Biaya Keageanan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Good Corporate Governance terhadap Biaya Keageanan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Good Corporate Governance terhadap Biaya Keageanan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12