55
maka nilai ATO akan naik sebesar 1.140. Hal ini dikarenakan walaupun variabel independen diasumsikan konstan masih adanya faktor – faktor lain yang dapat
meningkatkan nilai ATO. 2.
Koefisien kepemilikan manajerial sebesar 3.094 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1 kompisisi maka ATO perusahaan akan meningkat
sebesar 3.094 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol. 3.
Koefisien kepemilikan institusional sebesar 0.956 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1 maka ATO perusahaan akan meningkat
sebesar 0.956 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol. 4.
Koefisien ukuran dewan komisaris independen sebesar 1.922 menunjukkan bahwa setiap pertambahan 1 komposisi dewan komisaris independen maka ATO perusahaan
akan menurun sebesar 1.922 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol.
4.3.2. Pengujian Hipotesis Tanpa Variabel Kontrol
1. Uji Simultan F-test
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen secara serempak.
Tabel 4.7 Uji Simultan F-test
ANOVA
a
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
3.486 3
1.162 6.049
.003
b
Residual 5.187
27 .192
Total 8.673
30 a. Dependent Variable: ATO
b. Predictors: Constant, KMSRIS, Kepemilikan_Institusional, Kepemilikan_Manajerial
56
Sumber: Hasil Olahan SPSS 2015 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai F hitung 6.049 F tabel 2.67 dan tingkat
signifikansi 0.003 0.05. Kesimpulannya adalah H ditolak dan H
1
diterima. Artinya variabel ukuran dewan komisaris independen , kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional berpengaruh secara serempak terhadap biaya keagenan. 2.
Uji Parsial T-test Uji parsial T-test dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan
diterima atau ditolak. Jika t
hitung
t
tabel
maka H diterima dan H
1
ditolak, sedangkan jika t
hitung
t
tabel
maka H ditolak dan H
1
diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0.05 maka H
ditolak dan H
1
diterima.
Tabel 4.8 Uji Parsial T-test
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.140 .400
2.850 .008
Kepemilikan_Manajerial 3.094
1.302 .382
2.375 .025
Kepemilikan_Institusional .956
.400 .377
2.390 .024
KMSRIS -1.922
.862 -.342 -2.228
.034 a. Dependent Variable: ATO
Sumber: Hasil Olahan SPSS 2015 Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa :
a. Nilai t
hitung
untuk variabel kepemilikan manajerial adalah 2.375 dengan tingkat signifikansi 0.025. Nilai t
hitung
2.375 t
tabel
1.70 dan nilai signifikansi 0.025 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ATO.
57
b. Nilai t
hitung
untuk variabel ukuran kepemilikan institusional adalah 2.390 dengan tingkat signifikansi 0.024. Nilai t
hitung
2.390 t
tabel
1.7 dan nilai signifikansi 0.024 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ukuran kepemilikan
institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap ATO. c.
Nilai t
hitung
untuk variabel ukuran dewan komisaris independen adalah -1.922 dengan tingkat signifikansi 0.034. Nilai t
hitung
-1.922 t
tabel
1.70 dan nilai signifikansi 0.034 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap ATO. 3.
Analisis Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Tabel 4.9 Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .634
a
.402 .335
.438316 1.853
a. Predictors: Constant, KMSRIS, Kepemilikan_Institusional, Kepemilikan_Manajerial b. Dependent Variable: ATO
Sumber: Hasil Olahan SPSS 2015 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada model terlihat Adjusted R Square = 0.335,
berarti hubungan antara ukuran dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dengan ATO sebesar 33.5 artinya hubungannya cukup
erat.
4.3.3. Uji Asumsi Klasik Regresi 2 Dengan Variabel Kontrol