Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan dalam ibadah haji, maka hikmah yang dapat diperoleh dari ibadah haji adalah
sebagi berikut:
63
a. Mendorong kerja keras untuk mengusahakan biaya haji
b. Melatih rela berkorban
c. Mendidik untuk berani menghadapi kesulitan
d. Melatih disiplin diri
e. Mendorong untuk bertemu dengan bangsa-bangsa lain dari
seluruh dunia f.
Mewujudkan ukhuwah islamiyah g.
Mewujudkan asas persamaan h.
Menjadikan Baitullah sebagai lambing persatuan umat Islam i.
Menapak tilas sejarah Nabi ibrahim AS dan sejarah Nabi Muhammad SAW
j. Memperingati wahyu terakhir yang turun di Arafah
k. Menghayati kebesaran ilahi dan menggambarkan betapa
pertemuan yang akan terjadi di Padang Mahsyar kelak l.
Mendapat jaminan dikabulkannya do’a-do’a m.
Mendapat jaminan diampuninya dosa-dosa n.
Mendapat jaminan masuk syurga
63
Hassan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi Fiqih Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, h. 225
D. Analisis Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji
Dilihat dari observasi langsung ke tempat penelitian dan juga berdasarkan data-data yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian
mengenai bimbingan manasik haji melalui wawancara dan observasi selanjutnya adalah menganalisa anatara teori dengan praktek dilapangan.
Menurut H. Emerson yang dikutip langsung oleh Soewarno Handayaningrat menjelaskan pengertian efektifitas adalah pengukuran
dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, jelasnya apabila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai
dengan yang direncanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi, apabila tujuan atau sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka
pekerjaan itu tidak efektif.
64
Setidak-tidaknya, ada tiga acuan kriteria utama untuk mengukur sukses tidaknya sebuah pelayanan. Hal itu tentu ada kaitannya dengan
sertifikat ISO 900;2001. Pertama Profesional. Kedua Mengacu kepada Standar Operasional Prosedur SOP yang telah ditetapkan. Ketiga
Berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan masyarakat, khususnya jemaah haji. Bertugas dalam pelayanan haji tidak lain dari beribadah dan
menjalankan amanah. Dalam kondisi lain, yang diperlukan bagi seorang petugas haji bukan hanya sekedar penguasaan terhadap tugas dan fungsi
64
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990, cet. Ke-10, h. 16
dilapangan, tetapi juga komitmen dan kesadaran untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada umat.
65
Dalam melaksanakan tugasnya, peneliti melihat pelayanan ibadah Haji yang dilakukan Kementrian Agama Kota Tangerang berjalan sesuai
dengan sertifikasi ISO 900;2001 yang pertama adalah Profesional. Ketika berbicara profesional, Kementrian Agama Kota Tangerang mempunyai
tenaga Sumber Daya Manusia SDM yang kompeten dibidangnya mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing. Terbukti dengan
suksesnya menyelenggarakan pelayanan ibadah Haji mulai dari pendaftaran calon jemaah sampai dengan dengan pelayanan bimbingan
manasik Haji. Kemudian yang kedua adalah mengacu kepada standar operasional
prosedur. Untuk menjalankan tugasnya dengan baik, SDM yang ada di Kementrian Agama Kota Tangerang sudah melaksanakan tugasnya sesuai
dengan SOP yang telah ditetapkan. Kemudian yang ketiga adalah berorientasi pada kepentingan dan
kebutuhan masyarakat, khususnya jemaah haji. Peneliti menilai dalam hal ini pemerintah Kota Tangerang memfokuskan kepada pelayanan ibadah
Haji karena ibadah Haji merupakan pelayanan yang harus diberikan semaksimal mungkin kepada calon jemaah Haji karena mempunyai
rangkaian ibadah yang begitu banyak akan dijalani oleh calon jemaah Haji. dari itu kebutuhan masyarakat saat ini adalah memberikan pelayanan
65
Dokumen Kementrian Agama Kota Tangerang
terbaik untuk calon jemaah Haji tanpa mengabaikan kebutuhan masyarakat yang lainnya.
Selanjutnya adalah mengukur ke efektifan bimbingan manasik haji di Kementrian Agama Kota Tangerang. Efektivitas adalah suatu ukuran
yang menyatakan seberapa jauh target kuantitas, kualitas dan waktu telah tercapai. Dimana makin besar presentasi target yang dicapai, makin tinggi
efektivitasnya.
66
Yang pertama adalah dari segi kuantitas, berarti dapat diartikan seberapa banyak jumlah. Baik itu jumlah pembimbing manasik, jumlah
bimbingan manasik dan jumlah jemaah. Pada pelaksanaan bimbingan, yang menjadi narasumber bimbingan
manasik Haji massal antara lain: a.
Kepala Kanwil Kemenag Prov. Banten b.
Kepala kantor Kemenag Kota Tangerang c.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang d.
GM Hajj Planing Dinas Pelayanan Haji Garuda Indonesia e.
Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Prov. Banten
f. Ust. H. Ade Sutardi
Pada pelaksanaan bimbingan tersebut bibagi menjadi tiga hari, hari pertama pengisi materi adalah: Kepala Kanwil Kemenag Prov. Banten
menyampaikan materi
seputar kebijakan
pemerintah tentang
66
Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1986, h. 30.
penyelenggaraan ibadah haji tahun 2016, dan Kepala Kantor Kemenag Kota Tangerang menyampaikan materi tentang bimbingan perjalanan haji.
Pada hari kedua pengisi materinya adalah: Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang menyampaikan materi tentang bimbingan tehnik
pelayanan kesehatan haji, dan GM Hajj Planing Dinas Pelayanan Haji Garuda Indonesia menyampaikan materi tentang keselamatan penerbangan
selama berada di pesawat. Untuk hari ketiga pengisi materinya adalah: Kabid Penyelenggara
Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Prov. Banten menyampaikan materi tentang tugas dan fungsi Ketua Regu, Ketua Rombongan dan perkenalan
petugas Kloter TPIH, TPHI, dan TKHI, dan pemateri terakhir Ust. H. Ade Sutardi menjelaskan tentang hikmah haji, pelestarian haji mabrur, dan
praktikum manasik haji.
67
Kemudian jumlah bimbingan manasik. Menurut H. Basuni “untuk
tahun ini bimbingan manasik haji kembali menjadi 10 kali bimbingan, 7 kali tingkat KUA Kecamatan dan 3 kali tingkat KabupatenKota.” Hal ini
peniliti menilai jumlah bimbingan manasik tahun ini kembali normal dari tahun sebelumnya sebanyak 6 kali bimbingan walaupun penulis anggap
masih kurang dalam bimbingan manasik haji. Melihat hal tersebut Kementrian agama bekerjasama dengan 26 KBIH yang ada di Kota
Tangerang untuk memberikan bimbingan tambahan selain yang diberikan oleh pemerintah. Ketika peneliti mendatangi salah satu KBIH yang ada di
67
Wawancara Pribadi dengan H. Basuni. Tangerang, 01 Juni 2016