C. Unsur-Unsur Bimbingan Manasik Haji
Untuk mencapai bimbingan yang efektif, dalam hal ini bimbingan manasik mempunyai beberapa unsur-unsur terkait yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan lainnya agar semuanya berjalan dengan baik dan lancar. Unsur-unsur tersebut antara lain:
1. Pembimbing Manaasik Haji
Pembimbing merupakan hal yang sangat terpenting diutamakan dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, dimana pembimbing
merupakan salah satu yang sangat dibutuhkan oleh para calon jemaah haji agar para calon jemaah haji dapat mengetahui berbagai ilmu
manasik haji yang harus dimiliki oleh para calon jemaah haji. 2.
Peserta Bimbingan Manasik Haji Peserta bimbingan manasik haji adalah para calon jemaah haji itu
sendiri, pada Kementrian Agama Kota Tangerang peserta bimbingan manasik haji terdapat 1.442 jemaah yang melakukan pelunasan
BPIH, yang terdiri dari berbagai macam latar belakang pendidikan, usia dan pendidikan.
3. Materi Bimbingan Manasik Haji
Materi adalah salah satu hal pokok yang harus disampaikan oleh pihak penyelenggara kepada calon jemaah, dimana materi merupakan
bekal yang harus diketahui oleh jemaah agar jemaah dapat
melaksanakan ritual ibadah Haji dengan lancer dan membuat jemaah itu lebih mandiri.
4. Metode
Metode adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh narasumber atau pembimbing dalam menyampaikan materi agar proses
bimbingan pada jemaah tercapai sesuai dengan tujuan. Suatu metode sangatlah penting bagi pembimbing agar jemaah merasa tidak jenuh
dan bosan serta jemaah mudah memahami isi materi yang disampaikan.
Metode yang digunakan saat pelaksanaan bimbingan manasik pada Kementrian Agama Kota Tangerang adalah metode ceramah, tanya
jawab, diskusi, dan praktek. 5.
Media Media merupakan suatu wadah atau sarana dalam menyampaikan
materi atau informasi. Media juga disebut sarana prasarana dalam sebuah kegaiatan. Dimana sarana prasarana ini untuk menunjang
keberhasilan suatu kegiatan dalam menyampaikan sebuah materi yang akan disampaikan.
6. Tujuan dan Pengaruh
Bimbingan manasik haji ini bertujuan untuk menjadikan jemaah haji yang mandiri, mematuhi semua peraturan, menjaga nama baik
Negara, berakhlakul karimah, dan melaksanakan ibadah haji dengan baik sesuai dengan syariat.
Adapun pengaruh bimbingan manasik haji ini adalah teori yang diberikan selama ditanah air dapat dipraktekan secara benar ketika
pelaksanaan ibadah haji ditanah suci serta mendapatkan predikat haji mabrur dan menjadi kepribadian yang lebih baik lagi untuk
kedepannya. Menurut Ibu Sarginem salah satu calon jemaah haji mengatakan
“Bimbingan manasik ini sangatlah penting dan membantu saya ketika proses pelaksanaan ibadah haji dan sudah mengetahui sedikit
gambaran tentang kondisi di tanah suci karena saya sudah melaksanakan umrah sebelumnya.
”
61
Sedangkan menurut Bapak Tri Sulistio mengatakan “ Bimbingan manasik ini sangat bermanfaat
sekali, karena sidalam setiap pertemuaannya mempunyai makna yang berbeda-beda sehingga dapat membantu saya untuk bekal nanti
disa na.”
62
Hasil dari bimbingan ini tentunya sangatlah berguna bagi calon jemaah haji tidak hanya bimbingan manasik di Kota Tangerang saja,
umumnya melainkan seluruh jemaah haji Indonesia untuk
melaksanakan ibadah haji di tanah suci dengan baik dan benar, serta melaksankan ibadah haji sesuai dengan syariat dan rukun dan
wajibnya.
61
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sarginem, Tangerang, 04 Juni 2016
62
Wawancara Pribadi dengan Bapak Tri Sulistio, Tangerang, 04 Juni 2016
Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan dalam ibadah haji, maka hikmah yang dapat diperoleh dari ibadah haji adalah
sebagi berikut:
63
a. Mendorong kerja keras untuk mengusahakan biaya haji
b. Melatih rela berkorban
c. Mendidik untuk berani menghadapi kesulitan
d. Melatih disiplin diri
e. Mendorong untuk bertemu dengan bangsa-bangsa lain dari
seluruh dunia f.
Mewujudkan ukhuwah islamiyah g.
Mewujudkan asas persamaan h.
Menjadikan Baitullah sebagai lambing persatuan umat Islam i.
Menapak tilas sejarah Nabi ibrahim AS dan sejarah Nabi Muhammad SAW
j. Memperingati wahyu terakhir yang turun di Arafah
k. Menghayati kebesaran ilahi dan menggambarkan betapa
pertemuan yang akan terjadi di Padang Mahsyar kelak l.
Mendapat jaminan dikabulkannya do’a-do’a m.
Mendapat jaminan diampuninya dosa-dosa n.
Mendapat jaminan masuk syurga
63
Hassan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi Fiqih Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, h. 225