Kajian Pustaka Pemikiran Soekarno tentang marhaenisme

BAB II SEJARAH DAN RIWAYAT HIDUP SOEKARNO

A. Kajian Pustaka

Sebelum penulis mengkaji tulisan ini, ada beberapa tulisan yang membahas tentang Marhaenisme. Salah satunya adalah karya ilmiah skripsi Farid Muttaqin, dengan judul “Sosialisme Religius dalam Marhaenisme Soekarno”. Namun skripsi tersebut, penulis tidak dapat menemukannya. Sedangkan tulisan lainnya adalah tulisan-tulisan yang telah tercetak dalam bentuk buku, di antaranya “Renungan Bung Karno Bapak Marhaenisme Indonesia” oleh O. P. Simorangkir. Dalam tulisan tersebut, penulis melihat hanya membahas secara umum tentang Marhaenisme dan menghubungkannya dengan ekonomi di Indonesia. Yulianto Sigit Wibowo dengan bukunya yang berjudul “Marhaenisme Ideologi Perjuangan Soekarno”. Dalam buku ini, Yulianto membahas bagaimana Sukarno yang terinspirasi dari pemikiran Marxisme menggabungkannya dengan pemikirannya sendiri dalam perjuangannya melawan kolonialisme dan imperialisme. Namun tulisan tersebut bukanlah karya ilmiah dari akademik skripsi melainkan sebagai tulisan lepas. Pada buku lain yang membahas tentang Marhaenisme adalah “Marhaenisme Adjaran Bung Karno” karya Asmara Hadi membahas tentang Marxisme, dan tentang penyesuaian yang dilakukan Soekarno sehingga dapat digunakan di dalam kondisi masyarakat Indonesia. Asmara Hadi dalam bukunya yang lain yang membahas tentang Marhaenisme adalah “Sembilan Tesis Marhaenisme dan Pendjelasan Singkatnya”. Pada buku ini membahas tentang sembilan tesis yang dideklarasikan dalam konferensi Partindo di Jogjakarta pada bulan Agustus 1933 dan memberi penjelasan tiap-tiap tesisnya. Ali Sastroamidjojo dalam bukunya “Dasar-Dasar Pokok Marhaenisme” membahas tentang kapitalisme dan imperialisme dan awal masuknya ke Indonesia. Juga membahas tentang keadaan masyarakat Indonesia yang pada saat itu berhadapan dengan kapitalisme Belanda hingga terjadi pergerakan kemerdekaan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia. Ali Sastroamidjojo menerangkan tentang dasar dari Marhaenisme dan menghubungkan Marhaenisme dengan Pancasila dan manifesto politik. Oleh sebab itu penulis merasa persoalan tersebut penting sekali untuk dikaji ke dalam sebuah karya ilmiah, agar kita dapat memahami secara mendalam dan menyeluruh bagaimana ideologi Marhaenisme yang dipaparkan oleh Soekarno pada 4 Juli 1927 yang lalu.

B. Latar Belakang Keluarga