pergerakan nasionalis dimulai, Soekarno kecil duduk malam demi malam di muka layar, hasrat akan kemerdekaan dihidupkan terus oleh dalang.
6
Selain dengan kakeknya, Soekarno juga dekat dengan pembantu keluarganya yaitu Sarinah, yang dikemudian hari dipujanya sebagai lambang
wanita Indonesia. Soekarno mengakui, bahwa Sarinah besar pengaruhnya dalam hidupnya. Melalui dialah ia belajar mencintai rakyat jelata. Di Tulungagung, ia
hanya menjalani masa yang singkat. Ketika usianya sekitar enam tahun, keluarganya pindah ke Sidoarjo dan kemudian pindah ke Mojokerto. Di
Mojokerto, ayahnya diangkat menjadi guru di Ongkoloro dan Soekarno masuk ke sekolah tempat ayahnya mengajar. Pada masa kecilnya Soekarno telah memiliki
kelebihan, yakni dengan cepat menguasai kawan bermainnya. Ia senang dengan reputasinya sebagai jagoan muda, yang lebih berani dari pada teman-temannya,
suka memimpin dan mengatur kegiatan bermain membuat dirinya menjadi pusat dari suatu geng kecil.
7
C. Latar Belakang Pendidikan
Sekolah di masa Soekarno dipengaruhi politik etis atau hutang budi di bidang pendidikan. Kaum kolonial Belanda di bawah pengaruh J.H. Abendanon
menginginkan pendidikan gaya Eropa dengan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantarnya bagi kaum elit Indonesia yang terpengaruh Barat. Dengan model ini
diharapkan dapat mengambil alih pekerjaan yang ditangani oleh pegawai yang berkebangsaan Belanda, dan dengan ini membuat pribumi berterima kasih dan
mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial. Pada tahun 1908 didirikannya
6
Dahm, Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan, h. 27-29.
7
John D. Legge, Sukarno; Sebuah Biografi Politik, penterjemah; tim PSH Jakarta: Sinar Agape Press, 1985, h. 29.
sekolah Ongkoloro sekolah untuk kaum Bumiputra, dan pada tahun 1915 didirikan Inlandsche Vervolgsholen dengan tujuan untuk membawa para murid
Ongkoloro melanjutkan jenjang pendidikannya ke yang lebih tinggi.
8
Pendidikan dasar ditempuhnya di Tulungagung, ia tinggal bersama kakeknya. Di sinilah masa pembentukan kepribadiannya sesuai nilai-nilai dan
tradisi Jawa, yang berdasarkan karakter cerita pewayangan. Ia di Tulungagung sampai kelas empat, kemudian pindah ke sekolah Eropa di Mojokerto pada tahun
1908. Ayahnya memasukkannya ke sekolah ELS Europese Lagere School
9
agar ia bisa diterima sebagai murid sekolah menengah Eropa, dan pada tahun 1915 ia
lulus.
10
Setelah tamat sekolah dasar, Soekarno berkesempatan melanjutkan pendidikannya di Surabaya. Melalui jasa teman baik ayahnya, yakni Oemar Said
Tjokroaminoto, ayahnya mendaftarkannya ke HBS Hogere Burger School, dan menitipkannya di rumah Tjokroaminoto. Di HBS, Soekarno belajar selama lima
tahun. Pada tanggal 10 Juni 1921 ia lulus dari HBS
11
dan bermaksud melanjutkannya ke Belanda, namun ibunya tidak mengizinkannya. Ibunya
menginginkan agar Soekarno melanjutkannya di dalam negeri saja. Akhirnya Soekarno mendaftarkan diri di Sekolah Tinggi Teknik Technische Hogeschool
di Bandung.
12
8
Simorangkir, Renungan Bapak Marhaen Indonesia, h. 4-5.
9
ELS merupakan sekolah lanjutan Belanda, pada masanya sekolah lanjutan Belanda lebih mudah didapat daripada sekolah bumiputera.
10
Rosihan Anwar, In Memoriam; Mengenang Yang Wafat Jakarta: Kompas, 2002, h. 12. Kelulusan Soekarno banyak perbedaan, pada buku John D. Legge, Soekarno; Sebuah Biografi
Politik, kelulusan Soekarno pada tahun 1916.
11
dari 67 pelajar, yang lulus hanya 52 orang. Soekarno termasuk satu dari lima orang pribumi dan Tionghoa yang lulus ujian.
12
Simorangkir, Renungan Bapak Marhaen Indonesia, h. 9.
Untuk menyelesaikan studinya ia memerlukan waktu satu tahun lebih lama daripada yang telah ditetapkan secara resmi, yaitu empat tahun. Hal tersebut
disebabkan karena tak lama setelah menjadi mahasiswa ia terpaksa meninggalkan Bandung untuk beberapa lama, sebab Tjokroaminoto ditangkap, dan Soekarno
harus mengambil alih urusan rumah tangganya. Ia menyelesaikannya dengan sebuah skripsi tentang rencana pelabuhan dan dinyatakan lulus pada tahun 1926
sebagai seorang insinyur.
D. Aktifitas Politik Sukarno