xix
BAB II PROFIL ABDULLAHI AHMED AN-NA’IM
A. Riwayat Hidup
Abdullahi Ahmed An-Na’im dilahirkan di Sudan. Ia merupakan seorang guru besar di bidang hukum yang mengkaji lebih dalam tentang agama dan hak
asasi manusia HAM di The Emory Law School, Atlanta. An-Na’im adalah pemikir Muslim terkemuka dan ia dikenal sebagai pakar Islam dan hak asasi
manusia dengan perspektif lintas budaya. Penelitiannya mencakup isu- isu ketatanegaraan di negara-negara mayoritas muslim dan Afrika disamping isu-isu
tentang Islam dan politik. Dia juga telah menerbitkan lebih dari 30 artikel tentang hak asasi manusia, konstitusionalisme, hukum Islam dan politik.
Sebagai salah seorang mahasiswa hukum di University of Khartoum di Sudan, An-Na’im aktif di sebuah gerakan reformasi Islam Islamic reform
movement yang dipimpin oleh Mahmoud Mohamed Taha dalam sebuah
organisasi Persaudaraan Republik Republican Brotherhood sampai gerakan ini dibubarkan oleh pemerintah Sudan pada tahun 1984. Kemudian ia juga yang
mempopulerkan pemikiran gurunya yang disampaikan dalam sebuah buku “The Second Message of Islam
”. Organisasi ini didirikan Thaha sebagai partai Republik ditengah-tengah
perjuangan nasionalis Sudan pada akhir perang Dunia II. Keberadaan partai-partai yang ada ketika itu sangat didominasi oleh kaum konservatif. Thaha mencoba
xx mengembangkan dasar-dasar pemahamanya melalui penafsiran ulang Islam dalam
sebuah karya nya yang bejudul The Second Massage of Islam yang diterjemahkan oleh An-Na’im dan diterbitkan pada tahun 1987 serta melalui buku inilah yang
banyak memengaruhi pemikiran An-Na’im. Namun pada tahun 1985, ketika sebuah gerakan Islam fundamentalis mendapatkan tempat di Sudan dan setelah
dieksekusinya Mahmoud Mohamed Taha oleh rejim Sudan Ja’far Numeiry, An- Na’im lalu meninggalkan daerahnya. Sejak pengasingannya dari Sudan, ia
memfokuskan pekerjaannya mambantu kaum muslimin menentukan cara hidup secara islami serta mencakup hak asasi setiap manusia. Projek penelitian
internasionalnya mencakup kajian perempuan, hukum keluarga Islam, Islam dan hak asasi manusia yang selalu disponsori oleh Ford Foundation.
An-Na’im juga menjadi juru bicara yang fasih tentang ide-ide Mahmoud Mohamed Taha, menulis artikel dan berbicara dengan berbagai kalangan dalam
rangka melanjutkan pemikiran gurunya. An-Na’im sendiri bergabung dengan Persaudaraan Republik ketika masih mahasiwa fakultas hukum Universitas
Khartoum. Ia menghadiri sejumlah kuliah yang langsung disampaikan oleh Thaha dan selalu hadir dalam diskusi-diskusi informal di rumah gurunya. Sehingga buku
The Second Massage of Islam lah yang sangat mempengaruhi pemikiran An-
Na’im selanjutnya. Sejak terbunuhnya Mahmoud Mohamed Taha, kelompok ini secara tidak
resmi diorganisasikan kembali menjadi komunitas sosial yang bergerak pada
xxi usaha reformasi Islam menurut tradisi Thaha. An-Naim sendiri menekankan
bahwa pesan ini mewakili suatu pendekatan bukan aksi politik.
9
B. Karya-karya Abdullahi Ahmed An-Na’im.