Pemberian dalam Bentuk Kesejahteraan Karyawan atau Natura

37 akan sakit atau tidak dalam jangka waktu sebulan, atau juga tidak memperhitungkan rata-rata jumlah sakit dalam tahun yang kemudian menjadi dasar perhitungan berapa nilai tunjangan yang didapat. Besaran nilainya bervariasi tergantung kebijakan perusahaan dalam menghitung berapa jumlah tunjangan yang didapat, biasanya tergantung posisi dan lama bekerja. Jika hanya pengobatan tersebut diberikan kepada karyawan dalam bentuk penggantian uang tunai, menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. 281PJ1998 tentang objek PPh Pasal 21, bagi karyawan penggantian ini merupakan penghasilan yang dikenakan PPh. Dengan demikian menurut UU PPh Pasal 6 Ayat 1 Huruf a, pembayaran uang tunai ini dpat dikurangkan sebagai biaya bagi perusahaan. Pertambahan sebagai akibat pemberian penggantian ini akan menambah beban PPh karywan yang bersangkutan. 3 Karyawan diikutsertakan dalam asuransi kesehatan sehingga jika karyawan bersangkutan sakit klaim dapat dilakukan keperusahaan asuransi. c. Pembayaran premi asuransi untuk pegawai : 1 Premi ditanggung perusahaan. 2 Premi ditanggung oleh karyawan yang bersangkutan. 3 Premi sebagian ditanggung perusahaan dan sebagian yang lain ditanggung karyawan 38 e. Iuran pensiun dan iuran jaminan hari tua : 1 Iuran ditanggung perusahaan. Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. 281PJ1998 Tentang objek PPH Pasal 21 yang dikecualikan, bukan merupakan penghasilan bagi karyawan dan menurut UU PPh Pasal 6 Ayat 1 Huruf c dapat dikurangkan dalam penghasilan kena pajak bagi perusahaan. 2 Iuran ditanggung oleh karyawan yang bersangkutan. Jika iuran pensiun dan iuran JHT ditanggung oleh karyawan yang bersangkutan, Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. 281PJ1998 tentang pengurangan yang diperbolehkan dalam menghitung penghasilan kena pajak PPh Pasal 21, iuran tersebut dapat dikurangkan sebagai biaya dalam SPT PPh Pasal 21 bagi karyawan yang bersangkutan. 3 Iuran sebagian ditanggung perusahaan dan sebagian yang lain ditanggung karyawan Iuran yang ditanggung sebagian oleh perusahaan menurut UU PPh Pasal 6 Ayat 1 Huruf e dapat dikurangkan dalam penghasilan kena pajak perusahaan dan iuran yang ditanggung sebagian oleh karyawan menurut Direktur Jenderal Pajak No. 281PJ1998 tentang pengurangan yang diperbolehkan dalam menghitung PPh Pasal 21 dapat dikurangkan sebagai biaya dalam SPT PPh Pasal 21. 39 f. Rumah dinas karyawan : 1 Perusahaan menyediakan rumah dinas Kenikmatan menggunakan fasilitas rumha dinas milik perusahaan tidak diperlakukan sebagai penghasilan karyawan sehingga perusahaan tidak dapat mengurangkan biaya tersebut dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak. 2 Perusahaan memberikan tunjangan perumahan. Pemberian tunjangan perumahan merupakan penghasilan yang dikenakan pajak bagi karyawan dan menurut UU PPh Pasal 6 Ayat 1 Huruf a dapat dikurangkan dalam Penghasilan Kena Pajak bagi perusahaan g. Transportasi 1 Perusahaan menyediakan mobil dinas Jika kenikmatan menggunakan sarana transportasi milik perusahaan tidak diperlakukan sebagai penghasilan karyawan menurut UU PPh Pasal 9 ayat 1 Huruf e perusahaan tidak daptat mengurangkan biaya dengan transportasi biaya penyusutan, eksploitasi atau pemeliharaan sebagai biaya dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak 2 Perusahaan memberikan tunjangan transport Pemberian tunjangan transportasi menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. 281PJ1998 tentang objek PPh Pasal 6 Ayat 1 Huruf a dapat dikurangkan dalam penghasilan Kena 40 Pajak bagi perusahaan. h. Pakaian kerja karyawan Diperusahaan ada karyawan yang menggunakan pakaian kerja yang sehubungan dengan lingkungan kerja dan ada yang menggunakan seragam karyawan pada umumnya. Untuk itu kebijakan mengenai pakaian kerja karyawan dapat dilakukan sebagai berikut : 1 Pakaian kerja sehubungan dengan lingkungan kerja misalnya pakaian kerja untuk satpam. Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. 213PJ2001 Pasal 3 Ayat 1 dapat dikurangkan dalam penghasilan kena pajak perusahaan. 2 Seragam karyawan pada umumnya. Seragam karyawan pada umumnya yang dimaksud disini yaitu karyawan perusahaan memakai pakaian miliknya sendiru seperti karyawan pada umumnya i. Makanan dan natura lainnya 1 Perusahaan memberikan beras atau meyediakan katering untuk karyawan. 2 Tunjangan beras atau uang makan. Pemberian tunjangan beras atau uang makan menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. 281PJ1998 tentang objek PPh Pasal 21 merupakan penghasilan yang kena pajak bagi karyawan dan menurut UU PPh Pasal 6 Atau 1 Huruf a 41 dapat dikurangkan sebagai biaya bagi perusahaan. j. Bonus atau jasa Contoh penerapan tax planning pemberian natura dan kenikmatan berupa beras diganti dengan tunjangan beras berupa uang : Perusahaan mengeluarkan biaya pemberian beras untuk karyawan sebesar Rp. 300.000.000 setahun, merupakan biaya fiscal yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan perusahaan. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat membebankannya sebagai biaya dari penghasilan bruto maka perusahaan melakukan tax planning dengan mengganti bentuknya menjadi tunjangan beras yang dimasukkan ke dalam slip gaji karyawan, seperti terlihat pada perhitungan berikut ini. Tabel 2.1 Contoh Tunjangan Bentuk Natura Diganti Tunjangan Bentuk Uang Natura Tunjangan Beras Pendapatan 1.000.000.000 1.000.000.000 Biaya 500.000.000 500.000.000 Natura dan Kenikmatan 300.000.000 - Tunjangan Beras - 300.000.000 Jumlah Biaya 500.000.000 800.000.000 Penghasilan sebelum pajak 500.000.000 200.000.000 Pajak Penghasilan Badan 132.500.000 42.500.000 setelah pajakPenghasilan 367.500.000 157.500.000 Sumber : Mohammad Zain, 2007 42 Dari hasil perhitungan diatas, ternyata untuk memaksimumkan laba usahanya, sebaiknya perusahaan membayarkan gaji dan upah karyawannya dengan cara memberikannya dalam bentuk uang dan bukan natura. Dengan menerapkan perencanaan pajak, perusahaan melakukan penghematan pajak sebesar Rp. 90.000.000 132.500.000-42.500.000.

7. Perencanaan Pajak atas Biaya Kesejateraan Karyawan pada

Yayasan Karena perlakuan perpajakan bagi yayasan sudah tidak dibedakan dengan badan hukum lainnya, maka yayasan juga perlu mengelola kewajiban pajaknya secara baik, yayasan juga memerlukan perencanaan pajak. Perlakuan perpajakan berkaitan dengan pembayaran penghasilan dari yayasan kepada karyawan menganut prinsip taxability-deductibility, artinya jika bagi karyawan merupakan penghasilan yang dikenakan pajak taxable income, maka bagi yayasan merupakan biaya yang dapat dikurangkan deductable expenses, sebaliknya jika bagi karyawan merupakan penghasilan yang tidak dikenakan pajak non taxable income, maka bagi yayasan merupakan biaya yang tidak dapat dikurangkan non deductable expenses. Jadi selalu ada salah satu pihak yang akan dikenakan Pajak Penghasilan, apakah itu karyawan yang akan dikenakan Pajak 43 Penghasilan 21 atau yayasan yang akan dikenakan Pajak Penghasilan wajib pajak badan. Namun ada beberapa ketentuan perpajakan yang menyimpang dari prinsip tersebut diatas, dimana ada penghasilan karyawan yang tidak dikenakan pajak, tetapi bagi perusahaan pengeluaran tersebut dapat dibebankan sebagai biaya. Akuntansi mendefinisikan biaya sebagai suatu yang dikorbankan untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan. Jadi, semua usaha, tenaga dan sumber yang digunakan untuk memperoleh hasil adalah biaya. Oleh karena itu, semua pembayaran dalam bentuk natura atau kenikmatan kepada karyawannya adalah biaya. Transaksi pembayaran dari yayasan kepada karyawan ditinjau dari perpajakan dapat digolongkan sebagai berikut ; a. yang bagi karyawan merupakan penghasilan yang dikenakan pajak taxable income dan bagi yayasan merupakan biaya yang dapat dikurangkan deductible expense antara lain ; 1 Gaji, upah, honorarium, lembur, bonus, insentif, uang saku dan sejenisnya, 2 Tunjangan dalam bentuk uang, 3 Tunjangan PPh Pasal 21 4 Pesangon, 5 Penggantian pengobatan kepada karyawan 6 Premi Jamsostek Jaminan Kecelakaan Kerja JKK atau 44 Jaminan Kematian JKM, asuransi kesehatan, kecelakaan, kematian, beasiswa dan asuransi dwiguna yang ditanggung pemberi kerja. b. yang bagi yayasan karyawan merupakan penghasilan yang tidak dikenakan pajak non taxable income dan bagi yayasan merupakan biaya yang tidak dapat dikurangkan non deductible expense antara lain : 1 Pemberian dalam bentuk naturakenikmatan kepada karyawan 2 Pemberian fasilitas pengobatan kepada karyawan 3 Pengeluaran atau biaya rekreasi karyawan 4 Pemberian fasilitas rumah dinas kepada karyawan c. yang bagi karyawan merupakan penghasilan yang tidak dikenakan pajak non taxable income dan bagi yayasan merupakan biaya yang dapat dikurangkan 1 Pemberian dalam bentuk natura atau kenikmatan kepada karyawan didaerah terpencil 2 Iuran dana pensiun dan Jaminan Hari Tua JHT yang ditanggung perusahaan 3 Pemberian makanan dan minuman kepada seluruh karyawan ditempat kerja 4 Biaya antar jemput pegawai d. yang bagi karyawan merupakan penghasilan yang tidak 45 dikenakan pajak non taxable income dan bagi yayasan 50 dari seluruh pengeluaran merupakan biaya yang dapat dikurangkan deductible expense antara lain : 1 Kendaraan dinas yang digunakan pegawai tertentu karena pekerjaan atau jabatannya. 2 Telepon seluler yang digunakan pegawai tertentu karena pekerjaan dan jabatannya. Yayasan dihadapkan pada berbagai alternatif pilihan yang mempunyai konsekwensi perpajakan yang berbeda untuk pengeluaran-pengeluaran yang berkaitan dengan pembayaran kepada karyawan. Alternatif kebijakan mana yang akan dipilih oleh yayasan sangat banyak tergantung pada situasi dan kondisi internal dari yayasan.