Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 Penghasilan bagi Yayasan atau Organisasi Sejenis, yang kemudian
ditindaklanjuti lagi dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-39PJ.41995 tentang Penyuluhan Perlakuan Pajak Penghasilan bagi
Yayasan atau Organisasi yang Sejenis dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-87PJ1995 tanggal 10 Oktober 1995 tentang
Pengakuan Penghasilan dan Biaya atas Dana Pembangunan Gedung dan Prasarana Pendidikan bagi Yayasan atau Organisasi yang Sejenis yang
Bergerak di Bidang Pendidikan, maka berdasarkan Surat Edaran dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut surplus dana dari badan
hukum yayasan akan dikenakan Pajak Penghasilan dengan perlakuan yang sama dengan penghasilan neto badan hukum lainnya. Namun, untuk
yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, bila surplus dana yang diperoleh habis digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana
pendidikan dalam jangka waktu 4 tahun, maka atas surplus dana tersebut tidak akan dikenakan Pajak Penghasilan.
Karena perlakuan perpajakan bagi yayasan sudah tidak dibedakan dengan badan hukum lainnya, maka yayasan juga perlu mengelola
kewajiban pajaknya secara baik. Yayasan juga memerlukan perencanaan pajak, Perencanaan pajak tax planning menekankan pada pengendalian
setiap transaksi yang memiliki konsekuensi pajak. Karyawan merupakan unsur yang sangat penting yang berperan
aktif di dalam kegiatan organisasi. Karyawan memberikan prestasi kerja yang baik bagi kemajuan organisasi. Salah satu peluang melakukan
5 efisiensi pajak adalah pengelolaan transaksi yang berhubungan dengan
pemberian kesejahteraan karyawan tersebut dalam bentuk natura dan kenikmatan.
Yayasan Al-Muhajirin adalah salah satu yayasan yang bergerak dibidang pendidikan dan pembangunan islam, dimana tujuan dari
berdirinya yayasan ini bukan untuk mencari laba, melainkan untuk kepentingan pendidikan bukan untuk memperkaya diri sendiri atau
kelompok. Untuk menghindari asumsi tersebut, maka kesejahteraan karyawan perlu diperhatikan, karna karyawan merupakan unsur yang
sangat penting yang berperan aktif di dalam kegiatan organisasi, menciptakan kinerja yang baik agar dapat melayani
Penelitian yang dilakukan oleh Alfarobi 2009 dengan judul penelitian Analisis Efektivitas Penerapan erusahaan. Peneliti tersebut
memberikan saran kepada perusahaan yang diteliti agar pemberian kenikmatan kepada karyawan hendaknya diberikan dalam bentuk
tunjangan berupa uang yang dalam hal ini berarti merupakan penghasilan bagi karyawan sehingga dapat dianggap sebagai biaya oleh perusahaan
dalam mengurangi laba kena pajak. Berdasarkan langkah perencanaan pajak yang dilakukan peneliti tersebut, perusahaan dapat meningkatkan
pajak penghasilan terutang perusahaan sebesar Rp. 66.967.852,-. Perbedaan penelitian saat ini dengan sebelumnya adalah tempat untuk
sasaran penelitian, peneliti sebelumnya meneliti pada perusahaan yang lebih mengutamakan keuntungan atau laba, dan sedangkan pada penelitian
6 sekarang bertempat di yayasan, yang mempunyai misi sosial. Namun, saat
ini yayasan termasuk di dalam definisi badan sehingga merupakan Subjek Pajak Penghasilan, hal ini diatur dalam Pasal 2 ayat 1 b UU PPh.
Dari penjelasan latar belakang diatas, disimpulkan bahwa perencanaan pajak dapat mendukung kinerja perusahaan atau yayasan.
Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian pada Yayasan Al- Muhajirin Kota Depok karena perlakuan perpajakan bagi yayasan tidak
dibedakan dengan badan hukum lainnya, maka yayasan juga perlu mengelola kewajiban pajaknya secara baik. Yayasan juga memerlukan
perencanaan. Mengingat skope pembahasan yang mungkin dapat dibahas tentang perencanaan pajak untuk yayasan cukup luas, maka penelitian ini
hanya membahas tentang perencanaan pajak pada biaya kesejahteraan karyawan. Maka penulis dengan ini memberikan judul pada penelitian
dengan judul “ ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN PADA YAYASAN
AL-MUHAJIRIN KOTA DEPOK ”
2. Pembatasan Masalah Agar ruang lingkup permasalahan pada penelitian ini tidak
menjadi luas, maka batasan dalam penelitian ini adalah a.
Data-data yang digunakan pada tahun 2009 b.
Data utama diperoleh berdasarkan data sekunder yaitu laporan
7 keuangan, serta data pendukung berupa dokumentasi dan
wawancara terstruktur c.
Undang-undang pajak yang digunakan adalah UU PPh Nomor 36 Tahun 2008