52
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang diterapkan adalah metode deskriptif kuantitatif. Dari data-data yang telah
dikumpulkan oleh penulis baik dari penelitian langsung maupun literatur akan dijabarkan melalui analisa guna memperoleh jawaban atas rumusan
yang ada. Analisa yang digunakan dalam menjabarkan penelitian ini adalah:
1. Analisa Kualitatif, yaitu analisa dengan cara mempelajari dalam menguji apakah ketentuan-ketentuan yang berlaku telah ditetapkan oleh
yayasan telah sesuai dengan Undang-undang perpajakan yang berlaku. 2. Analisa Kuantitatif, yaitu analisa atas hasil penelitian dengan
menggunakan penghitungan angka-angka. Analisa ini dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai gaji, tunjangan serta iuran yang
berlaku di yayasan. Kemudian mengujinya dengan penghitungan Pajak Penghasilan yang berlaku.
E. Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasi variabel-variabel yang digunakan dalam membahas masalah tersebut, variabel utama yang berkenaan
dengan topik pembahasan dalam skripsi ini merupakan variabel tunggal yang terdiri dari sub variabel antara lain:
1. Perencanaan Pajak Tax Planning
Yaitu analisis sistematik dalam membedakan kebebasan pajak yang ditujukan untuk meminimalkan kewajiban pajak dalam periode perpajakan
53 yang berjalan di masa depan.
2. Pajak Penghasilan Yayasan
Yaitu Pajak penghasilan dikenakan terhadap Penghasilan Kena pajak dari wajib pajak. Penghasilan Kena Pajak dari wajib pajak dihitung dengan
cara mengurangkan penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak dengan biaya-biaya yang diperkenankan dikurangkan deductible expenses sesuai
ketentuan perpajakan. 3.
Jenis-jeni Biaya Kesejahteraan Karyawan Kesejahteraan karyawan yang dapat meminimalkan beban pajak
terdiri dari : a.
PPh Pasal 21 Karyawan 1
PPh ditanggung karyawan yang bersangkutan Jumlah PPh Pasal 21 yang terhutang akan ditanggung oleh
karyawan itu sendiri sehingga benar-benar mengurangi penghasilan.
2 Tunjangan PPh
Jika PPh pasal 21 diberikan dalam bentuk tunjangan, maka jumlah tunjangan tersebut akan menambah penghasilan
karyawan dan kemudian baru dikenakan PPh pasal 21. Dalam hal ini penghitungan PPh dilakukan dengan cara gross up
dimana besarnya tunjangan pajak sama dengan jumlah PPh Pasal 21 terhutang untuk masing-masing karyawan.
3 PPh ditanggung perusahaan
PPh pasal 21 yang terhutang akan ditanggung oleh perusahaan