BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian bab-bab yang telah dipaparkan dalam bab-bab yang lalu telah dijelaskan bahwa sebuah tafsir terdiri dari aspek teknis penafsiran serta aspek
metodologis penafsiran. Penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Aspek teknis Tafsîr Tamsyiyyat al-Muslimîn adalah bisa dijabarkan sebagai berikut:
pertama, sistematika penyajian Tafsîr Tamsyiyyat al-Muslimîn adalah runtut sesuai
dengan urutan tertib ayat dan sûrah seperti dalam Mush af ‘Usmâni. Kedua, bentuk
penyajian yang digunakan adalah rinci walaupun dalam tempat lain terkadang global. Ketiga,
bentuk penulisan yang dipakai oleh tafsir ini adalah non ilmiah, yakni tidak seperti skripsi atau tesis yang ditulis untuk keperluan akademik. Keempat, Tafsîr
Tamsyiyyat al-Muslimîn ini mempunyai sifat individual atau ditulis oleh satu orang
penulis, dan yang terakhir, Kelima, tafsir ini memakai sumber-sumber rujukan buku tafsir klasik sepert Tafsir
Ma’alim al-Tanzîl karya Husain ibn Mas‗ûd al-Bagawi, Tafsîr Ibn Katsir
karya Ibn Katsîr, Tafsîr Mafâtih al-Ghaib karya Fachruddin al- Razy, Tafsir Lubâb al-
ta’wîl karya al-Khâzin, dan Tafsîr Rûh alMa‘ani karya al- Alûsi.
2. Sedangkan aspek Metodologis Tafsîr Tamsyiyyat al-Muslimîn adalah, Pertama, Tafsir ini memakai metode penafsiran riwayat. Kedua, Tafsir Tamsyiyyat ini memiliki
nuansa atau corak fiqh, karena pembahasan dalam tafsir tersebut banyak menitikberatkan terhadap masalah fiqh. Ketiga, pendekatan tafsir yang dipakai dalam
tafsir ini adalah metode pendekatan kontekstual.
B. Saran-Saran
Penelitian terhadap karya tafsir di Indonesia sampai sejauh ini dirasakan masih sangat minin dan bisa dikatakan kurang lengkap. Di samping itu para peneliti tradisi
penafsiran di Indonesia banyak dilakukan oleh peneliti- peneliti dari ―Barat‖ dibanding
orang asli Indonesia sendiri sebagai pewaris tradisi. Padahal khazanah tafsir yang telah dirintis sejak beberapa abad lalu tersebut, sangat kaya dan terlalu berharga untuk
dilupakan begitu saja, karena bagaimanapun tradisi penulisan tafsir merupakan salah satu bagian penting dari sebuah peradaban negara Indonesia. Oleh karena itu, penelitian
selanjutnya yang lebih konprehensif terhadap karya tafsir Indonesia, penulis sarankan agar lebih diperhatikan lagi, karena masih banyaknya wilayah kajian tafsir di Indonesia
yang belum tersentuh oleh para peneliti, seperti karya tafsir Ahmad Sanusi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII,
Bandung: Mizan, 1998, cet ke-IV
Baidan, Nashruddin, Metodologi Penafsiran Al-Quran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, Cet. ke-II
_____, Perkembangan Tafsir di Indonesia, Solo: Tiga Serangkai, 2003, cet. ke-1.
Basri, Hasan, Laporan penelitian dan Penulisan KH. Ahmad Sanusi, Proyek penelitian Departemen Agama, 1986
Benda, Harry J., Bulan Sabit dan Matahari terbit: Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang
, Jakarta: PT. Pustaka Jaya, 1985
Bruinessen, Martin Van, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat; Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia
, Bandung: Mizan, 1999, Cet-3
Burhanuddin, Mamat S., Hermeuneutik al- Qur’an ala Pesantren: Analisis Terhadap
Tafsir Marah Labid Karya K.H. Nawawi Banten, Yogyakarta: UII Press, 2006
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Daerah Jawa Barat, Jakarta: Debdikbud, 1984
Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren; Study Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1982
al-Dzahabî, Muhammad Hussain, al-Tafsîr wa al-Mufassirûn, Beirût: Markaz al-Tsabît al-
‗Arabî, 1989