Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Body image bagi remaja merupakan suatu hal yang penting, karena pada masa remaja seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis.
Perubahan yang pesat ini menimbulkan respon tersendiri bagi remaja berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan perubahan bentuk tubuhnya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Conger dan Peterson dalam Sarafino, 1998 yang mengatakan bahwa pada masa remaja, para remaja biasanya mulai bersibuk diri
dengan penampilan fisik mereka dan ingin mengubah penampilan mereka. Keinginan ini disebabkan karena remaja sering merasa tidak puas terhadap
penampilan dirinya. Bagaimana perasaan seseorang mengenai penampilan fisik inilah yang disebut dengan body image Valencia, 2008.
Body image dapat juga didefinisikan sebagai derajat kepuasan individu terhadap dirinya secara fisik yang
mencakup ukuran, bentuk, dan penampilan umum Cash dan Deagle dalam Jones, 2002. Peneliti akan menggunakan istilah gambaran tubuh untuk menjelaskan
body image pada penelitian ini. Santrock 2003 mengatakan bahwa perhatian terhadap gambaran tubuh
seseorang sangat kuat terjadi pada remaja yang berusia 12 hingga 18 tahun, baik pada remaja perempuan maupun remaja laki-laki. Para remaja melakukan
berbagai usaha agar mendapatkan gambaran tubuh yang ideal sehingga terlihat menarik seperti, berpakaian yang sesuai dengan bentuk tubuh atau menggunakan
Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
alat-alat kecantikan, namun usaha tersebut belum sepenuhnya dapat memuaskan penampilan mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat Dion dalam Hurlock, 1999
yang menyatakan bahwa meskipun pakaian dan alat-alat kecantikan dapat digunakan untuk menyembunyikan bentuk-bentuk fisik yang tidak disukai remaja
dan untuk menonjolkan bentuk fisik yang dianggap menarik, tetapi hal tersebut belum cukup untuk menjamin adanya perasaan puas terhadap tubuhnya.
Ketidakpuasan terhadap tubuh lebih banyak dialami oleh remaja perempuan dari pada remaja laki-laki. Pada umumnya, remaja perempuan lebih kurang puas
dengan keadaan tubuhnya dan memiliki lebih banyak gambaran tubuh yang negatif, dibandingkan dengan remaja laki-laki selama masa pubertas. Hal tersebut
dikarenakan pada saat mulai memasuki masa remaja, seorang perempuan akan mengalami peningkatan lemak tubuh yang membuat tubuhnya semakin jauh dari
bentuk tubuh yang ideal, sedangkan remaja laki-laki menjadi lebih puas karena massa otot yang meningkat. Brooks-Gunn Paikoff dalam Santrock, 2003. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian Winzeler 2005 yang menyatakan bahwa remaja laki-laki lebih bangga dengan tubuhnya dan lebih puas dengan berat
badannya sebesar 73 dari pada remaja perempuan yang hanya sebesar 47. Berdasarkan pemaparan diatas, menunjukkan adanya perbedaan tingkat
ketidakpuasaan terhadap gambaran tubuh pada remaja laki-laki dan perempuan. Ketidakpuasan ini yang pada akhirnya membuat remaja menjadi tidak percaya diri
dan menganggap penampilannya sebagai sesuatu yang menakutkan. Hasil penelitian Pope, Philips, dan Olivardia 2000 menunjukkan bahwa
perempuan lebih memperhatikan penampilan fisik dibandingkan laki-laki.
Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
Penjelasan ini bukan berarti penampilan fisik yang menarik hanya pada perempuan saja tetapi laki-laki pun terkadang memperhatikan penampilan mereka.
Ketidakpuasan terhadap gambaran tubuh pada remaja perempuan umumnya mencerminkan keinginan untuk menjadi lebih langsing Davison, Markey,
Birch dalam Markey, 2005. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan majalah perempuan Glamour, diperoleh hasil bahwa dari 4000 remaja perempuan, hanya
19 saja yang merasa puas akan tubuhnya, dan sisanya 81 merasa tidak puas dan cenderung melakukan diet. Berikut penulis mencantumkan sebuah artikel
yang diambil dari sebuah media cetak. “Gue mau banget punya badan langsing. Soalnya temen-temen gue men-
“support” untuk mempunyai badan yang langsing. Gue juga mengonsumsi suplemen untuk memperlancar gue mendapatkan tubuh yang indah, yah,
meskipun ada efek sampingnya, tapi ya gak apa-apalah. Hehe.” Putri, Kompas 10 Juli 2009.
Pada remaja laki-laki ketidakpuasan terhadap tubuhnya juga timbul karena
keinginan untuk menjadi lebih besar, lebih tinggi, dan berotot Evans, 2008. Hal ini disebabkan karena adanya figur ideal yang menjadi panutan yang dapat
diperoleh dari faktor luar seperti media. Media dapat mempengaruhi gambaran ideal akan sosok tubuh seseorang, baik itu laki-laki maupun perempuan. Semakin
sering melihat sosok tubuh sempurna, maka semakin besar obsesi untuk bisa seperti model dalam majalah Harmatz, Gronendyke Thomas, dalam Mills
D’Alfonso 2007. Berdasarkan pemaparan diatas, menunjukkan bahwa media yang muncul dimana-mana memberikan gambaran ideal mengenai figur
perempuan dan laki-laki yang dapat mempengaruhi gambaran tubuh seseorang.
Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
Berscheid Papalia Olds, 2008 menyatakan bahwa remaja yang memiliki persepsi positif terhadap gambaran tubuh lebih mampu menghargai dirinya.
Individu tersebut cenderung menilai dirinya sebagai orang dengan kepribadian cerdas, asertif, dan menyenangkan. Perubahan fisik karena pubertas dapat
membuat kaum remaja diliputi perasaan tidak pasti dan takut yang menyebabkan mereka cenderung berpikir negatif. Dacey dan Kenny 2004 mengemukakan
bahwa persepsi negatif remaja terhadap gambaran tubuh akan menghambat perkembangan kemampuan interpersonal dan kemampuan membangun hubungan
yang positif dengan remaja lain. Para remaja seringkali rentan terhadap perasaan negatif ketika mereka merasa bahwa mereka ditolak oleh teman sebaya. Bagi
remaja yang bentuk tubuhnya tidak ideal, sering menolak kenyataan perubahan fisiknya sehingga mereka tampak mengasingkan diri karena merasa minder dan
bagi remaja yang menerima perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, menganggap hal tersebut merupakan suatu hal yang wajar karena memang akan
dialami oleh semua orang yang melalui masa pubertas. Rasa minder itu timbul karena remaja menyadari bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam
hubungan sosial. Remaja menyadari bahwa mereka yang menarik biasanya mendapat perlakuan lebih baik dari pada mereka yang kurang menarik Hurlock,
1999. Pada usia remaja banyak dari mereka yang berusaha mengubah
penampilannya sehingga terlihat menarik. Kepedulian terhadap penampilan dan gambaran tubuh yang ideal dapat mengarah kepada upaya obsesif seperti
mengontrol berat badan Davison Birch dalam Papalia, 2008. Pola ini menjadi
Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
lebih umum diantara anak perempuan ketimbang anak laki-laki. Pada umumnya remaja melakukan diet, berolahraga, melakukan perawatan tubuh, mengkonsumsi
obat pelangsing dan lain-lain untuk mendapatkan berat badan yang ideal Dacey Kenny, 2001. Konsep tubuh yang ideal pada perempuan adalah tubuh langsing
Sanggarwaty, 2003, sedangkan pada laki-laki adalah tubuh berisi, berotot, berdada bidang, serta biseps yang menonjol McCabe, 2004. Orang dengan tubuh
kurang ideal selalu dipersepsikan malas dan mudah puas dengan dirinya, dan banyak dari mereka yang berharap agar berat badannya turun dengan sendirinya
Brownell dalam Sarafino, 1998. Begitu sadar berat badannya bertambah, biasanya orang akan mencoba membatasi makanannya Gunawan, 2004. Hal ini
mengakibatkan banyak dari remaja yang mengontrol berat badan dengan melakukan diet dan berolahraga untuk membentuk tubuh yang ideal. Sejauh ini
remaja lebih menyukai diet untuk menurunkan berat badan. Diet didefinisikan sebagai kegiatan membatasi dan mengontrol makanan yang
akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan Hawks, 2008. Berdasarkan hasil penelitian Vereecken dan Maes dalam Papalia
2008, pada usia 15 tahun, lebih dari setengah remaja perempuan di enam belas negara melakukan diet atau berpikir mereka harus melakukan hal tersebut. Pada
umumnya, perempuan memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan laki-laki. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan
adalah 25-30 pada perempuan dan 18-23 pada laki-laki. Perempuan dengan lemak tubuh lebih dari 30 dan laki-laki dengan lemak tubuh lebih dari 25
dianggap mengalami kelebihan berat badan Maulana, 2008.
Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
Kim dan Lennon 2006 mengatakan bahwa, diet mencakup pola-pola perilaku yang bervariasi, dari pemilihan makanan yang baik untuk kesehatan
sampai pembatasan yang sangat ketat akan konsumsi kalori. Menurut Ilyas Kompas, 2009 diet yang sebenarnya adalah cara mengombinasikan makanan
dan minuman yang kita konsumsi setiap hari, yaitu kombinasi antara 60-70 karbohidrat, 10-15 protein, dan 20-25 lemak. Jadi, diet itu bukan berarti harus
menahan lapar sepanjang hari. Perilaku tidak sehat yang dapat diasosiasikan dengan diet misalnya puasa, tidak makan dengan sengaja, penggunaan pil-pil diet,
penahan nafsu makan atau laxative, muntah dengan disengaja, dan binge eating French, Perry, Leon Fulkerson, 1995.
Diet yang dilakukan oleh remaja bukanlah hal yang dapat disepelekan. Saat remaja adalah saat ketika tubuh seseorang sedang berkembang pesat dan sudah
seharusnya mendapatkan komponen nutrisi penting yang dibutuhkan untuk berkembang. Kebiasaan diet pada remaja dapat membatasi masukan nutrisi yang
mereka butuhkan agar tubuh dapat tumbuh. Selain itu, diet pada remaja juga dapat menjadi sebuah titik awal berkembangnya gangguan pola makan. Beberapa
penelitian lain juga mengatakan bahwa seorang remaja yang berdiet kemudian menghentikan dietnya dapat menjadi overeater perilaku makan berlebihan pada
tahun-tahun berikutnya Hill, Oliver Rogers dalam Elga, 2007. Hal ini menjadi sebuah bukti bahwa perilaku diet dapat membawa dampak yang buruk bagi
kesehatan remaja yang melakukannya. Saat ini, diet merupakan salah satu cara cara yang paling populer untuk
menurunkan berat badan karena diet dapat dilakukan oleh hampir semua orang,
Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
tidak mahal, diterima secara sosial, dan tidak menimbulkan efek samping yang langsung terasa Hill, dkk. dalam Elga, 2007. Ogden 2002 menyatakan hal
sebaliknya, bahwa orang-orang yang mempunyai keinginan untuk mengubah bentuk tubuhnya tidak selalu melakukan diet. Beberapa orang memilih untuk
mengenakan baju-baju yang membuat mereka terlihat kurus atau melakukan jalan pintas melalui operasi. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata seseorang yang
memiliki rasa tidak puas terhadap bentuk tubuhnya belum tentu melakukan diet, melainkan mereka dapat memilih cara-cara lain untuk memperbaiki
penampilannya. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian terhadap
gambaran tubuh sangat kuat terjadi pada masa remaja, baik pada remaja laki-laki maupun perempuan. Para remaja melakukan melakukan berbagai usaha agar
mendapatkan gambaran tubuh yang ideal sehingga terlihat menarik. Salah satu usaha tersebut adalah dengan melakukan diet. Permasalahan yang ingin dikaji
dalam penelitian ini adalah bahwa peneliti ingin melihat hubungan antara gambaran tubuh dan perilaku diet pada remaja.
B. Perumusan Masalah