Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
4. Hasil analisa data
a. Hasil perhitungan korelasi
Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang negatif antara gambaran tubuh dan perilaku diet pada remaja. Hal ini mengandung pengertian bahwa semakin
positif gambaran tubuh maka intensitas perilaku diet yang dilakukan akan semakin rendah, dan sebaliknya semakin negatif gambaran tubuh maka intensitas
perilaku diet yang dilakukan akan semakin tinggi. Untuk pengujian statistik, maka dirumuskan hipotesa statistik sebagai berikut:
Ho : ≥ 0
Ha : 0 Hipotesa nol Ho mengandung pengertian bahwa tidak ada hubungan antara
gambaran tubuh dan perilaku diet pada remaja. Hipotesa alternatif Ha mengandung pengertian bahwa ada hubungan yang negatif antara gambaran tubuh
dan perilaku diet pada remaja.
Tabel 12. Korelasi pearson
Correlations gambaran
tubuh perilaku
diet
gambaran tubuh
Pearson Correlation
1 -.554
Sig. 2-tailed .000
N 215
215 perilaku diet
Pearson Correlation
-.554 1
Sig. 2-tailed .000
N 215
215 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
Dari hasil pengujian statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 15,0 for windows maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang negatif antara gambaran tubuh dengan perilaku diet pada remaja, nilai r = -.554 dengan two tailed 0.01.
R-Square yang diperoleh dari hubungan gambaran tubuh dan perilaku diet sebesar 0,31. Hal ini mengandung pengertian bahwa 31 perubahan yang terjadi
pada gambaran tubuh ditentukan oleh perilaku diet dan 69 lainnya ditentukan oleh faktor-faktor lain selain perilaku diet.
b. Kategorisasi data penelitian
Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar 2006 menyatakan bahwa kategorisasi
ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Kriterianya terbagi atas tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi.
Menurut Azwar 2006, pengkategorisasian tiga jenjang rendah, sedang, dan tinggi ini merupakan pengkategorisasian minimal yang digunakan oleh peneliti.
Apabila hanya dilakukan pengkategorisasian dalam dua jenjang misalnya tinggi dan rendah maka akan menghadapi resiko kesalahan yang cukup besar bagi skor-
skor yang terletak disekitar mean kelompok 2006. Pengkategorisasian dalam tiga jenjang ini digunakan untuk menghindari resiko kesalahan yang cukup besar
dan untuk keefesienan kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan norma kategorisasi sebagai berikut Azwar, 2006.
Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
Tabel 13. Kriteria kategorisasi data gambaran tubuh dan perilaku diet
Variabel Kriteria Jenjang
Kategori
Gambaran Tubuh
Mean + 1 SD ≤ X
Tinggi Mean – 1 SD
≤ X Mean + 1 SD Sedang
X Mean – 1 SD Rendah
Perilaku Diet Mean + 1 SD
≤ X Tinggi
Mean – 1 SD ≤ X Mean + 1 SD
Sedang X Mean – 1 SD
Rendah
Dalam penelitian ini, peneliti mengkategorisasikan data penelitian berdasarkan mean hipotetik dan mean empirik. Mean hipotetik untuk melihat
posisi relatif individu berdasarkan norma skor idealnya skala, sedangkan mean empirik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma standar subjek
penelitian.
1 Gambaran skor gambaran tubuh
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap gambaran tubuh adalah sebanyak 39 aitem dengan format Likert dan Semantik Diferensial dalam lima
alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 14. Gambaran skor gambaran tubuh
Variabel Skor Empirik
Skor Hipotetik
Gambaran tubuh
Min Maks
Mean SD
Min Maks
Mean SD
77 172
131.97 19.330
39 195
117 26
Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat dilihat bahwa mean empirik skala gambaran tubuh sebesar 131.97 dengan standar deviasi empirik sebesar 19.330
dan mean hipotetik sebesar 117 dengan nilai standar deviasi sebesar 26. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan
bahwa mean empirik lebih besar dari pada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara umum subjek penelitian ini memiliki skor gambaran tubuh yang lebih
tinggi dari pada skor gambaran tubuh secara teoritis berdasarkan skala gambaran tubuh yang disusun oleh peneliti.
Kriteria kategorisasi untuk variabel gambaran tubuh dengan jumlah dan persentase subjek di dalamnya dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15. Kategorisasi data empirik gambaran tubuh
Variabel Rentang Nilai
Kategori Frekuensi Persentase
Gambaran Tubuh
151.3 ≤ X
Tinggi 29
13.5 112.64
≤ X 151.3 Sedang
152 70.7
X 112.64 Rendah
34 15.8
Berdasarkan tabel 15 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang tergolong kategorisasi gambaran tubuh tinggi yaitu subjek yang memiliki gambaran tubuh
positif sebanyak 29 orang 13.5 , subjek yang tergolong kategorisasi gambaran tubuh sedang yaitu subjek yang memiliki gambaran tubuh diantara positif dan
negatif sebanyak 152 orang 70.7 , dan subjek yang tergolong dalam kategori gambaran tubuh rendah yaitu subjek yang memiliki gambaran tubuh negatif
sebanyak 34 orang 15.8.
Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
2 Gambaran skor perilaku diet
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap perilaku diet adalah sebanyak 28 aitem dengan format Likert dalam empat alternatif pilihan jawaban.
Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 16. Gambaran skor perilaku diet
Variabel Skor Empirik
Skor Hipotetik
Perilaku diet
Min Maks
Mean SD
Min Maks
Mean SD
31 74
47.53 8.342
28 112
70 14
Berdasarkan tabel 16 di atas, dapat dilihat bahwa mean empirik skala perilaku diet sebesar 47.53 dengan standar deviasi empirik sebesar 8.342 dan mean
hipotetik sebesar 70 dengan nilai standar deviasi sebesar 14. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean
empirik lebih kecil dari pada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa subjek penelitian memiliki skor perilaku diet yang lebih rendah dari pada skor perilaku
diet secara teoritis berdasarkan skala perilaku diet yang disusun oleh peneliti.
Tabel 17. Kategorisasi data empirik perilaku diet
Variabel Rentang Nilai
Kategori Frekuensi Persentase
Perilaku Diet
55.872 ≤ X
Tinggi 29
13.5 39.188
≤ X 55.872 Sedang
149 69.3
X 39.188 Rendah
37 17.2
Berdasarkan tabel 17 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang tergolong kategorisasi perilaku diet tinggi sebanyak 29 orang 13.5 , subjek yang
Raisa Andea : Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja, 2010.
tergolong kategorisasi perilaku diet sedang sebanyak 149 orang 69.3 , dan subjek yang tergolong dalam kategori perilaku diet rendah yaitu sebanyak 37
orang 17.2 .
G. Hasil Tambahan