BAB III TINJAUAN UMUM HOTEL JW MARRIOT MEDAN
3.1 Sejarah Berdirinya
Ide untuk mendirikan perusahaan dan menjlankannya lahir sebagai akibat dari keputusan bersama mentri keuangan RI dan mentri perhubungan RI No. 101 bulan
September 1986, yaitu keputusan tentang pemberian fasilitas yang sebesar-besarnya kepada pengusaha-pengusaha yang berminat untuk berusaha dibidang perhotelan, sebagai
upaya untuk mendorong kemajuan dibidang pariwisata di Indonesia. Serta keputusan presiden mengenai perdagangan bebas yang mulai berlaku tahun 2009 ini. Setelah
mempelajari dokumen-dokumen dan surat-surat tersebut dan keterangan-keterangan yang menyakinkan dari pihak-pihak yang berkompeten, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
usaha perhotelan di Indonesia saat ini adalah usaha yang sangat menguntungkan dan mempunyai aspek-aspek sosial yang luas.
Sehingga sebagai realisasi dari keputusan tersebut maka dibangunlah sebuah hotel
JW Marriot Medan yang berbintang lima dan berkelas internasional. Dengan memakai lisensi dari perusahaan perhotelan terkemuka di dunia yaitu perusahaan JW Marriott
company, hotel ini mulai dibangun pertengahan tahun 2007 dan akhirnya dapat mulai
beroperasi pada 25 Februari 2009. Atas kepemimpinan Mr.Charlie sebagai owner pemilik hotel ini terus
melakukan perbaikan mengenai luas, gedung, fasilitas dan lain sebagainya, demi terbentuknya imej yang baik bagi citra hotel JW Marriott Medan.
Dede Anwar Putra Sinaga : Strategi Banquet Departemen Dalam Meningkatkan Pendapatan Di JW Marriot Hotel Medan, 2009
USU Repository © 2008
3.2 Klasifikasi Hotel
Klasifikasi hotel JW Marriot dapat dinilai dari beberapa ketentuan di bawah ini : 1.
Berdasarkan Tujuan Penggunaan Hotel Berdasarkan tujuan penggunaan hotel selama tamu menginap hotel JW
Marriot Medan merupakan salah satu bussines hotel, dimana hotel ini banyak digunakan untuk keperluan bisnis oleh kalangan karyawan ataupun bisnismen.
Pelayanan hotel ini cepat dan berkualitas. Berbagai informasi mengenai bisnis disediakan oleh hotel. Fasilitasnya disesuaikan dengan selera para tamunya.
2. Berdasarkan lokasi hotel
Berdasarkan lokasinya, hotel JW Marriot Medan merupakan salah satu City hotel hal ini ditandai dengan bangunan hotel berdiri dipusat kota. Ciri lainnya
adalah karena para tamunya umumnya digunakan oleh semua kalangan. 3.
Berdasarkan hotel plan usage rencana penjualan hotel plan usage adalah faktor daya jual dan rencana penjualan, merupakan
sistem harga jual kamar dengan cara yang tertentu seperti harga kamar saja, harga kamar sudah termasuk makan siang, malam, atau pagi.
Berdasarkan rencana penjualan kamarnya hotel JW Marriot Medan menerapkan sistem Bermuda plan, yaitu harga kamar sudah termasuk makan pagi
dengan standar American Breakfast yang cepat dan berkualitas. 4.
Berdasarkan besaran size hotel Melihat ukurannya hotel JW Marriot Medan merupakan medium hotel yang
jumlahnya mencapai 282 kamar. Karena jumlah kamar yang kurang dari 300 kamar maka jenis hotel ini dikelompokkan lagi menjadi average hotel yang
Dede Anwar Putra Sinaga : Strategi Banquet Departemen Dalam Meningkatkan Pendapatan Di JW Marriot Hotel Medan, 2009
USU Repository © 2008
berkapasitas 300 – 600 kamar. Seperti yang diterangkan oleh Drs.Naimuddin Dely Putra pada diktatnya hotel manajemen 3: 15
5. Berdasarkan lamanya tamu menginap
Berdasarkan lamanya tamu menginap di hotel JW Marriot Medan merupakan bussines hotel, dimana tamu menginap relatif singkat. Dikarenakan
tamu yang tujuannya adalah untuk berbisnis.
3.3 Fasilitas yang Dimiliki