BAB IV
PENINGKATAN PENDAPATAN HOTEL JW MARRIOTT DARI DEPARTEMEN BANQUET
4.1
Hotel adalah Akomodasi yang Akomodatif
Sebelum kita berbicara mengenai peningkatan pendapatan hotel ada baiknya kita terlebih dahulu membahas mengenai kinerja hotel. Di dalam konsep kepariwisataan hotel
ialah akomodasi bagi wisatawan yang datang dari berbagai penjuru dunia. Sekalipun demikian akomodasi di sini masih mengandung pengertian ganda, yaitu akomodasi dalam
pengertian yang sempit dan akomodasi dalam pengertian luas. Dalam arti sempit hotel merupakan sarana dimana para wisatawan dapat
menginap dan memenuhi kebutuhannya selama dalam perjalanan yang dilakukannya. Sedangkan dalam pengertian luas akomodasi bukan sekedar tempat penginapan.
Akomodasi dapat diartikan sebagai menerima, menghimpun, memuat, menampung,dan menempatkan wisatawan di dalam hotel, bilamana hotel telah melakukan hal tersebut
maka hotel telah melakukan fungsinya sebagai sarana akomodasi.
Kinerja hotel adalah performance secara menyeluruh yang meliputi lokasi fisik
bangunan serta fasilitas dan perlengkapan, pengelolaan dan pemasaran, hingga kontribusinya terhadap kepariwisataan setempat. Untuk mencapai taraf akomodasi yang
akomodatif, hotel perlu memperhatikan persyaratan seperti syarat lokasi, syarat fisik bangunan, fasilitas dan perlengkapan, pemeliharaan, perawatan dan lain sebagainya.
4.2 Strategi Peningkatan Pendapatan Hotel
Dalam peningkatan pendapatan yang ingin dilakukan oleh hotel, maka perlu adanya strategi yang jitu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Selama penulis melakukan
Dede Anwar Putra Sinaga : Strategi Banquet Departemen Dalam Meningkatkan Pendapatan Di JW Marriot Hotel Medan, 2009
USU Repository © 2008
praktek kerja lapagan penulis menemukan beberapa strategi yang dilakukan oleh pihak marketing bersama dengan pihak banquet dalam meningkatkan pendapatan yang
dinginkan. Adapun beberapa strategi yang dilakukan adalah : a
Pengembangan Produk Baru Pengembangan produk baru pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara
sadar dan berencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah jenis produk yang dihasilkan ataupun yang akan dipasarkan.
Suatu hal yang penting diperhatikan dari produk baru adalah, apakah produk baru tersebut cocok dengan susunan family of produck artinya produk tersebut haruslah
dinyatakan dengan tegas kedudukannya diantara produk-produk yang telah ada terlebih dahulu. Sehingga dengan demikian kita dapat mengetahui bagian konsumen mana yang
produk tersebut masuki. Adapun contoh-contoh mengenai produk-produk baru ini antara lain adalah :
• Menyediakan entertaiment berupa traditional dance
• Pelayanan out-side cathering
• Penambahan set menu baru yang lebih variatif
• Dan lain-lain.
b Meningkatkan Mutu Produk
Mutu dari suatu produk dan pelayanan sangat mempengaruhi apakah produk dan pelayanan tersebut akan dibayar tamu. Apabila terjadi suatu fasilitas banquet yang
memiliki kualitas pelayanan yang dimiliki oleh hotel lain maka factor pelayanan memegang peran penting untuk memenangkan persaingan tersebut.
Dede Anwar Putra Sinaga : Strategi Banquet Departemen Dalam Meningkatkan Pendapatan Di JW Marriot Hotel Medan, 2009
USU Repository © 2008
Disamping itu juga dalam hal produk makana dan minuman yang terpenting adalah memperhatikan kebersihan, pelayanan yang bersifat bagus dengan tenaga yang
professional dan harga yang memadai pula. 3.
Modernisasi Fasilitas Banquet Selain mutu produk dan juga pelayanannya pihak hotel juga memperhatikan
peralatan dan perlengkapan yang dianggap kurang layak. Diawal pengopersian hotel ini, peralatan yang dipilih oleh masing-masing manager mengenai peralatan yang akan
digunakan adalah peralatan yang termasuk paling baik dan baru. Mereka memprediksikan masa ekonomis yang sesuai dengan masa ekonomis
yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal memodernisasi fasilitas dan peralatan, yaitu :
a. Mengganti peralatan, seperti glassware, chinaware, cutlery, dan
sebagainya yang sudah tidak layak lagi untuk dipakai atau bila masa ekonomisnya telah habis.
b. Merenovasi dan memperluas ruangan banquet yang disesuaikan dengan
kebutuhan tamu tanpa harus menghilangkan arsitetektur ruangan atau cirri khas dari ruangan tersebut dan juga cirri khas daerah setempat.
c. Memperlengkapi ruangan banquet dengan sound system yang modern
d. Memiliki event organizer yang lengkap dan profesional, mulai dari
protokol MC , lighting, visual, artis penghibur, dan lain sebagainya.
4. Menjalin Hubungan Baik dengan Konsumen
Dede Anwar Putra Sinaga : Strategi Banquet Departemen Dalam Meningkatkan Pendapatan Di JW Marriot Hotel Medan, 2009
USU Repository © 2008
Suksesnya kegiatan pemasaran yag dilakukan perusahaan tidak hanya bergantung kepada pengembangan produk, peningkatan mutu pelayanan dan mutu produk, adanya
produk baru, modernisasi fasilitas, tetapi juga sangat bergantung kepada pembinaan hubungan baik antara pihak hotel dengan customer secara berksinambungan. Hal ini
terbukti dapat meningkatkan pendapatan hotel dari banquet department secara signifikan, oleh karena itu pihak hotel sangat memperhatikan faktor pendukung ini.
Ada beberapa trik atau cara dalam menarik simpati customer untuk selalu berlangganan terhadap hotel tersebut, yaitu :
• Mengirim kartu, karangan bunga, ucapan selamat pada hari-hari isrimewa
atau hari-hari besar, serta mengirim hadiah-hadiah pada saat hari besar tersebut kepada langganan hotel,
• Mengirimkan informasi berupa brosur-brosur yang kiranya penting bagi
perusahaan yang bersangkutan •
Membuat lucky draw pada saat event yang diselenggarkan di hotel tersebut,
• Ikut memberi sambutan dan kata-kata selamat pada setiap acara yang
dilangsungkan di dalam hotel, kata sambutan ini biasanya dilakukan oleh general manager hotel tersebut atau dapat diwakilkan bila general
manager tersebut sedang berhalangan. •
Pihak owner juga turun tangan dalam menjaga agar customer merasa senang dan ingin berlangganan pada hotel tersebut. Misalnya dengan
memberi kata sambutan atau potongan harga khusus bagi koleganya. 5.
Meningkatkan Volume Penjualan
Dede Anwar Putra Sinaga : Strategi Banquet Departemen Dalam Meningkatkan Pendapatan Di JW Marriot Hotel Medan, 2009
USU Repository © 2008
Usaha meningkatkan volume penjualan produk hotel dapat dilakukan melalui dua cara, dimana satu dengan yang lain saling berkaitan. Kedua cara tersebut adalah :
• In-house selling
Bagian dari setiap rencana tindakan penjualan sales action plan harus dilaksanakan melalui serangkaian tindakan-tindakan yang sistematik untuk meningkatkan
pendapatan hotel melalui tamu-tamu yngsedang menginap di hotel, tindakan semacam ini disebut dengan in-house selling. Usaha-usaha ini dapat dengan mudah dan memakan
waktu yang cepat untuk dilaksanakan dan pastinya tidak memakan banyak uang untuk melakukannya. Dibandingkan dengan melakukan penjualan ke luar selain memakan
waktu yang lama, pihak hotel juga harus merencanakan yang sangat matang pula agar kerugian diperoleh seminimal mungkin. Walaupun demikian usaha tersebu juga perlu
dilakukan, untuk terciptanya pendapatan yang maksimal. In-house selling dapat dilakukan oleh setiap karyawan yang ada di dalam hotel,
karena tugas mereka langsung berhubungan dengan tamu. Tetapi umumnya yang paling efektif dalam meningkatkan volume penjualan melalui in-house selling adalah waiter,
dimana mereka bias membujuk atau menawarkan kepada tamu yang sedang makan di restoran tidak terbatas pada apa-apa saja yang telah dipesan, tetapi sesuatu yang belum
dipesan dapat ditawaekan langsung kepada tamu. •
Kepuasan Tamu Kepuasan tamu dapat dicapai melalui kualitas produk dan kesesuaian persepsi
tamu terhadap produk hotel. Persepsi tamu terhadap produk tersebut dapat terbentuk oleh tingkat pengetahuan, pengalaman, serta tingkat kebutuhan tamu atas produk yang
disediakan oleh hotel. Sejauh mana produk yang tersedia telah dimengerti dialami dan
Dede Anwar Putra Sinaga : Strategi Banquet Departemen Dalam Meningkatkan Pendapatan Di JW Marriot Hotel Medan, 2009
USU Repository © 2008
dibutuhkan oleh tamu, sejauh itulah persepsi tamu terhadap produk tersebut. Dengan demikian kepuasan adalah persoalan persepsi.
Kepuasan tamu dan in-house selling adalah metode yang saling berkaitan yang bila mena dilaksanakan dengan bersamaan maka akan menghasilkan peningkatan volume
penjualan yang optimal. 6. Promosi Terhadap Produk
Kegiatan ini sangatlah penting bagi terwujudnya penjualan yang maksimal. Butuh informasi yang menyangkut mengenai produk yang dihasilkan oleh hotel tersebut.
Melalui media massa maupun secara tertulis adalah yang paling sering dilakukan. Bahkan bila tidak melalui sarana internet hotel tersebut tidak dapat dikatakan modern dan baik
promosinya. Hal ini diakibatkan perkembangan jaman yang semakin menuntut menuju dunia maya yang serba mudah dan cepat untuk mencari informasi.
Kegiatan promosi produk tidak lepas dari kegiatan pemasaran produk tersebut. Kegiatan pemasaan merupakan kegiatan yang cukup penting, oleh sebab itu perlu
memahami kata pemasaran itu sendiri yang sering diartikan salah, dan hal itu akan berakibat pada kurangnya hasil yang akan dicapai. Pemasaran adalah suatu sistem dari
keseluruhan kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk hotel yang dapat memuaskan kebutuhan
baik, kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial. Menurut Drs. Naimuddin ada tujuh prinsip pemasaran yang harus diterapkan oleh
hotel. Yang keseluruhan prinsip ini sedang dilaksanakan oleh hotel ini. Prinsip-prinsip tersebut yaitu, konsep pemasaran yang tepat, orientasi pasar, pemuasan kebutuhan dan
keinginan tamu, pangsa pasar, nilai dan proses penukaran, siklus hidup produk, bauran
Dede Anwar Putra Sinaga : Strategi Banquet Departemen Dalam Meningkatkan Pendapatan Di JW Marriot Hotel Medan, 2009
USU Repository © 2008
pemasaran. Bila suatu hotel telah menerapkan prinsip-prinsip pemasaran ini maka penjualan melalui proses promosi produk akan mencapai hasil yang maksimal dan sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh pihak hotel. 7. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Manajemen personalia atau pengelolaan sumber daya manusia dapat diartikan sebagai egiatan yang meliputi perencanaan, pengorganissian, pengarahan,
pengkoordinasian, dan pengendalian semua unsur yang menjadi kekuatan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.
Di dalam suatu organisasi atau perusahaan termasuk perhotelan, sumberdaya manusia yang terpenting adalah manusia yang dapat memberi tenaga, memiliki bakat
serta memiliki kreatifitas. Tanpa orang-orang yang cakap maka organisasi, pengelolaan, maupun mekanisme organisasi tidak akan berjalan atau gagal mencapai tujuannya. Untuk
itulah pihak personalia harus mampu menjaga kualitas sumber daya manusia ini agar tetap dapat memberikan yang terbaik untuk perusahaan.
Disamping itu juga agar personalia tidak kecolongan dari perusahaan yang lainnya yang menginginkan sumber daya manusia yang telah perusahaan miliki sekarang
ini. Pada saat ini bukan para pekerja saja yang memperebutkan sumber pekerjaan, melainkan juga perusahaan yang baru berdiri berebut sumber daya manusia yang
berkualitas dan mampu memberikan kemajuan bagi perusahaan. Demi meningkatnya kualitas tenaga kerja yang diharapkan maka perlu adanya
kinerja dan fungsi manajemen personalia sebagai pencari dan pengontrol kualitas para karyawannya. Fungsi-fungsi manajemen personalia itu antara lain adalah :
• Fungsi pengembangan tenaga kerja
Dede Anwar Putra Sinaga : Strategi Banquet Departemen Dalam Meningkatkan Pendapatan Di JW Marriot Hotel Medan, 2009
USU Repository © 2008
Fungsi ini meliputi kegiatan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para karyawan agar dapat mengikuti peribahan yang terjadi di dalam organisasi
perusahaan, dengan tukuan meningkatkan mutu dan keterampilan serta pengetahuan pekerja sehingg dapat mengikuti perkembangan yang terjadi
• Fungsi pengadaan tenaga kerja
Fungsi ini meliputi kegiatan menentukan kebutuhan tenaga kerja, termasuk kualitas serta kuantitasnya, mencari sumber-sumber tenaga kerja yang efektif dan efisien,
mengadakan test atau seleksi terhadap pelamar, menempatkan tenaga kerja yang sesuai dengan keahliannya, memberi pendidikan serta latihan yang diperlukan bagi tenaga kerja
yang bersangkutan agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan ketentuan perusahaan.
• Fungsi pemberian kompensasi
Fungsi ini meliputi kegiatan pemberian balas kepada para pekerja atau karyawan, menentukan sistem kompensasi yang mampu memberikan dorongan kepada prestasi
karyawan, disamping menentukan besar kompensasi yang diterima masing-masing karyawan secara adil.
• Fungsi integrasi
Fungsi ini merupakan kegiatan umum, yaitu untuk menyelaraskan tujuan organisasi dengan tujuan individu para pekerja. Terjadinya sinkronisasi akan menggalang
kekompakan didalam iramakerja organisasi dengan irama kerja para individu pelaksananya sehingga akan menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi pada upaya
pencapaian tujuan organisasi. •
Fungsi pemeliharaan suasana kerja
Dede Anwar Putra Sinaga : Strategi Banquet Departemen Dalam Meningkatkan Pendapatan Di JW Marriot Hotel Medan, 2009
USU Repository © 2008
Fungsi ini mencakup pelaksanaan pada program ekonomis maupun non-ekonomis yang diharapkan dapat memberikan ketentraman kerja bagi para pekerja sehingga dapat
bekerja dengan rasa tenang dan penuh rasa konsentrasi guna menghasilkan prestasi kerja sebagaimana yang diharapkan organisasi atau perusahaan.
Pihak hotel akan mendapat keuntungan yang besar bila memiliki asset atau sember daya manusia yang dapat memberikan kualitas pelayanan yang bagus. Dengan ini
customer akan merasa betah untuk berlangganan pada hotel tersebut. Sehingga dengan itu personalia harus menjaga hubungan yang baik dengan
karyawan manapun. Bahkan pihak hotel memberikan gaji yang bersaing dengan hotel lain untuk mempertahankan assetnya. Selain memberikan gaji yang bersaing hotel juga
memberikan insentif atau bonus setiap bulannya agar pelayanan yang diberikan lebih baik dari sebelumnya serta dapat memberikan semangat agar para karyawan dapat
bersemangat dalam bekerja.
4.3 Masalah yang Dihadapi