Faizal Amri Harahap : Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Daun Nilam Pogostemon cablin
Benth. Asal Aceh Tenggara, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam baik hayati maupun nonhayati. Kekayaan sumber daya alam hayati terlihat dari melimpahnya
bermacam-macam jenis flora yang tersebar di berbagai wilayah di seluruh pelosok tanah air. Sumber daya hayati ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri,
obat-obatan dan bahan perdagangan lain yang menghasilkan devisa negara serta pendorong pertumbuhan ekonomi negara. Selain terkenal rempah-rempahnya,
Indonesia juga terkenal dengan minyak atsirinya Isfaroiny dan Mitarlis, 2005. Minyak atsiri yang disebut juga minyak eteris merupakan minyak yang
mudah menguap dengan komposisi yang berbeda-beda sesuai dengan sumber penghasilnya. Minyak atsiri bukan merupakan zat kimia tunggal, melainkan
merupakan kumpulan dari komponen senyawa kimia yang memiliki sifat fisika dan kimia yang berbeda-beda. Dengan kemajuan teknologi di bidang minyak atsiri maka
usaha penggalian sumber-sumber minyak atsiri dan pendayagunaannya dalam kehidupan manusia semakin meningkat. Minyak atsiri tersebut digunakan sebagai
bahan pengharum atau pemberi aroma pada makanan, sabun, pasta gigi, wangi- wangian dan obat-obatan. Untuk memenuhi kebutuhan yang semangkin meningkat
ini maka diperlukan sumber-sumber penghasil minyak atsiri yang lain Lutony dan Rahmayati, 2000; Bulan, 2004.
Beberapa jenis tanaman yang mengandung minyak atsiri telah lama dikenal di Indonesia, antara lain suku Lamiaceae Labiatae, Pinaceae, Lauraceae,
Faizal Amri Harahap : Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Daun Nilam Pogostemon cablin
Benth. Asal Aceh Tenggara, 2009. USU Repository © 2009
Myrtaceae, Apiaceae, Poaceae, Rutaceae, Piperaceae, Asteraceae dan Zingiberaceae. Minyak atsiri ini dapat bersumber dari bagian tanaman : daun, bunga, buah, biji,
kulit batang atau akar Sudaryani dan Endang, 2001. Nilam merupakan salah satu tanaman perdu yang termasuk famili Labiatae.
Hasil dari tanaman ini adalah minyaknya, yang diperoleh dengan cara penyulingan, baik batang maupun daunnya. Tanaman ini telah lama dikembangkan di Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam NAD karena propinsi ini merupakaan daerah yang cocok untuk pembudidayaan nilam Rohman dan Hermanto, 2004.
Di pasar internasional, nilam diperdagangkan dalam bentuk minyak yang dikenal dengan nama “Patchaoli oil”. Dari berbagai jenis tanaman penghasil minyak
atsiri di Indonesia maka minyak nilam masih menjadi primadona, yang mana setiap tahunnya lebih dari 45 devisa negara dari ekspor minyak atsiri dihasilkan oleh
minyak ini. Indonesia merupakaan pemasok 80-90 minyak nilam dunia. Sejak dekade tujuh puluhan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD memberikan
kontribusi sekitar 70 dari kapasitas ekspor minyak nilam. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tanaman nilam mempunyai prospek yang cukup baik untuk
dikembangkan. Oleh karena itu tanaman ini perlu mendapatkan perhatian yang serius untuk diteliti khususnya dari proses pengolahannya sehingga mempunyai
rendemen yang tinggi dan kadar “Patchaoli alkohol” yang tinggi agar dapat memenuhi standar ekspor Yanyan, dkk., 2004; Sufriadi dan Mustanir, 2004
Penulis tertarik melakukan penelitian tentang salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yaitu tanaman nilam Pogostemon cablin Benth. dimana dalam
penelitian ini yang digunakan adalah daunnya karena menurut Guenther 1952 sel-sel minyak atsiri banyak terdapat di daun dibandingkan di bagian lain dari
Faizal Amri Harahap : Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Daun Nilam Pogostemon cablin
Benth. Asal Aceh Tenggara, 2009. USU Repository © 2009
tanaman. Minyak atsiri yang dihasilkan nilam ini mempunyai komponen utama yaitu Patchouli alkohol dimana senyawa ini merupakan penentu bau yang wangi dan
khas minyak nilam sehingga banyak digunakan sebagai bahan pencampur dan pengikat wangi-wangian dalam industri parfum, farmasi dan kosmetik.
1.2 Perumusan Masalah