Faizal Amri Harahap : Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Daun Nilam Pogostemon cablin
Benth. Asal Aceh Tenggara, 2009. USU Repository © 2009
nonglandular, mesofil tipe dorsiventral, pada berkas pengangkutnya terdapat penebalan xylem bentuk spiral, Gambar dapat dilihat pada lampiran 3-4 Halaman
52-53. Sedangkan mikroskopik terhadap serbuk simplisia ditemukan fragmen- fragmen: stoma tipe diasitik, kelenjar labiat, rambut penutup, serta berkas
pengangkut Gambar dapat dilihat pada lampiran 5 Halaman 54.
4.3 Hasil Isolasi Minyak Atsiri Dari Simplisia Daun Nilam
Pemeriksaan organoleptis pada minyak atsiri yang diisolasi dari simplisia Pogostemonis cablin Folium memiliki warna kuning muda yang jernih,dan bau yang
aromatik dan khas sedangkan ekstrak nilam memiliki warna kuning tua dan bau yang aromatik dan khas.
Berdasarkan penetapan kadar minyak atsiri yang diperoleh dengan mengunakan alat Stahl terhadap simplisia dan ekstrak daun nilam yang berasal dari
Aceh Tenggara diperoleh kadar minyak atsiri masing-masing sebesar 1,99 dan 4,61 . Kadar minyak atsiri pada simplisia 1,99 tidak memenuhi persyaratan
kadar pada MMI 1995 yaitu 3 begitu juga menurut Sudaryati Endang 1999 yaitu 2,5-5 .
Tabel 1. Hasil Penetapan Kadar Minyak Atsiri
No. Sampel
Kadar praktek Kadar Standart Materia
Medika Indonesia,1999 1
Minyak atsiri simplisia daun nilam
1,99 MMI,1995 3
2 Minyak atsiri ekstrak
daun nilam 4,61
-
Faizal Amri Harahap : Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Daun Nilam Pogostemon cablin
Benth. Asal Aceh Tenggara, 2009. USU Repository © 2009
Dari informasi diatas rendahnya kadar minyak atsiri disebabkan karena daunnya terlalu muda sehingga hasil metabolitnya masih sedikit sependapat dengan
Santoso 1990 waktu panen harus tepat jangan terlalu muda dan jangan pula terlalu tua. Waktu panen yang tepat adalah 7-9 bulan setelah ditanam dan pemanenan
berikutnya setiap 3-4 bulan sekali, dapat juga disebabkan penggunaan bibit yang tidak selektif oleh petani nilam tanpa memperhatikan keunggulan tanaman sesuai
dengan surat keputusan Menteri Pertanian RI No.319 sd 321KptsSR. 12082005 tanggal 1 Agustus 2005, telah dilepas tiga varietas ungulan nilam dengan nama
varietas Tapak tuan, Lhokseumawe dan Sidikalang dengan masing-masing kadar minyak atsiri 2,07-3,87; 2,00-4,14; 2,23-4,23 .
Rendahnya kadar minyak nilam dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti topografi, ketinggian, kualitas tanah dan iklim. Menurut Guenther 1952
nilam yang tumbuh didataran rendah kadar minyaknya lebih tinggi sedangkan kadar patchouli alkoholnya lebih rendah sebaliknya nilam yang tumbuh didataran tinggi
kadar minyaknya lebih rendah namun kadar patchoulinya lebih tinggi. Kadar ekstrak minyak nilam adalah 4,61. Jika dibandingkan kadar
keduanya kadar pada ekstrak lebih tinggi dibanding dengan simplisia karena ekstrak merupakan penyarian dari simplisia.
Faizal Amri Harahap : Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Daun Nilam Pogostemon cablin
Benth. Asal Aceh Tenggara, 2009. USU Repository © 2009
4.4 Analisis Minyak Atsiri Daun Nilam Dengan GC-MS