Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
menentukan untuk dapat dipidananya perbuatan. Nilai bahayanya bagi kepentingan hukum dari perbuatan itu adalah terletak pada timbulnya unsur syarat
tambahan, bukan semata-mata pada perbuatan.
53
b. Jenis Tindak Pidana
KUHP kita yang berlaku sekarang membagi jenis tindak pidana menjadi dua kelompok, yaitu kejahatan yang diatur dalam Buku Kedua dan pelanggaran
yang diatur dalam Buku Ketiga. Di samping itu dalam Ilmu Hukum Pidana dikenal beberapa jenis tindak pidana, diantaranya adalah:
54
1 Tindak pidana formil
Tindak pidana formil adalah tindak pidana yang perumusannya dititikberatkan kepada perbuatan yang dilarang. Jadi tindak pidana tersebut telah selesai
dengan dilakukannya perbuatan yang dilarang sebagaimana yang tercantumdirumuskan dalam peraturan perundang-undangan pidana.
2 Tindak pidana materil
Tindak pidana materil adalah tindak pidana yang perumusannya dititikberatkan kepada akibat yang dilarang dalam suatu undang-undang.
Jadi tindak pidana ini baru selesai apabila akibat yang dilarang dari suatu perbuatan itu telah terjadi.
3 Tindak pidana comisionis
53
Ibid., hal. 110-111
54
M. Hamdan, Tindak Pidana Suap dan Money Politics, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2006, hal. 9
Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
Tindak pidana comisionis adalah tindak pidana yang berupa pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
4 Tindak pidana omisionis
Tindak pidana omisionis adalah tindak pidana yang berupa pelanggaran terhadap perintah yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
5 Dolus dan Culpa
Dolus adalah tindak pidana yang dilakukan dengan sengaja sedangkan culpa adalah tindak pidana yang dilakukan dengan kelalaian atau karena kealpaan.
6 Tindak pidana aduan klachtdelict
Tindak pidana yang dilakukan itu baru dapat dilakukan penuntutan apabila ada pengaduan. Jadi jika tidak ada pengaduan maka tindak pidana tersebut tidak
akan dituntut.
c. Tempat dan Waktu Tindak Pidana
Tidak mudah untuk menentukan secara pasti tentang waktu dan tempat dilakukannya tindak pidana. Hal ini disebabkan oleh hakikat tindak pidana
merupakan tindakan manusia, dimana pada waktu melakukan tindakannya seringkali manusia menggunakan alat yang dapat menimbulkan akibat pada waktu
dan tempat yang lain di mana orang tersebut telah menggunakan alat-alat itu. Dapat pula terjadi bahwa tindakan dari seorang pelaku telah menimbulkan akibat
pada waktu dan tempat dimana pelaku tersebut telah melakukan perbuatannya. Jadi, tempus delicti adalah waktu di mana telah terjadi suatu tindak pidana
sedangkan locus delicti adalah tempat tindak pidana berlangsung. Menurut van
Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
Bemmelen yang dipandang sebagai tempat dan waktu dilakukannya tindak pidana pada dasarnya adalah tempat dimana seorang pelaku telah melakukan
perbuatannya secara materil.
55
1 tempat dimana seorang pelaku itu telah melakukan sendiri perbuatannya;
Yang dianggap sebagai locus delicti adalah:
2 tempat di mana alat yang telah dipergunakan oleh seseorang itu bekerja;
3 tempat di mana akibat langsung dari suatu tindakan itu telah timbul;
4 tempat di mana akibat konstitutif itu telah timbul.
Undang-undang tidak memberikan penjelasan perihal waktu dan tempat tindak pidana. Oleh sebab itu teori-teori mengenai waktu dan tempat ini menjadi
sangat penting dalam praktik hukum, karena teori-teori itulah yang dapat menjadi pegangan hakim dalam memecahkan persoalan yang menyangkut tentang waktu
dan tempat. Teori yang dimaksud, yaitu:
56
1 Teori perbuatan jasmani leer van het materiele feit
Menurut teori perbuatan jasmani atau perbuatan materiil, waktu dan tempat tindak pidana adalah waktu dan tempat di mana perbuatan jasmani yang
menjadi unsur tindak pidana itu pada kenyataannya diwujudkan.
57
2 Teori alat leer van het instrument
Menurut teori alat, waktu dan tempat tindak pidana adalah waktu dan tempat di mana alat digunakan dan bekerja efektif dalam hal terwujudnya tindak
pidana.
58
55
Evi Hartanti, op. cit., hal. 8
56
A. Zainal Abidin Farid, op. cit., hal.177
57
Adami Chazawi buku I, op. cit., hal. 136. Lihat juga Suharto, Hukum Pidana Materil Unsur-Unsur Obyektif Sebagai Dasar Dakwaan, Edisi Kedua, Cetakan Ke-I, Sinar Grafika,
Jakarta, 1996, hal. 32
Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
3 Teori akibat leer van het gevolg
Menurut teori ini, waktu dan tempat tindak pidana adalah waktu dan tempat di mana akibat dari perbuatan itu timbul. Mengenai waktu dan tempat
tindak pidana pasif omissi berupa tindak pidana pelanggaran terhadap kewajiban hukum untuk berbuat, misalnya mengabaikan panggilan hakim untuk menjadi
saksi ahli atau juru bahasa di persidangan pengadilan pasal 522 KUHP adalah waktu dan tempat di mana ia seharusnya memenuhi kewajiban hukum itu
dilakukan.
59
Terhadap perbarengan concursus atau samenloop, oleh karena terjadinya beberapa tindak pidana yang berlain-lainan, maka perihal waktu dan tempat tindak
pidana adalah pada waktu dan tempat masing-masing terwujudnya tindak pidana itu. Terhadap penyertaan khususnya antara pelaku penganjur uitlokker dengan
pelaku pelaksana pleger, dimana antara waktu dan tempat perbuatan menganjurkan tindak pidana dengan tindak pidana diwujudkan oleh pelaku
pelaksananya tidak sama, maka dapat dipandang sebagai waktu dan tempat tindak pidana adalah waktu dan tempat di mana perbuatan penganjuran itu terjadi.
60
Terjadinya pelaku pembantu sebelum tindak pidana diwujudkan dengan pelaku pelaksana, dimana waktu dan tempat pemberian bantuan misalnya
meminjamkan pistol berlainan dengan dilaksanakannya tindak pidana oleh pelaku pelaksananya menembak korban dengan pistol itu, dan matilah korban,
58
Lihat al: Zainal A. Farid, op. cit., hal 178-179; Adami Chazawi buku I, op. cit., hal. 136; A. Fuad Usfa dan Tongat, op. cit., hal. 53-54; dan Suharto, op. cit., hal. 32
59
Ibid.
60
Adami Chazawi, op. cit., hal. 140
Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
maka waktu dan tempat tindak pidana pembunuhan adalah waktu dan tempat di mana akibat matinya korban karena tembakan itu.
61
a. Pengertian Korupsi