Pemeriksaan di Tingkat Banding 1. Pertimbangan Hukum

Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008. USU Repository © 2009 M.Hum. dan Elyta Ras Ginting, SH. LLM masing-masing sebagai hakim anggota dengan dibantu oleh Rosmardiana, SH sebagai panitera pengganti Pengadilan Negeri Medan, serta dihadiri oleh Septebrina, SH, Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Medan, dihadapan Terdakwa. 214 Menimbang, bahwa pertimbangan tersebut di atas yang melangkahi serta menyampingkan dakwaan yang pertama jaksa penuntut umum yang primair dan

B. Pemeriksaan di Tingkat Banding 1. Pertimbangan Hukum

Pengadilan Tinggi Medan berdasarkan permohonan banding jaksa penuntut umum terhadap perkara tersebut telah menjatuhkan putusan No. 354PID2006PT.MDN, yang dalam pertimbangan hukumnya menyatakan sebagai berikut: Menimbang, bahwa permintaan banding dari jaksa penuntut umumpembanding tanggal 25 Agustus 2006 tersebut telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut cara yang ditentukan dalam undang-undang karenanya permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi telah melihat bahwa pada halaman 39 dan seterusnya Pengadilan Tingkat Pertama langsung mempertimbangkan langsung dan terlebih dahulu dakwaan kedua jaksa penuntut umum sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 374 KUHP jo. Pasal 64 KUHP tentang penggelapan; 214 Ibid. Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008. USU Repository © 2009 subsidair adalah sesuatu pemikiran, perbuatan dan pertimbangan yang tidak lazim dan tidak proporsional; Menimbang, bahwa Pengadilan tinggi melihat penempatan dan pengajuan surat dakwaan disusun secara gabungan kumulatif dan alternatif dimana pembuktian serta pencocokan dengan keterangan saksi dan bukti surat haruslah terlebih dahulu mempertimbangkan pada dakwaan pertama yang primair dan subsidair bukannya langsung pada dakwaan yang kedua sehingga membingungkan pembacanya; Menimbang, bahwa adanya susunan surat dakwaan yang pertama primair dan subsidair tersebut terlihatlah dengan jelas tentang penggabungan surat dakwaan yang harus dipertimbangkan secara berurutan pertama kemudian yang kedua dan bukannya langsung yang kedua, bahkan pertimbangan dalam surat dakwaan yang disusun secara alternatif pun harus dimulai pertimbangan dari yang pertama primair dahulu kemudian yang subsidair dan bukan langsung pada pilihan yang dirasa tepat tanpa pertimbangan dan pencocokan dengan fakta-fakta yang ada dengan melangkahimenyampingkan yang pertama tersebut; Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan di atas dimana dakwaan pertama primairsubsidair yang sistem susunannya dalam dakwaan jaksa penuntut umum terhadap terdakwa Ir. Suhariono, SPd. bersifat kumulatif maka pertimbangan dalam pembuktian sepatutnya dilakukan mulai dari dakwaan pertama kemudian yang kedua dan tidak melangkah kepada pilihan yang kedua; Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan Pengadilan Tingkat Pertama sebagaimana dalam putusan tanggal 22 Agustus 2006 No. 1636Pid.B2006PN- Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008. USU Repository © 2009 Mdn tersebut haruslah dibatalkan dan Pengadilan Tingkat Banding akan mengadili sendiri sesuai dengan fakta hukum yang dihadapkan jaksa penuntut umum tersebut; Menimbang, bahwa surat dakwaan yang pertama terdakwa diancam pidana dengan Pasal 2 UU RI No. 31 Tahun 1999 jo. UU Ri No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP yang unsur-unsurnya ialah: secara melawan hukum berbuat yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara; Menimbang, bahwa membaca secara hurfiah dari keterangan Pasal 2 Bab II tindak pidana korupsi tersebut, maka dapat diperbincangkan lebih lanjut mengenai cara perbuatannya tidak diatur lebih lanjut sehingga dicocokkan dengan keterangan saksi dan pengakuan terdakwa tidak bersesuaian dengan unsur pidana dalam surat dakwaan, jaksa penuntut umum dalam dakwaan kesatu yang primair; Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan tersebut di atas maka dakwaan kesatu yang primair tersebut tidak menyentuh perbuatan terdakwa sehingga patutlah dibebaskan dari dakwaan kesatu yang primair dan akan ditelusuri lagi dengan dakwaan pertama subsidair; Menimbang, bahwa unsur pertama subsidair melanggar Pasal 3 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP dimana unsur- unsurnya adalah: 1. Barang siapa; Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008. USU Repository © 2009 2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendirikoperasi; 3. Menyalahgunakan wewenang, kesempatan, atau sarana yang ada padanya; 4. Karena jabatan atau kedudukan; 5. Merugikan keuangan negaraperekonomian negara; 6. Perbuatan berlanjut; Menimbang, bahwa unsur barang siapa atau siapa saja berbuatbertindak merupakan kesadaran diri sendiri sebagai subjek hukum pendukung hak dan kewajiban sehingga perbuatan ini dapat dipertanggungjawabkan kepadanya; Menimbang, bahwa terdakwa bernama Ir. Suhariono, SPd. orang yang kapasitasnya sebagai guru dan predikat pendidikan tinggi seorang sarjana pendidikan berumur 35 tahun adalah sosok orang yang cukup dewasa bertindak secara rasional dan keterampilan yang dapat diandalkan dan jelas telah memenuhi kualifikasi sebagai salah satu unsur sebagaimana yang disaratkan dalam Pasal 3, telah terpenuhi; Menimbang, bahwa terdakwa Ir. Suhariono, SPd. bertindak sebagai salah satu rekanan PT. PLN Persero Cabang Medan dalam pelaksanaan PP Off Line, sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 telah melakukan kerja sama dengan KUD Citra Kencana sehingga akhirnya terdakwa bertindak sebagai pelaksana pekerjaan penerimaan rekening listrik pelanggan PT. PLN Cabang Medan khususnya di Kecamatan Percut Sei Tuan Medan; Menimbang, bahwa dengan keterlibatan terdakwa untuk bertindak sebagai pelaksana maka dapat saja resiko rugi dan keberatan secara hukum maupun administrasi ditanggung oleh terdakwa Ir. Suhariono, SPd. akan tetapi akhirnya Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008. USU Repository © 2009 sejak Agustus 2002 sampai Februsru 2004 sejumlah uang pelanggan yang telah membayar rekening listrik pada terdakwa ternyata tidak disetorkan oleh terdakwa pada PT. PLN Cabang Medan, sehingga akhirnya terdakwa digugat secara perdata di Pengadilan Negeri Medan sehingga rumah dan usaha wartelnya telah disita dan terdakwa diajukan di depan persidangan umum Pengadilan Negeri Medan dengan dakwaan yang berlapis sebagaimana tersebut di atas; Menimbang, bahwa untuk mengetahui apakah benar terdakwa telah melakukan perbuatan melawan hukum pidana dengan sengaja dan melawan hukum harus dipertimbangkan terlebih dahulu urusan perbuatan materil dari tindak pidana yang didakwakan jaksa penuntut umum yang telah dilakukan oleh terdakwa; Menimbang, bahwa bulan Agustus 2002 sampai dengan Februari 2004 terdakwa Ir. Suhariono, SPd. telah menerima uang pembayaran tagihan rekening listrik dari 123,885 lembar rekening dengan jumlah uang Rp. 4.071.315.845 empat milyar tujuh puluh satu juta tiga ratus lima belas ribu delapan ratus empat puluh lima rupiah; Menimbang, bahwa jumlah uang yang belum disetorkan adalah sebanyak Rp. 314.928.676 tiga ratus empat belas juta sembilan ratus dua puluh delapan ribu enam ratus tujuh puluh enam rupiah dan dari uang tersebut dipergunakan terdakwa untuk; 1. Membangunmemasang instalasi di PLn Timur; 2. Selebihnya dipergunakan untuk kebutuhan biaya hidupnya sehari-hari; Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008. USU Repository © 2009 3. Atas uang Rp. 314.928.676 tiga ratus empat belas juta sembilan ratus dua puluh delapan ribu enam ratus tujuh puluh enam rupiah tersebut di atas berasal dari uang pelanggan yang telah diterimanya dan tidak disetorkan ke Pt. PLN Medan dan terdakwa tidak pernah menandatangani formulir laporan TUL V-06 kepada pihak Bank Bukopin yang seharusnya formulir tersebut harus ditandatangani oleh pihak Bank Bukopin selaku penampung setoran; Menimbang, bahwa menurut laporan hasil perhitungan kerugian keuangan negara kasus tindak pidana korupsi tentang penerimaan uang pembayaran rekening listrik pelanggan PT. PLN Persero Cabang Medan tahun 2002 dan 2004 tanggal 15 November 2005 yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP uang sebesar Rp. 314.928.676,- tiga ratus empat belas juta sembilan ratus dua puluh delapan ribu enam ratus tujuh puluh enam rupiah tersebut termasuk dalam kerugian negara PT. PLN Persero Cabang Medan pada Bank Bukopin Cabang Medan tersebut; Menimbang, bahwa PT. PLN Persero adalah perusahaan negara yang mengelola kepentingan publik sehingga menggunakan anggaran APBN; Menimbang, bahwa alasan terdakwa mengenai penggunaan uang sejumlah tertera di atas adalah dilakukan atas restu dan pengetahuan para pejabat PT. PLN Persero Cabang Medan adalah sama sekali tidak masuk akal sehat dan juga tidak ada surat tertulis yang resmi dan ditandatangani para pejabat PT. PLN Persero tersebut; Menimbang, bahwa penggunaan uang bagi pemasangan instalasi listrik di wilayah PLN Ranting Medan Timur tidaklah tugas dan tanggung jawab terdakwa Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008. USU Repository © 2009 dan juga tidak ada perintah tugas langsung secara tertulis dari direktur PT. PLN Persero Cabang Medan sehingga alasan terdakwa terhadap pembenaran tugasnya sebagaimana tersebut di atas tidaklah masuk akal sehat, selain dari perbuatan untuk menguntungkan diri sendiri dan perusahaan KUD Citra Kencana dalam pelaksanaan yang terlibat dalam pemasangan tersebut di atas; Menimbang, bahwa segala perbuatan terdakwa tersebut dilakukan dalam kapaistas selaku pelaksana rekanan kerja PT. PLN Persero Cabang Medan, wewenang, sarana, serta kesempatan yang diberikan oleh perusahaan negara PT. PLN Persero tersebut di atas menimbulkan inisiatif bagi keuntungan pribadi yang seharusnya disetorkan kepada perusahaan yang sama sekali bertujuan untuk mengelola kepentingan publik di Sumatera Utara. Menimbang, bahwa unsur perbuatan berlanjut itu haruslah timbul dari niat yang sama dan sejenis dan relatif tidak terlalu lama jarak perbuatannya; Menimbang, bahwa terdakwa setelah mempergunakan uang yang tidak disetorkannya kepada PT. PLN Persero dan dipergunakan untuk kepentingan pribadi pula membuatmemasang instalasi listrik secara liar tanpa ada perintah dari pimpinandirektur PT. PLN Persero Cabang Medan dan terdakwa juga tidak pernah menandatangani laporan TUL V-06 kepada pihak Bank Bukopin yang seharusnya dilakukan dan sebaliknya harus ditandatangani lagi oleh Bank Bukopin selaku penampung setoran; Menimbang, bahwa rangkaian perbuatan tersebut di atas timbul dari niat terdakwa sendiri dalam penggunaan uang pelanggan yang seharusnya disetor kepada PT. PLN Persero Cabang Medan; Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008. USU Repository © 2009 Menimbang, bahwa semua pembuktian yang dipertimbangkan oleh Pengadilan Tingkat Pertama dari saksi-saksi dan keterangan terdakwa maupun surat-surat bukti mulai dari halaman 32 sampai dengan 39 sepanjang mengenai pertimbangan dalam pembuktian sudah benar dan tepat dan diambil alih sebagai tambahan pertimbangan pembuktian dalam mengambil putusan dalam tingkat banding oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi sendiri; Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan tersebut di atas maka Majelis Hakim Pengadilan Tinggi berpendapat tentang perbuatan terdakwa telah memenuhi semua unsur surat dakwaan pertama subsidair melanggar Pasal 3 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP; Menimbang, bahwa seharusnya tentang dakwaan kedua jaksa penuntut umum terhadap terdakwa Ir. Suhariono, SPd. telah melanggar dan diancam pidana dalam Pasal 374 KUHP jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP yang unsur-unsurnya ialah: 1. Barang siapa; 2. Dengan sengaja dan melawan hukum; 3. Memiliki barang sesuatu; 4. Mendapat upah; 5. Menyimpan barang itu karena jabatankerja samanya; 6. Perbuatan itu berlanjut; Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi berpendapat tentang dakwaan kedua jaksa penuntut umum mengenai penggelapan tersebut Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008. USU Repository © 2009 dimana salah satu pihak yang merasa dirugikan itu dari perusahaan swasta dan dapat pula dari perusahaan negara sehingga yang terlibat kerugian itu umumnya dalam dakwaan kedua ini bercampur swasta ataupun pemerintah sedangkan dalam surat dakwaan yang pertama subsidair adalah secara khusus mengatur kerugian negara melalui perusahaan PT. PLN Persero yang ditunjuk satu-satunya pelayanan publik dalam bidang kelistrikan sehingga peraturan khusus undang- undang korupsi, menyampingkan hukum umum yang diadakan dalam KUHP Indonesia lex specialis derogate lex generali sehingga oleh karena itu pertimbangan Pengadilan Negeri Medan dalam kasus ini seharusnya tidak dipergunakan dalam memeriksamenerapkan pasal penggelapan terhadap pelaksanaperbuatan yang dilakukan oleh terdakwa Ir. Suhariono, SPd. tersebut di atas; Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan di atas maka Pengadilan Tingkat Banding berkesimpulan terhadap terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana tertera dalam surat dakwaan yang pertama subsidair sedangkan surat dakwaan yang kedua tidak dapat diterapkan oleh karena adanya asas hukum pidana ”pidana khusus menyampingkan pidana umum”; Menimbang, bahwa oleh karena pertimbangan tersebut di atas, terdakwa Ir. Suhariono, SPd harus dibebaskan dari dakwaan yang kedua dan biaya-biaya yang timbul dalam perkara tersebut dibebankan pada negara; Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008. USU Repository © 2009 Menimbang, bahwa karena terdakwa dinyatakan bersalah maka biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada terdakwa dalam dua tingkat peradilan; Menimbang, bahwa karena tidak terdapatnya alasan pemaaf dari terdakwa maka ia harus bertanggung jawab dalam perbuatannya sehingga terdakwa dinyatakan tetap dalam tahanan; Menimbang, bahwa mengenai barang bukti sebagaimana dipertimbangkan oleh Pengadilan Tingkat Pertama ternyata sudah benar dan tepat;

2. Amar Putusan Banding

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Banding mengadili dengan menerima permintaan banding dari jaksa penuntut umumpembanding dan membatalkan putusan PN Medan, tanggal 22 Agustus 2006 No. 1636Pid.B2006PN-Mdn yang dimintakan banding tersebut. Pengadilan Tinggi Medan mengadili sendiri dan menyatakan terdakwa Ir. Suhariono, SPd. tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan pertama primair. Membebaskan Ir. Suhariono, SPd oleh karena itu, dari dakwaan tersebut di atas. Menyatakan Ir. Suhariono, SPd terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Korupsi” yang dilakukan secara berlanjut. Menghukum terdakwa Ir. Suhariono, SPd oleh karena itu dengan hukuman penjara selama 1 satu tahun dan 10 sepuluh bulan dan hukuman denda sebesar Rp. 50. 000.000,- lima puluh Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008. USU Repository © 2009 juta rupiah. Menetapkan bilamana denda tersebut tidak dibayar oleh terdakwa maka dapat diganti dengan pidana kurungan selama 2 dua bulan. Menghukum terdakwa Ir. Suhariono, SPd untuk membayar uang pengganti sebesar Rp. 314.928.676 tiga ratus empat belas juta sembilan ratus dua puluh delapan ribu enam ratus tujuh puluh enam rupiah. Menetapkan bilamana terdakwa Ir. Suhariono, SPd tidak mampu membayar uang pengganti tersebut maka dapat diganti dengan pidana penjara selama 4 empat bulan. Menetapkan bahwa hukuman tersebut akan dikurangkan seluruhnya dengan lamanya terdakwa berada dalam tahanan sampai putusan tersebut memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Memerintahkan agar berupa surat keseluruhan dikembalikan kepada PT. PLN Persero Cabang Medan. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding ini sebesar Rp. 2000,- dua ribu rupiah. 215 Putusan tersebut dikeluarkan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Senin tanggal 20 Nopember 2006 oleh Ndjile Kaban, SH Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan sebagai hakim ketua majelis, Soekardi, SH. dan R.M. Malau, SH masing-masing sebagai hakim anggota dan dibantu oleh Diana Syahputri, SH. panitera pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, akan tetapi tanpa dihadiri oleh jaksa penuntut umum maupun terdakwa. 216 215 Putusan PT Medan No. 354PID2006PT-MDN 216 Ibid. Delima Mariaigo Simanjuntak : Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara BerlanjutStudi Kasus No. 1636Pid.B2006PN-MDN dan No. 354PID2006PT-MDN, 2008. USU Repository © 2009

C. Analisa Kasus

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

1 140 155

Kajian Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Dalam Dunia Perbankan (Studi Putusan Nomor: : 79/Pid.Sus.K/2012/PN.MDN

1 55 94

Penyelesaian Tindak Pidana Malpraktek Yang Dilakukan Oleh Bidan Dalam Perawatan Pasiennya (Analisis Kasus No. 3344/pid.B/2006/PN Mdn)

6 166 101

Penyelesaian Tindak Pidana Malpraktek Yang Dilakukan Oleh Bidan Dalam Perawatan Pasiennya (Analisis Kasus No. 3344/pid.B/2006/PN Mdn)

3 71 101

Analisis Hukum Terhadap Putusan Bebas Dalam Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan No. 63 K/Pid/2007)

1 72 106

Analisis Hukum Terhadap Dakwaan Tindak Pidana Korupsi Oleh Jaksa Penuntut Umum (Putusan Mahkamah Agung No.2642 K/Pid/2006)

0 37 127

Analisis Kasus Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Karyawan PT. Bank mandiri (Studi Kasus No. 2120/ PID. B/ 2006/ PN. Mdn)

5 71 124

Asas Ne Bis In Idem Dalam Hukum Pidana (Pendekatan Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 1384 / Pid.B / Pn. Mdn / 2004 Jo Putusan Pengadilannegeri Medan No. 3259 / Pid.B / Pn. Mdn / 2008)

2 49 163

Hak Restitusi Sebagai Bentuk Perlindungang Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Kasus Nomor 1554/Pid.B/2012/PN.MDN)

1 65 92

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

3 98 139