Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009.
BAB IV Pendekatan Struktural terhadap Novel Orang-Orang Proyek
Karya Ahmad Tohari
4.1 Tema
Tema adalah pokok persoalan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya. Seperti yang dikemukakan oleh Gorys Keraf 1980: 107, tema adalah
suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis lewat karangannya. Kemudian Atar Semi 91984: 34 mengatakan, tema itu tercakup persoalan dan tujuan atau
amanat pengarang kepada pembaca. Menurut Sulastin 1983: 92 tema ialah semacam kesimpulan bahan cerita
karena itu dinyatakan sesingkat-singkatnya, misalnya tema suatu cerita ialah kawin paksa. Dalam cerita dengan tema tersebut persoalan kawin paksa akan terbayang
sepanjang cerita karena tema itulah yang menjadi pangkal penulisan cerita. Untuk menafsirkan tema suatu karya sastra dapat digunakan kata kunci, yaitu
lewat judul suatu karya sastra Sulastin, 1983: 129. Mursal Esten 1982: 92 menyodorkan tiga kriteria untuk mengidentifikasi tema dalam cerita, yaitu:
Pertama tentulah dilihat persoalan mana yang paling menonjol. Kedua, secara kuantitatif, persoalan mana yang paling banyak menimbulkan konflik-konflik yang
melahirkan peristiwa-peristiwa. Cara yang ketiga ialah menentukan waktu penceritaan, yaitu diperlukan untuk menceritakan peristiwa-peristiwa atau tokoh-
tokoh di dalam sebuah sastra. Dengan menggunakan ketiga kriteria itu akan
Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009.
menghilangkan keraguan kita untuk menentukan persoalan mana yang merupakan tema dari sebuah karya sastra. Ketiga kriteria tersebut tidak mutlak harus digunakan
sekaligus. Ketiganya baru digunakan menurut urutan, bila ada keraguan dalam menentukan persoalan mana yang merupakan tema dari karya sastra tersebut. U. U.
Hamidy 1983: 16 menyodorkan empat langkah yang harus ditempuh untuk dapat memperoleh tema suatu karya fiksi itu, yaitu pertama, buatlah kesatuan-kesatuan
peristiwa yang amat penting, yang terdapat dalam karya fiksi itu. Susunlah kesatuan- kesatuan peristiwa yang penting itu menurut jalan cerita. Rumusan itulah yang
menjadi tema cerita tersebut. Henry Guntur tarigan 1984: 125 mengatakan bahwa kalaupun misalnya
pengarang tidak menjelaskan apa tema ceritanya secara eksplisit itu harus dapat dirasakan dan disimpulkan oleh pembaca setelah selesai membacanya.
Berdasarkan keterangan di atas, dalam menganalisis novel Orang-Orang Proyek ini penulis dapat menemukan tema dalam novel tersebut.
Berdasarkan tema pokoknya, novel Orang-Orang Proyek ini dapat disebut novel politik dan cinta karena di dalam novel ini menceritakan politik dalam
membangun jembatan pastilah orang-orang di dalam pengerjaan proyek itu melakukan korupsi dalam apa saja. Selain itu seorang tokoh utama di samping
dilanda dilema atas tindakan korupsi itu, percintaanlah yang berkecamuk di diri seorang tokoh utama yaitu Kabul.
Keidealisan dan kejujuran Kabul dalam pekerjaannya membangun proyek jembatan dikalahkan oleh sikap pemimpin proyek yang lebih mengutamakan
kepentingan pribadi yaitu melakukan tindak korupsi di dalam pembangunan
Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009.
jembatan. Pemimpin proyek, Dalkijo dendam dengan kemiskinan, hal ini berdampak pada pembangunan jembatan yaitu mutu bangunan berkurang karena korupsi berjalan
di proyek jembatan di Sungai Cibawor. Tindakan korupsi terjadi di dalam pengerjaan pembangunan jembatan di Sungai Cibawor. Hal ini dapat kita lihat pada kutipan di
bawah ini. ”Pertanyaan apa? Kalau sulit saya tak bisa.”
”Mudah saja. Mengapa beberapa penduduk di sini suka menyuap kuli-kuli untuk mendapat, atau tepatnya, dicurikan semen?”
Mendapat pertanyaan yang tak terduga Pak Tarya mengerutkan dahi. ”Begitu?”
”Pura-pura tidak tahu?” ”Saya benar-benar tidak tahu.”
”Nah, sekarang sudah tahu, kan?” ”Ya... Hup”
Pak Tarya batal menjawab pertanyaan Kabul karena pancingannya mengena. Tali digulung dalam gerakan yang anggun dan seekor ikan putihan menggelepar di
ujungnya. Pak Tarya melepas ikan itu dari mata kail, lalu melemparkan kembali ke air. ”Kamu masih terlalu kecil. Tahun depan kamu saya pancing lagi. Janji, ya?”
Kabul tersenyum mendengar gumam Pak Tarya. ”Oh, maaf. Tadi Mas Kabul tanya apa? Ah, saya ingat. Ada orang kampung
ingin mendapat semen dari proyek ini dengan cara menyuap kuli-kuli?” ”Ya.”
”Tanpa maksud membela sesama saudara sekampung, bukankah mereka tak bisa merugikan proyek tanpa kerja sama dengan orang dalam, bukan?”Hal. 18-19
Walaupun godaan untuk melakukan tindakan korupsi di dalam pembangunan jembatan di Sungai Cibawor, Kabul mampu mengatasi persoalan di dalam dirinya
yaitu tetap mengikuti prinsip semula menjaga mutu bangunan dengan mempertahankan keidealisannya yang pernah duduk di bangku kuliah. Hal ini dapat
kita lihat pada kutipan di bawah ini. ”Dik Kabul,”sambung Dalkijo. ”Saya tahu Dik Kabul mantan aktivis. Biasa
kan, yang namanya aktivis punya idealisme yang kolot. Tapi setelah bekerja ini, Dik Kabul harus tunduk kepada kenyataan. Sedikit pragmatislah agar kita tidak konyol
seperti Don Kisot. He-he.”
Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009.
..... Namun masalahnya, dalam ceramah tadi Dalkijo secara tak langsung
menyindir jalan lain yang secara sadar sudah dipilihnya. Yakni jalan hidup yang tidak menaruh dendam terhadap kemiskinan yang dialaminya pada masa lalu. Bagi Kabul,
kemiskinan memang harus dihilangkan. Namun tidak harus dengan dendam pribadi. Dan karena kemiskinan terkait erat dengan struktur maupun kultur masyarakat,
menghilangkannya harus melibatkan semua orang dalam semangat setia kawan yang tinggi. Dengan demikian, jalan sangat egositis yang ditempuh Dalkijo terasa
menyimpang Hal. 28-32.
Sisi percintaan muncul di dalam proyek pembangunan jembatan. Wati yang kerja sebagai administrasi proyek kagum dengan Kabul seorang pelaksana proyek
yang berstatus bujangan. Tetapi Kabul tahu bahwa Wati mempunyai pacar. Wati tetap suka pada Kabul itu yang dikatakan Mak Sumeh tiap Kabul istirahat di warungnya.
Hal ini dapat kita lihat pada kutipan di bawah ini. ”Mumpung belum banyak orang, Pak insinyur, boleh aku bicara sedikit?”
”Pasti boleh. Soal apa? Banyak tukang yang belum bayar utang? Itu urusan mandor, bukan urusanku.”
”Bukan itu, Pak Insinyur. Ini soal pribadi.” ”Pribadi siapa?”
Pribadi Pak Insinyur sendiri.” ”Kok?”
Mak Sumeh senyum-senyum. ”Ya. Begini. Ini salah Pak Insinyur kenapa masih bujangan. Jadi ada gadis
yang naksir.” Mak Sumeh senyum lagi. ”Ah, Mak Sumeh mau bilang apa?”Kabul menarik kopi yang sudah disajikan
pelayan. ”Anu. Tapi sebelumnya aku minta maaf. Apa Pak Insinyur belum tahu
Wati...anu...suka sama Pak Insinyur?” Mak Sumeh menatap lurus ke arah mata Kabul. Yang ditatap mengangkat alis.
”Ah, yang benar.”
Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009.
”Aku yang sudah peyot buat apa berbohong? Dia itu ya sering ngrasani Pak Insinyur Hal. 46.”
4.2 Alur