Landasan Teori KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009. e. Tema Gorys Keraf 1980: 107 mengatakan bahwa tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis lewat karangannya. Sedangkan menurut Sulastin 1983: 92 tema adalah semacam kesimpulan bahan cerita, karena itu dinyatakan sesingkat-singkatnya. f. Alur Menurut U.U. Hamidy 1983: 26 alur suatu cerita atau plot dapat dipandang sebagai pola atau kerangka cerita dari bagian-bagian lain cerita itu disangkutkan sehingga cerita itu kelihatan menjadi suatu bangunan yang utuh. g. Latar Latar atau setting ialah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra Panuti Sudjiman, 1984: 46. h. Penokohanperwatakan Menurut Abrams penokohan itu adalah perwatakan yaitu mengenai sifat, tabiat atau perangai tokoh yang terdapat dalam cerita atau drama.

2.2 Landasan Teori

Untuk membahas sebuah karya sastra ada dua macam pendekatan, yaitu pendekatan intrinsik dan pendekatan ekstrinsik. Pendekatan intrinsik bertolak dari karya itu sendiri. Pendekatan seperti ini disebut sebagai pendekatan struktural. Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai satu kesatuan yang utuh. Pendekatan kedua adalah pendekatan ekstrinsik, yaitu pendekatan yang membahas tentang hubungan karya sastra dengan sosiologi, psikologi, antropologi, dan lain-lain. Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Penelitian ini menerapkan pendekatan intrinsik dengan teori struktural dan pendekatan ekstrinsik dengan menggunakan teori sosiologi sastra. Penulis menggunakan pendekatan struktural karena untuk memenuhi sebuah cerita diperlukan analisis struktural sebab pendekatan struktural merupakan tugas prioritas dalam penelitian karya sastra Teeuw, 1983: 61. Menurut Abrams 1979: 3-29; 1981: 36-37 dan Teeuw 1984: 50 ada empat pendekatan terhadap karya sastra, yaitu: 1 pendekatan mimetik yang menganggap karya sastra sebagai tiruan alam kehidupan; 2 pendekatan pragmatik yang menganggap karya sastra itu adalah alat untuk mencapai tujuan tertentu; 3 pendekatan ekspresif yang menganggap karya sastra sebagai ekspresi perasaan, pikiran, dan pengalaman penyair sastrawan; dan 4 pendekatan objektif yang menganggap karya sastra sebagai suatu yang otonom terlepas dari alam sekitarnya, pembaca, dan pengarang. Maka, yang penting adalah dalam kritik ini adalah karya sastra itu sendiri, yang dianalisis khusus struktur intrinsiknya. Penulis juga menggunakan pendekatan struktural karena untuk memahami cerita perlu dianalisis cerita itu secara struktural sebab pendekatan struktural merupakan tugas prioritas Teeuw, 1983:61 merupakan pekerjaan pendahuluan dalam penelitian karya sastra. Makna unsur-unsur karya itu hanya dapat dipahami dan dinilai sepenuhnya atas dasar pemahaman tempat dan fungsi unsur itu dalam keseluruhan karya sastra. Penulis memilih teori sosiologi sastra karena dengan menggunakan teori ini akan diketahui dengan jelas penggambaran suatu masyarakat di dalam sebuah karya sastra. Selain itu, dengan sosiologi sastra, karya sastra dapat dikaji dengan Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009. memfokuskan perhatian kepada segi-segi sosial kemasyarakatan. Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan oleh beberapa penulis disebut sosiologi sastra. Istilah ini pada dasarnya tidak berbeda pengertiannya dengan sosiosastra, pendekatan sosiologis atau pendekatan sosiokultural terhadap sastra. Menurut Damono 1984: 3-4 bahwa pendekatan sosiologis ini pengertiannya mencakup berbagai pendekatan, masing-masing didasarkan pada sikap dan pandangan teoritis tertentu, tetapi semua pendekatan itu menunjukkan satu ciri kesamaan, yaitu mempunyai perhatian terhadap sastra sebagai institusi sosial yang diciptakan oleh sastrawan sebagai anggota masyarakat. Sosiologi dan sastra memiliki kesamaan permasalahan yakni sama-sama berurusan dengan manusia. Namun demikian, tidak berarti kedua bidang tersebut dapat disamakan begitu saja. Seorang sosiolog hanya dapat melihat fakta berdasarkan kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat sedangkan seorang sastrawan dengan kedalaman imajinasinya mampu mengungkapkan keberadaan manusia dalam sebuah kenyataan. Seorang sosiolog hanya mampu mengungkapkan kenyataan dengan apa adanya. Sosiologi sastra dengan menggabungkan dua disiplin ilmu yang berbeda, sosiologi dan sastra secara harafiah harus didukung oleh dua teori yang berbeda yaitu teori-teori sastra, di dalam penelitian sastra itu sendiri, karya sastra merupakan objek yang paling dominan sedangkan ilmu-ilmu yang lain hanyalah sebagai ilmu Bantu. Hal ini sesuai dengan pendapat Ratna 2003: 18 yang menyatakan bahwa masalah yang perlu dipertimbangkan adalah dominasinya dalam analisis sehingga tujuan yang dimaksudkan dapat tercapai secara maksimal. Dalam sosiologi sastra yang Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009. mendominasi jelas teori-teori yang berkaitan dengan sastra sedangkan teori-teori yang berkaitan dengan sosiologi berfungsi sebagai komplementer pelengkap. Ratna 2003: 18 juga mengatakan bahwa teori-teori sosiologi yang mendukung analisis adalah teori-teori yang dapat menjelaskan hakikat fakta-fakta sosial, karya sastra sebagai sistem komunikasi, khusus dalam kaitannya dengan aspek-aspek ekstrinsik, seperti: kelompok sosial, status sosial, stratifikasi sosial, institusi sosial, sistem sosial, interaksi sosial konflik sosial, dan kesadaran sosial, yang semua berhubunagan dengan masyarakat. Wilayah sosiologi sastra cukup luas. Wellek dan Warren 1984: 111 membagi telaah sosiologis menjadi tiga klasifikasi, yaitu: 1 sosiologi pengarang yakni mempermasalahkan tentang status sosial, ideologi politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang; 2 sosiologi karya sastra yakni mempermasalahkan tentang suatu karya sastra yang menjadi pokok telaah adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikannya; 3 sosiologi sastra yakni mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat. Jadi, di dalam penelitian ini penulis menelaah sosiologi karya sastranya. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu gambaran bahwa sosiologi sastra objek penelitiannya adalah manusia dan kehidupan sosialnya. Damono 2002: 18 berpendapat bahwa sosiologi sastra bukan hanya mengacu kepada teori, melainkan juga mendasarkan diri pada pengamatan. Hal tersebut sudah selayaknya dikembangkan apabila ingin memperhitungkan pentingnya faktor-faktor sosial atau masyarakat yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Grabster dalam Damono, 1984: 4-5 juga menjelaskan bahwa karya sastra tidak akan dapat dipahami secara menyeluruh dan tuntas jika dipisahkan dari budaya masyarakat yang menghasilkannya. Kebudayaan memiliki tujuh unsur, yaitu: 1. sistem religi dan upacara keagamaan; 2. sistem dan organisasi kemasyarakatan; 3. sistem pengetahuan; 4. bahasa; 5. kesenian; 6. sistem mata pencaharian hidup; 7. sistem teknologi dan peralatan Koentjaraningrat, 1974. Dari uraian tentang berbagai teori di atas untuk menganalisis novel Orang- Orang Proyek, teori yang digunakan yaitu sosiologi sastra yang berfokus kepada sosiologi karya sastra, dapat diketahui mengenai isi atau apa saja yang tersirat dalam novel Orang-Orang Proyek. Dari sosiologi karya sastra itu dapat dilihat fungsi sosial sastranya yaitu nilai-nilai sosial yang terdapat dalam sebuah karya sastra khususnya novel Orang-Orang Proyek yang akan ditujukan bagi masyarakat pembaca.

2.3 Tinjauan Pustaka

Dokumen yang terkait

KONFLIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PULAU KARYA GIYAN : KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN Konflik Sosial dalam Novel Orang-Orang Pulau Karya Giyan: Kajian Sosiologi Sastra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA N

1 21 17

KONFLIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PULAU KARYA GIYAN: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN Konflik Sosial dalam Novel Orang-Orang Pulau Karya Giyan: Kajian Sosiologi Sastra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA N G

0 5 13

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PULAU KARYA GIYAN: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN RELEVANSINYA DALAM Aspek Sosial Dalam Novel Orang-Orang Pulau Karya Giyan: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Relevansinya Dalam Pembelajaran Sastra Di Sekolah Menengah Atas

0 1 14

ASPEK MORAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Aspek Moral Dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 12

PENDAHULUAN Aspek Moral Dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 4 8

ASPEK MORAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Aspek Moral Dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 3 24

KONFLIK BATIN TOKOH KABUL DALAM NOVEL ORANG-ORANG KONFLIK BATIN TOKOH KABUL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 0 11

PENDAHULUAN KONFLIK BATIN TOKOH KABUL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 1 33

Ardiyonsih Pramudya S841108003

0 0 226

KRITIK SOSIAL MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU DALAM NOVEL “ORANG-ORANG PROYEK” KARYA AHMAD TOHARI

0 1 10