Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009.
Wati manja. Sedikit bersungut. Kabul terdiam. Terasa ada satu detik yang aneh. Yakni ketika Kabul merasa dalam sepersekian detik muncul daya pikat dari
penampilan Wati. Apanya? Sungutnya? Getar suaranya? Mungkin. Atau entah. Yang pasti ada sesuatu yang baru terasa dalam beberapa detik ini Hal. 54.
Wati memiliki pendirian yang kuat. Ketika Wiyoso, pacar Wati bertanya kepada Wati, apakah kamu, Wati benar-benar minta kawin? Wati menjawab dengan
apa kata hati dia. “Wat, aku datang untuk bertanya...”
Yos mematikan rokok yang baru sekali diisap. Wati menatap Yos, namun dengan posisi wajah menunduk. Menunggu. Wati memijit-mijit kuku jari telunjuk.
“Ya aku mau tanya, kamu benar-benar minta kawin segera?“ ”Ya,” jawab Wati lirih. Yos gelisah sekali. Diambilnya rokok baru, dipasang
di mulut, tapi korek api di mana? ”Tapi kamu tahu hal itu tak mungkin bagi aku, kan?”
Wati diam dan terus memijit-mijit kukunya. Wajah Yos memerah. Matanya menyala. Jemarinya mengepal-negepal. Kemudian suaranya keluar dengan getar
amarah. ”apa sebenarnya kamu ingin hubungan kita berakhir? Tolong jawab”
Wati menelan ludah. Tangannya gemetar. ”Ya, Yos. Dan maafkan aku.”
Hening Hal. 176-177.
c. Pak Tarya
Pak Tarya adalah seorang lelaki yang sudah berumur, yang kesehariannya diisi dengan kegiatan memancing karena memancing merupakan hobinya. Pak Tarya
merupakan pensiunan pegawai kantor penerangan. Pernah juga bekerja di penerbitan dan bekerja sebagai wartawan.
“Ya, sampai beberapa hari yang lalu saya hanya tahu Pak Tarya tukang mancing. Tapi kini saya sudah dapat informasi yang lebih lengkap bahwa sebetulnya
Pak Tarya adalah pensiunan pegawai Kantor Penerangan. Selain itu, Pak Tarya ketika muda pernah lama mengembara ke Jakarta. Iya, kan?”
”Informasi itu sedikit benarnya, tapi banyak salahnya.” ”Tak ada guna menutup-nutupi jadi dirimu, Pak. Malah ada orang bilang,
ketika berada di Jakarta, Pak Tarya pernah bekerja di penerbitan. Jadi wartawan?” ”Ah, Cuma sebentar Hal. 9.”
Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009.
Pak Tarya yang hobinya memancing, selain memancing ia suka memainkan alat musik seruling, memiliki kerendahan hati yang sangat baik.
”Wah, bagus sekali. Tak tahunya Pak Tarya pandai main suling?” ”Eh, Mas Kabul? Aduh, saya jadi malu. Aduh, kok sampeyan sampai di
tempat terpencil ini?” “Jujur saja karena, meskipun hanya lamat-lamat, saya mendengar suara
serulingmu.” “Ah, saya malu. Saya kan hanya tukang mancing dan Pak Kabul insinyur,
pelaksana pembangunan jembatan. Kok, Pak Kabul mau ngumpul dengan saya di tempat yang kurang pantas ini?” Hal. 8
Sikap kepedulian terhadap sesama warga Desa Cibawor membuat Pak Tarya dihormati di Desa Cibawor tersebut.
Pak Tarya berhenti untuk melepas kacamata, kemudian melap matanya yang perih.
“Saya tanya sampeyan, Mas Kabul; siapa yang peduli terhadap Kang Martasatang yang kehilangan satu-satunya mata pencaharian? Lurah? Golongan?
Anggota dewan? Atau sampeyan sendiri yang sedang memimpin pembangunan jembatan dan akan menggusur sumber penghasilan Kang Martasatang? Semuanya
tidak, bukan?”
Kabul terpana. Dan Pak Tarya tersenyum. Ironis Hal. 134.
Pak Tarya memilki kegemaran membaca. Bahan bacaannya biasanya dia membaca surat kabar. Dia salah satu warga desa yang berlangganan koran.
“Kalau aku sih bukan hanya kenal, karena Pak Tarya orang sini. Dia itu orang nyentrik. Terkenal doyan baca. Di desa ini hanya ada dua pelanggan Koran, Pak
TArya dan bapakku. Kalau bapakku langganan Koran memang sudah seharusnya. Tapi Pak Tarya? Uang pensiunan pegawai kantor penerangan tingkat kecamatan,
berap sih besarnya? Tapi itulah Pak Tarya. Untung istrinya punya warung dan anak mereka hanya dua. Kini keduanya sudah menikah Hal. 75.”
Pak Tarya di Desa Cibawor terkenal memiliki sifat yang ramah dan jenaka. Makanya dia sangat dihormati di desa tersebut dan dia juga memiliki pengetahuan
luas karena Pak Tarya pernah bekerja menjadi wartawan.
Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009.
”Dan hobi mancingnya itu lho” ”Yah, semua orang di sini sudah lama menganggap mancing adalah bagian
jati diri Pak Tarya. Selebihnya Pak Tarya memang ramah dan jenaka. Maka banyak orang suka kepdanya.”
”Konon, ketika muda pernah jadi wartawan di Jakarta?” ”Ah, itu aku tidak tahu. Aku kan baru lahir tahun 1968. tapi di sini Pak Tarya
memang dikenal punya pengetahuan yang luas Hal. 75.”
d. Dalkijo