Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009.
b. Wati
Wati adalah seorang wanita yang bekerja di proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor sebagai penulis di kantor. Wati merupakan tamatan dari pendidikan
sarjana muda kesertariatan dan biasa mengoprasikan komputer. Orang tua Wati merupakan anggota DPRD.
Wati anak yang periang, memang biasa menyapa siapa saja dengan bahasa dan senyum yang sama hangatnya. Usia Wati kurang lebih 23 tahun.
Maka lihatlah para kuli dan tukang ketika mereka melihat Wati datang dengan motor bebeknya. Mata mereka menyipit, tapi lebih bercahaya. Dan bagi yang
beruntung disapa Wati, mereka cengar-cengir tapi dengan hati berdebar. Wati yang periang memang biasa menyapa siapa saja dengan bahasa dan senyum yang sama
hangatnya. Gayanya seperti anak usia enam belas, padahal usia Wati sudah 23. hampir semua orang proyek meyakini Wati sudah punya pacar. Alasan mereka
sederhana. Gadis semenarik Wati pasti memikat banyak pemuda. Atau seperti kata orang, apa saja yang terbaik selalu sudah ada pemesannya Hal. 24.
Wati seorang wanita yang memiliki perhatian. Apalagi kepada lelaki yang ia suka.
”Terima kasih? Terima kasih buat apa, Mas?” ”Ya. Atas perangkat salat yang kamu siapkan.”
Wati menunduk. Tersenyum janggal. Mencoba membuka mulut, tapi sampai sekian detik lamanya tak ada kata-kata yang terdengar.
”Jadi, jadi, jadi, kemarin Mas memakainya? Pas apa tidak?” ’Ya, pas. Tapi aku hanya ambil kopiah dan baju koko. Kain sarung dan
sajadah aku pakai milik sendiri. Tidak apa-apa, kan?” Walaupun usia Wati sudah 23, tetapi sifat kemanjaannya masih kelihatan. Di
balik kemanjaannya itu sebenarnya ia mengharapkan perhatian dari lelaki yang Wati suka.
”Makan siang gasik saja ya, Mas? Aku sudah lapar.” Kabul yang sedikit terkejut menanggapi kata-kata Wati hanya dengan
senyum, lalu melihat tangan. Jam setengah dua belas. ”Pekerjaanmu sudah selesai. Makanya aku jenuh, mau apa? Terus jadi lapar.”
”Tapi aku belum. Silakan makan sendiri.” ”Ah, tak mau.”
Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009.
Wati manja. Sedikit bersungut. Kabul terdiam. Terasa ada satu detik yang aneh. Yakni ketika Kabul merasa dalam sepersekian detik muncul daya pikat dari
penampilan Wati. Apanya? Sungutnya? Getar suaranya? Mungkin. Atau entah. Yang pasti ada sesuatu yang baru terasa dalam beberapa detik ini Hal. 54.
Wati memiliki pendirian yang kuat. Ketika Wiyoso, pacar Wati bertanya kepada Wati, apakah kamu, Wati benar-benar minta kawin? Wati menjawab dengan
apa kata hati dia. “Wat, aku datang untuk bertanya...”
Yos mematikan rokok yang baru sekali diisap. Wati menatap Yos, namun dengan posisi wajah menunduk. Menunggu. Wati memijit-mijit kuku jari telunjuk.
“Ya aku mau tanya, kamu benar-benar minta kawin segera?“ ”Ya,” jawab Wati lirih. Yos gelisah sekali. Diambilnya rokok baru, dipasang
di mulut, tapi korek api di mana? ”Tapi kamu tahu hal itu tak mungkin bagi aku, kan?”
Wati diam dan terus memijit-mijit kukunya. Wajah Yos memerah. Matanya menyala. Jemarinya mengepal-negepal. Kemudian suaranya keluar dengan getar
amarah. ”apa sebenarnya kamu ingin hubungan kita berakhir? Tolong jawab”
Wati menelan ludah. Tangannya gemetar. ”Ya, Yos. Dan maafkan aku.”
Hening Hal. 176-177.
c. Pak Tarya