Dalkijo Mak Sumeh Latar

Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009. ”Dan hobi mancingnya itu lho” ”Yah, semua orang di sini sudah lama menganggap mancing adalah bagian jati diri Pak Tarya. Selebihnya Pak Tarya memang ramah dan jenaka. Maka banyak orang suka kepdanya.” ”Konon, ketika muda pernah jadi wartawan di Jakarta?” ”Ah, itu aku tidak tahu. Aku kan baru lahir tahun 1968. tapi di sini Pak Tarya memang dikenal punya pengetahuan yang luas Hal. 75.”

d. Dalkijo

Dalkijo adalah atasan dari Kabul di proyek pembangunan jembatan. Dalkijo benci dengan kemiskinan. Dalkijo merupakan anggota parta GLM. Dalkijo memiliki sifat ketamakan atau keserakahan, keserakahannya itu dengan melakukan suatu tindakan memperkaya diri di suatu proyek yang ia pimpin.

e. Mak Sumeh

Mak Sumeh adalah seorang wanita yang sudah berumur. Dia adalah penjual makanan dan minuman di proyek. Setiap ada proyek dimana pun dia selalu ada. Mak Sumeh pemilik warung di proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor memiliki sifat nyinyir. …Lalu dari mulut Mak Sumeh yang nyinyir pula berawal omongan bahwa Wati dan Kabul adalah pasangan yang serasi. Malah anak-anak muda sudah bias menirukan istilah para bintang film. Cinta lokasi Hal. 25. Mak Sumeh juga suka mencampuri urusan pribadi orang lain. Sambil menyuruh pembantu menyiapkan hidangan untuk pelanggan pentingnya, Mak Sumeh menarik kursi dan duduk dekat Kabul. ”Mumpung belum banyak orang, Pak Insinyur, boleh aku bicara sedikit?” ”Pasti boleh. Soal apa? Banyak tukang yang belum bayar utang? Itu urusan mandor, bukan urusanku.” ”Bukan itu, Pak Insinyur. Ini soal pribadi.” ”Pribadi siapa?” ”Pribadi Pak Insinyur sendiri.” Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009. ”Kok?” Mak Sumeh senyum-senyum. ”Ya. Begini. Ini salah Pak Insinyur kenapa masih bujangan. Jadi ada gadis yang naksir.” Mak Sumeh senyum lagi. ”Ah, Mak Sumeh mau bilang apa?” Kabul menarik kopi yang sudah disajikan pelayan. ”Anu. Tapi sebelumnya aku minta maaf. Apa Pak Insinyur belum tahu Wati...anu...suka sama Pak Insinyur?” Mak Sumeh menatap lurus ke arah mata Kabul. Yang ditatap mengangkat alis Hal. 46.

4.4 Latar

Latar dalam sebuah novel harus ada. Latar ini merupakan tempat yang biasanya menerangkan berlangsungnya sebuah kejadian di dalam sebuah cerita. Pengarang yang memberikan secara fiktif tempat terjadinya cerita akan dirasakan oleh pembaca sebagai suatu suasana yang ikut bergerak ke dalam suatu tempat kejadian. Latar ialah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra Panuti Sudjiman, 1984: 46. Bagi Hudson, latar berarti tempat dan waktu. Pada kedua unsur itu ditambahkannya ”situasi” yaitu seluruh milik sebagai cerita seperti tata cara kebiasaan, cara hidup, latar belakang alam, dan lingkungan sekitar. Hudson membedakan latar atas latar sosial dan latar material. Kedua jenis latar itu dikenal sebagai ruang atau tempat. Di mana tokoh-tokoh cerita mendasarkan lakunya. Latar juga adalah pembangkit alasan psikologis pertumbuhan tokoh 1955: 158. Apa yang disebut latar sosial oleh Hudson di atas, menurut Mursal Esten 1982: 93 tidak hanya kelas sosial dari masyarakat seperti pedagang, petani, Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009. intelektual, dan lain-lain, tapi juga lingkungan sosial masyarakat desa, lingkungan masyarakat kota, rural, ataupun urban. Yang dimaksud dengan latar material material setting bagi Brooks dan Warren 1959: 687 adalah latar belakang fisik physical background, unsur tempat dan ruang dalam suatu cerita. Dari pendapat para ahli di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud latar ialah waktu, tempat, dan situasi di mana cerita terjadi. Pengertian inilah yang penulis pakai sebagai dasar bagi analisis karya sastra dalam penelitian ini. Di dalam novel Orang-Orang Proyek, latar tempat dalam kerangka struktur sangat organis dengan tema, alur, dan penokohan. Atas dasar itulah, maka pembicaraan tentang latar, alur bertolak dari latar tempat kemudian dari latar tempat itu dikaitkan dengan penokohan sebagai pendukung utama makna keseluruhan novel. Hal-hal di atas dihubungkan dengan alur dan tema, atau unsur lain yang berkaitan erat. Ada pun tentang latar waktu dan situasi akan disinggung seperlunya dalam hubungannya dengan latar tempat. Pengarang secara jelas menerangkan latar waktu kejadian dalam novel Orang- Orang Proyek. Cerita dimulai ketika pagi ini Sungai Cibawor kelihatan penuh dengan sampah-sampah karena kemarin malam Sungai Cibawor banjir. Tiga hari yang lalu hujan deras di hulu membuat sungai ini banjir besar. Untung sudah jadi watak sungai pegunungan, banjir yang terjadi berlangsung cepat. Air yang semula jernih mulai mengeruh di pagi hari ini. Sungai Cibawor seperti sedang digelontor dari hulu dengan air bah besar yang pekat berlumpur serta membawa segala macam sampah, dari sandal karet, bekas botol plastik, batang pisang, sampai batang mahoni. Di tepi Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Sungai Cibawor tampak lelaki tua yaitu Pak Tarya. Pak Tarya berada di tempat itu untuk memancing. Ketenangan di bawah pohon mbulu itu seakan diberi bobot lain oleh kedatangan seorang pemancing tua. Lelaki itu telah lama menjadikan kerindangan pohon mbulu di tepi Sungai Cibawor itu sebagai tempat yang paling disukai. Memancing di tempat itu adalah berkawan dengan keheningan, dengan semilir angin, dengan lambaian ranting-ranting yang mengayun di atas air atau cericit burung- burung emprit Hal. 6. Cerita terus berlanjut yaitu pengarang menggambarkan daerah atau kawasan proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor. Keadaan lokasi pembangunan jembatan tergambarkan. Tapak proyek pembangunan jembatan Sungai Cibawor terletak di tengah bulak, di wilayah kosong. Di sekeliling tempat itu tak ada rumah penduduk. Hanya ada hamparan tanah pertanian kering dan hutan bambu. Namun, setelah pembangunan dimulai, tempat itu menjadi ramai. Beberapa bedeng didirikan sebagai kantor proyek serta gudang darurat. Atau asrama darurat para pekerja. Di siang hari proyek itu menjadi kota kecil di tengah bulak yang sepi dan kering. Dan bila matahari telah tenggelam, proyek seakan berubah menjadi pasar malam bagi penduduk kampung di sekitarnya Hal. 15. Selanjutnya setelah tiga bulan berlangsung pengerjaan jembatan di Sungai Cibawor, volume pengerjaan yang dicapai berada di bawah target. Kabul pun uring- uringan. Tanpa terasa proyek sudah berjalan tiga bulan. Namun karena dimulai ketika hujan masih sering turun, volume pekerjaan yang dicapai berada di bawah target. Menghadapi kenyataan ini, Kabul sering uring-uringan. Jengkel karena hambatan ini sesungguhnya bisa dihindari bila pemerintah sebagai pemilik proyek dan para politikus tidak terlalu banyak campur tangan dalam tingkat pelaksanaan Hal. 25. Klimaks novel Orang-Orang Proyek terjadi di tempat pengerjaan jembatan di Sungai Cibawor. Pada tempat itu Pak Dalkijo menginstruksikan Kabul untuk Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009. memakai bahan pengecoran lantai jemabatan menggunakan bahan pasir, pasir dari sungai. Menurut Kabul pasir dari sungai sudah bercampur dengan tanah dan lumpur. Kalau pasir sudah bercampur dengan tanah dan lumpur, mutu pasir untuk pengecoran lanati jembatan berkurang. Pak Dalkijo juga menyuruh Kabul untuk menggunakan besi bekas. Besi bekas digunakan untuk mengurangi pengeluaran karena kas proyek sudah berkurang. Dengan dua mesin derek di sebrang-menyebrang sungai pemasangan balok- balok jembatan selesai dalam lima hari. Kabul lega karena tahap pembangunan struktur jembatan sudah selesai. Tahap berikut adalah pekerjaan pembuatan lantai dan pagar pengaman jembatan serta sayap-sayap fondasi. Terakhir nanti adalah pengaspalan. Pada tahap ini, seluruh pekerja proyek bergiat. Tukang batu membangun sayap fondasi, tukang las, dan trukang besi menyiapkan rancangan untuk cor lantai, tukang kayu menyiapkan papan-papan cor Hal. 179. ..... Masih pusing dengan masalah pasir,kemarin kepala Kabul dibuat puyeng lagi. Permintaan atas kekurangan besi rancang yang diajukan kepada Dalkijo dijawab dengan kedatangan truk tronton; isinya besi rancang bekas bongkaran jembatan di pantura. Bagi Kabul, ini sudah keterlaluan. Kabul protes. Maka meskipun sudah diturunkan dari kendaraan pengangkutannya, besi-besi bekas itu dibiarkan menumpuk di halaman kantor proyek. “Aduh, Dik Kabul ini bagaimana? Sudahlah,ikuti perintahku. Gunakan besi itu. Toh itu hanya untuk menutup kekurangan. Aku tahu penggunaan besi bekas memang tidak baik. Tapi bagaimana lagi, dana sudah habis. Makanya,kita pun tak mampu membeli pasir giling. Dana benar-benar sudah habis.” “Pak, kali ini saya tidak bisa berkompromi,” jawab Kabul penuh percaya diri Hal. 180-181. Pengarang secara jelas menerangkan latar waktu kejadian dalam novel Orang- Orang Proyek. Cerita dimulai ketika Sungai Cibawor dilanda banjir. Pada saat itu, seorang lelaki tua duduk sedang memancing dan tidak berapa lama kemudian Kabul menghampiri lelaki tua itu. Tempat kejadian di sungai cibawor. Dari lokasi proyek bisa dilihat puluhan layang-layang mengapung di atas perkampungan. Ada juga baling-baling bambu besar terpancang di sudut kampung Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009. dan berputar-putar menghadap ke selatan. Air Sungai Cibawor jauh menyurut, sehingga membantu mempermudah pekerjaan proyek...Hal. 50 Adanya petunjuk tempat ini, pengarang seolah-olah ingin meyakinkan pembaca bahwa novel ini benar-benar terjadi pada tempat tersebut. Tempat yang ditunjuk fiksi itu, lebih diperkuat lagi oleh lukisan latar sosial yang menunjuk pada kenyataan sosial budaya Desa Cibawor pada tempat itu. Latar situasi yaitu seluruh yang meliputi cerita antara lain: tata cara, kebiasaan, cara hidup, dan lingkungan sekitar Hudson, 1955: 158 dalam Orang- Orang Proyek dijumpai langsung melatarbelakangi kehidupan tokoh. Latar situasi yang paling menonojol dalam Orang-Orang Proyek ialah apa yang disebut Mursal Esten 1982: 93 sebagai latar sosial, yaitu kebiasaan dan cara hidup masyarakat desa yang dominannya terjerat kemiskinan. Dalam novel Orang-Orang Proyek ini digambarkan tentang kehidupan masyarakat desa. Masyarakat desa kebanyakan ekonominya kurang mampu. Sehingga dalam proyek ini, Dalkijo sebagai pemimpin proyek yang berasal dari latar belakang ekonomi kurang mampu membalaskan dendamnya dengan melakukan tindakan korupsi. ”Dik Kabul,” sambung Dalkijo. ”Saya tahu Dik Kabul mantan aktivis. Biasa kan, yang namanya aktivis punya idealisme yang kolot. Tapi setelah bekerja seperti ini, Dik Kabul harus tunduk kepada kenyataan. Sedikit pragmatislah agar kita tidak konyol seperti Don Kisot. He-he.” Kabul menegakkan kepala. Mau bicara tapi tidak jadi. ”Maksud saya begini. Mari bicara mulai dari nama kita. Nama saya Dalkijo, dari Blora. Nama sampeyan Kabul, dari?” “Gombong.” ‘Nah, melihat nama, kita tahu dari lapisan masyarakat mana kita berasal. Taruhan, kita sama-sama anak petani miskin. Betul?” Kabul tersentum. Persis. Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009. ”Entahlah sampeyan, tapi kemiskinan yang disandang kedua orang tua saya ke atas sudah berlangsung sekian generasi. Untung emak saya, penjual jamu gendong, begitu tabah dan tekun mengumpulkan uang dari sen ke sen untuk membiayai sekolah sampai saya lulus insinyur. Ini apa namanya kalau bukan keajaiban. Atau entahlah, yang jelas sekarang saya ada pada posisi bisa memutus rantai panjang kemiskinan yang melilit kami. Saya kini punya kemampuan untuk membalas dendam terhadap kemiskinan yang begitu lama menyengsarakan kami. Saya sudah melakukan apa yang dibilang orang sebagai tobat melarat. Selamat tinggal, nasi tiwul, tikar pandan, atau rumah berlantai tanah dan beratap rendah.”Hal. 28-29 Dalam melukiskan latar sosial yaitu masalah cara hidup dan kebiasaan masyarakat desa yang dibayangi ekonomi yang kurang mampu atau miskin, kelihatannya pengarang juga menyodorkan realitas sosial yang sebenarnya. Pengarang ingin meyakinkan pembaca bahwa novel Orang-Orang Proyek betul-betul suatu kejadian sosial. Latar sosial kejadian novel Orang-Orang Proyek ini adalah di lingkungan masyarakat desa. Andrey Pranata : Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra, 2009.

BAB V Analisis Sosiologi Sastra terhadap Novel Orang-Orang Proyek

Dokumen yang terkait

KONFLIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PULAU KARYA GIYAN : KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN Konflik Sosial dalam Novel Orang-Orang Pulau Karya Giyan: Kajian Sosiologi Sastra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA N

1 21 17

KONFLIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PULAU KARYA GIYAN: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN Konflik Sosial dalam Novel Orang-Orang Pulau Karya Giyan: Kajian Sosiologi Sastra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA N G

0 5 13

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PULAU KARYA GIYAN: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN RELEVANSINYA DALAM Aspek Sosial Dalam Novel Orang-Orang Pulau Karya Giyan: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Relevansinya Dalam Pembelajaran Sastra Di Sekolah Menengah Atas

0 1 14

ASPEK MORAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Aspek Moral Dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 12

PENDAHULUAN Aspek Moral Dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 4 8

ASPEK MORAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Aspek Moral Dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 3 24

KONFLIK BATIN TOKOH KABUL DALAM NOVEL ORANG-ORANG KONFLIK BATIN TOKOH KABUL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 0 11

PENDAHULUAN KONFLIK BATIN TOKOH KABUL DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 1 33

Ardiyonsih Pramudya S841108003

0 0 226

KRITIK SOSIAL MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU DALAM NOVEL “ORANG-ORANG PROYEK” KARYA AHMAD TOHARI

0 1 10