Proses Administrasi Perkara Tata Cara dan Prosedur Resmi Pemeriksaan Perkara Cerai
c Petitum Yakni tuntutan atau permintaan tentang apa yang diinginkan.
11
2. Mendaftarkan perkara. Setelah surat permohonan talak dibuat, pemohon dapat menuju ke
meja-1 dengan menyerahkan Surat Permohonan Talak, lalu petugas meja-1 membuatkan Surat Kuasa Untuk Membayar SKUM, setelah itu menuju
kasir untuk membayar Panjar Biaya Perkara. Dengan membawa Bukti Pembayaran. Pemohon kembali ke meja-1 dan menyerahkan Surat
Permohonan Talak untuk diberikan nomor registrasi.
3. Prosedur pendaftaran selesai Pemohon dapat meninggalkan Kantor Pengadilan Agama dan
menunggu panggilan persidangan.
12
b. Cerai Gugat 1. Isteri membuat surat gugat cerai. yang ditunjukan kepada Ketua Pengadilan
Agama. Adapun format surat gugatan, meliputi: a Identitas
Berisi identitas kedua belah pihak nama lengkap, usia, agama, pekerjaan dan alamat jelas tempat kediaman yang senyata-nyatanya
b Posita
11
Prosedur Berperkara di Pengailan Agama, artikel ini di akses pada tanggal 19 juli 2010dari http:pa-iaksel.net
12
ibid
Berisi dalil-dalil permohonan, yakni peristiwa atau kejadian senyata- nyatanya yang menjadi penyebab diajukannya gugatan talak Pasal 19
f PPA75. c Petitum
Yakni tuntutan atau permintaan tentang apa yang diinginkan.
13
2. Mendaftarkan perkara. Setelah surat permohonan gugat dibuat Penggugat dapat menuju ke
meja-1 dengan menyerahkan Surat Gugat, lalu petugas meja-1 membuatkan Surat Kuasa Untuk Membayar SKUM, setelah itu menuju kasir untuk
membayar Panjar Biaya Perkara. Dengan membawa Bukti Pembayaran Penggugat kembali ke meja-1 dan menyerahkan Surat Gugat untuk
diberikan Nomor Registrasi. 3. Prosedur pendaftaran selesai
Pemohon dapat meninggalkan Kantor Pengadilan Agama dan menunggu panggilan persidangan.
14
Dalam hukum acara perdata di kenal 2 teori tentang cara penyusunan gugatan kepada pengadilan, yaitu:
1. Substantiering theorie
Teori ini menyatakan bahwa, gugatan selain harus menyangkut
13
ibid
14
Ibib
peristiwa hukum yang menjadi dasar gugatan, juga harus menyebut kejadian- kejadian nyata yang mendahului peristiwa hukum dan menjadi sebab peristiwa
hukum tersebut. Bagi penggugat yang menuntut suatu benda miliknya, tidak cukup hanya menyebutkan bahwa ia pemilik benda itu, tetapi juga harus
menyebutkan sejarah kepamilikannya, misalnya karena membeli, mewarisi, hadiah dan sebagainya.
2. Individualiserings theorie
Teori ini menyatakan bahwa, dalam gugatan cukup disebut peristiwa- peristiwa atau kejadian-kejadian yang menujukan keadanya hubungan hukum
yang menjadi dasar gugatan, tanpa harus menyebutkan kejadian-kejadian nyata yang mendahului dan menjadi sebab timbulnya kejadian-kejadian tersebut.
Sejarah terjadinya atau sejarah adanya kepemilikan, hak milik benda itu tidak perlu dimasukan dalam gugatan, karena hal itu dapat ditemukan dalam
persidangan dengan disertai bukti-bukti seperlunya
15
Pada prinsipnya setiap surat gugatanpermohonan dibuat secara tertulis, namun demikian apabila seseorang tidak bisa membuat surat gugatanpermohonan secara
tertulis, dimungkinkan dilakukan dengan cara lisan melalui Ketua Pengadilan Agama.
16
Selanjutnya Ketua Pengadilan Agama dapat memerintahkan kepada hakim
15
Abdul Manna, Penerapan Hokum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, yayasan al-hikmah, 2000 cet.1 h. 17
16
Muhammad Ichwan Ridwan, Kamarusdiana, dan Hotnida Nasution, Hukum Acara Peradilan Agama, h.31
untuk membantu penggugat atau pemohon tersebut untuk mengemukakan alasan- alasan hukumnya mengajukan permohonan atau gugatan, selanjutnya ditanda tangani
oleh Ketua atau hakim yang menerimanya. Itu berdasarkan ketentua pasal 114 ayat 1 R.Bg atau pasal 120 HIR.
17
Dalam prakteknya surat gugatan atau permohonan secara lisan, dibuatkan oleh Panitra atas nama Ketua Pengailan Agama membuat catatan yang diterangkan oleh
penggugat atau pemohon kepadanya, yang disebut catatan gugat atau catatan permohonan.
Dan catatan gugat atau permohonan ini setelah dibuat lalu dibacakan kembali
agar penggugat atau pemohon mengerti isinya. Setelah ia paham dan sependapat,
maka dibubuhkan cap jempol dengan legalisasi oleh Panitra Pengdilan Agama yang bersangkutan.
18
Setelah mempelajari surat tersebut, dalam jangka waktu 30 hari sejak diterima, ketua majlis atau hakim yang di tunjuk menetapkan hari sidang untuk mendengar
penjelasan pemohon dan termohon, dalam kesempatan itu diusahakan perdamaian , pihak-pihak harus hadir sendiri, tidak diwakilkan, yang kalau berhasil maka
permohonan dicabut. Tetapi kalau gagal, maka pengadilan membuat penetapan mengabulkan permohonan tersebut, namun demikian belum boleh diikrarkan talak,
17
Ibid
18
Ibid
karena terhadap penetapan tersebut masih terbuka kesempatan untuk minta banding kepada Pengadilan Tinggi Agama, kemudian kasasi ke Mahkamah Agung.
19