Tahapan Persidangan Tata Cara dan Prosedur Resmi Pemeriksaan Perkara Cerai

Dalam jawaban, termohon, yaitu istri berhak mempertahankan haknya. Pada kesempatan ini termohon atau kuasanyajuga dapat mengajukan gugatan balik rekonvensi. Jawaban atau rekonvensi dapat secara tertulis atau lisan pasal 121 ayat 2 HIRpasal 145 ayat 2 RB.g. jo pasal 132 ayat 1 HIRpasal 158 ayat 1 RB.g. Bila termohon atau kuasa hukumnya tidak hadir dalam sidang, meskipun mengirimkan surat jawaban, tetap dinilai tidak hadir dan jawaban itu tidak diperhatikan, kecuali jawaban yang berupa eksepsi bahwa pengdilan yang bersangkutan tidak berwenang mengadili perkara itu. 23 Sidang III Replik Sidang replik, yaitu kesempatan yang diberikan oleh hakim kepada pemohon untuk menanggapi jawaban termohon sesuai dengan pendapatnya, atau tetap mempertahankan permohonannya, mengulangi permohonan, menegaskan dan melengkapi atau menambahkan keterangan yang dianggap perlu untuk memperjelas dalil-dalilnya pada surat permohonannya. Atau dapat juga merubah sikap dengan membenarkan jawabanbantahan termohon. 24 23 Ibid 24 Ibid Sidang IV Duplik Sidang duplik merupakan jawaban atau tanggapan dari replik. Termohon mengajukan duplik yang pada pokoknya mengulangi dan menegaskan kembali jawaban serta gugatan rekonvensinya. Acara replik dan duplik jawab-menjawab ini dapat diulangi sampai ada titik temu antara pemohon dengan termohon dan atau dianggap cukup oleh hakim. Bila acara jawab-menjawab dianggap telah cukup namun masih ada hal- hal yang tidak disepakati oleh pemohon dan termohon sehingga perlu dibuktikan, kemudia acara dilanjutkan ketahap pembuktian. 25 Sidang V Pembuktian Pembuktian di muka Pengadilan adalah merupakan hal yang sangat penting dalam Hukum Acara sebab Pengadilan dalam menegakan hukum dan keadilan tidak lain berdasarkan pembuktian. Hukum pembuktian termasuk bagian dari Hukum Acara sedangkan Peradilan Agama mempergunakan Hukum Acara yang berlaku bagi Peradilan Umum. 26 Yang dimaksud dengan pembuktian adalah meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil atau dalil-dalil yang dikemukakan di muka sidang dalam suatu persengketaan. Jadi membuktikan itu hanyalah dalam hal adanya perselisihan 25 ibid 26 H. Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama.h 137 sehingga dalam perkara perdata di muka pengadilan, terdapat hal-hal yang tidak dibantah oleh pihak lawan, tidak memerlukan untuk dibuktilan. 27 Pada tahap ini, baik pemohon atau termohon diberi kesempatan yang sama untuk mengajukan bukti-bukti baik berupa saksi-saksi, alat bukti surat maupun alat bukti lainnya secara bergantian yang diatur oleh hakim. 28 Sidang VI Kesimpulan Pada tahap kesimpulan, masing-masing pihak pemohon dan termohon diberi kesempatan yang sama untuk mengajukan pendapat akhir tentang hasil pemeriksaan selama sidang berlangsung. 29 Sidang VII Penetapan Hakim Contoh kasus: Pada tanggal 7 januari hakim memberikan penetapan bahwa permohonan suami pemohon untuk mengajukan ikrar talak diterima. Sejak penetapan ini terdapat jangka waktu 14 hari 14 hari kerja. Dalam jangka waktu 2 minggu ini, termohon dapat mengajukan permohonan banding. Bila istri tidak mengajukan banding maka penetapan hakim memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Sejak tanggal tersebut, suami atau pemohon dapat mengajukan permohonan untuk mengucapkan ikrar talak. Tanggal 25 januari 14 hari kerja setelah penetapan hakim berkekuatan 27 Ibid h. 138 28 Sulaikin Lubis, Hukum Perdata Peradilan Agama di Indonesia,h. 123 29 ibid hukum tetap talak belum jatuh., istri dapat mengajukan banding. Bila istri termohon tidak dapat menyatakan banding, penetapan tersebut dapat memperoleh kekuatan hukum yang tetap25l-05. Sejak tanggal tersebut pengadilan menentukan hari sidang untuk menyaksika ikrar talak pemohon atas permohonan pemohon suami. Misalnya ditetapkan bahwa sidang untuk mengucapkan ikrar talak pada tangga 25 maret 2005, maka suami pada hari yang ditentukan harus datang dan mengucapkan ikrar talak di hadapan Mejelis hakim dan dihadiri oleh istri. Undang-undang memberi kesempatan atau tenggang waktu bagi suami atau pemohon untuk mengucapkan Ikrar Talak dalam waktu 6 bulan. Bila dalam tenggang waktu tersebut suami tidak datang untuk mengucapkan Ikrar Talak, maka permohonan untuk mengucapkan Ikrar Talak tersebut dapat dinyatakan gugur oleh hakim, pasal 70 ayat 6 UU Peradilan Agama. 30 Pemeriksaan Pemeriksaan cerai talak pada prinsipnya sama dengan perkara perdata pada umumnya. Namun demikian ada bebrapahal yang tidak bias ditolerir dan dianggap sangat prinsipil dalam pemeriksaan cerai talak. 31 a. Pemeriksaan cerai talak mesti dilakukan dengan majlis hakim pasal 68 ayat 1 UU No. 7 Tahun 1989 dalam siding tertutup 30 Sulaikin Lubis, Hukum Perdata Peradilan Agama di Indonesia,h. 124 31 Muhammad Ichwan Ridwan, Kamarusdiana, dan Hotnida Nasution, Hukum Acara Peradilan Agama, h.31 pasal 68 ayat 2 dan pasal 80 ayat 2. Ketentuan pemeriksaan ini merupakan pengecualian dari asas umum yang ditentukan dalam pasal 17 Undang-undang No. 14 Tahun 1970 jo. Pasal 59 ayat 1 Undang-undang No.7 Tahun 1989. Menurut asas umum semua perkara harus dilakukan dalam sidang pemeriksaan pengadilan yang terbuka untuk umum. Akan tetapi, dikarnakan hal lain, pemeriksaan perkara perceraian harus dilakukan dalam sidang tertutup dan jika dilanggar, maka putusan dianggap batal dan harus diadaka pemeriksaan ulang dalam sidang tertutup. Namun demikian, sekalipun pemeriksan dilakukan dalam sidang tertutup, tetapi dalam putusan harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum. 32 b. Pemeriksaan cerai talak meskipun tidak dihadiri oleh pemohon dan termohon, akan tetapi dalam sidang perdamaian, pemohon dan termohon harus datang secara pribadi, tidak bisa diwakili oleh kuasa hukumnya. Upaya perdamaian dalam perkara cerai talak, harus dilakukan hakim dalam setiap sidang sampai dijatuhkannya putusan. Ketentuan ini menyimpang dari ketentuan umum hukum acara perdata, dimana kuasa dapat mewakili 32 Ibid kepentingan pihak pemberi kuasa, meskipun dalam sidang perdamaian. 33 c. Dalam proses pemeriksaan cerai talak, istri termohon berhak mengajukan gugatan rekonvensi pasal 132 a dan b atau pasal 157 dan 158 RB.g dengan beberapa alasan. Pertama perkara cerai talak voluntair sama dengan perkar gugat cerai cotentiosa. Sebab istri sebagai termohon sama setatusnya sebagai tergugat. Istri bukan sebagai tergugat. Istri bukan objek tetapi subjek yang mempunyai hak untuk membela dan mempertahankan haknya dalam proses pemeriksaan. Masing- masing berhak mengajukan replik duplik dan juga alat penbuktian. Kedua, istri sebagai termohon diberihak untuk mengajukan upaya hukum banding pasal 70 ayat 2. Ini menunjukan bahwa perkara cerai talak bersifa contentiosa atau sengketa. Artinya istri sebagai termohon mempunyai posisi yang sama dengan pihak-pihak dalam pemeriksaan perkara contentiosa. Tiga, kebolehan menggabungkan gugat cerai talak dengan persoalan pemeriksaan pemeliharaan anak dan pembagian harta bersama, membuka pintu bagi istri untuk menuntut dan 33 Ibid membela kepentingannya pada saat yang bersamaan dalam pemeriksaan cerai talak. 34 b. Tahapan Persidangan Cerai Gugat Proses pemeriksaan cerai gugat pada dasarnya sama dengan proses pemeriksaan cerai talak. Proses pemeriksaan selambat-lambatnya terhitung 30 hari dari tanggal perkara didaftarkan di Pengadilan yang bersangkutan. Pemeriksaan dilakukan secara Majlis hakim dalam sidang tertutup untuk umum. Persidangan tidak harus dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara. Mereka dapat diwakili oleh kuasa yang telah mendapat surat kuasa khusus untuk itu. Hanya saja jika dalam proses pemeriksaan ternyata perdamaian itu tercapai, maka suami-istri harus datang secara pribadi tidak boleh diwakilkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses perkara cerai gugat, tidak jauh berbeda dengan proses pemeriksaan cerai talak. Dan kalau kita coba menarik perbedaan, perbedaan hanya ada pada bentuk putusan. Oleh karena perkara gugat cerai bersifat contentiosa maka bentuk putusan akanber sifat condemnatoir. 35 Sama halnya dalam permohonan cerai, di mana diajukan pembuktian: 1. Apabil alasan cerai karena mendapat hukuman penjara maka sebagai bukti cukup dengan salinan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum 34 Ibid 35 Ibid tetap. 2. Apabila alasan perceraian karena cacat badan atau penyakit yang berakibat tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami, pengadilan dapat memrintahkan agar tergugat memriksakan diri ke dokter. 3. Apabila alasan cerai karena syiqaq, harus didengar saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau orang-orang terdekat suami-istri. Dapat pula diangkat hakam seorang atau lebih dari keluarga masing-masing pihak. 4. Apabila alasan cerai karena zina dapat pula tebukti secara sempurna bila li’an telah diucapkan tanpa dilawan dengan li’an pula. 36

3. Upaya Hukum

a. Upaya Banding Banding dalam istilah pengdilan disebut appel Belanda, yaitu pembatalan, yaitu upaya hukum yang meminta dibatalkan putusan Pengadilan tingkat pertama oleh Pengadilan tingkat banding karena merasa tidak puas atas putusan pengadilan tingkat pertama berasebut. 37 Banding adalah upaya yang diajukan oleh salah satu pihak yang terlibat dalam perkara, agar penetapan atau putusan yang dijatuhkan Pengadilan Agama diperiksa ulang dalam pemeriksaan tingkat banding oleh Pengadilan Tinggi Agama. Karena belum 36 Tahir Hamid, Beberapa Hal Baru Tentang Peradilan Agama dan Bidangnya h. 112 37 Roihan A. Rasyid, Upaya Hukum Terhadap Putusan Peradilan Agama, Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 1987, h.53 puas oleh putusan Pengadilan tingkat pertama. 38 Upaya ini bertujuan untuk mengoreksi dan meluruskan segala kesalahan, kekeliruan dalam penerapan hukum, tatacara mengadili, penilaian fakta dan pembuktian. 39 Dasar hukum banding adalah: 1. Undang-undang No.14 Tahun 1970 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, Pasal 19 2. Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1975 Tentang Peradilan AgamaMahkamah Syariah Luar Jawa Madura, Pasal 8 dan 11. 40 Tenggang waktu permohonan banding yaitu 14 hari setelah putusan diucapkan, apabila waktu putusan diucapkan pihak pemohon banding hadir sendiri di persidangan., atau 14 hari sejak putusan diberitahukan apabila pemohon banding tidak hadir pada saat putusan diucapkan di persidangan. 41 Mengenai proses pemeriksaan tingkat banding sebagai berikut: 1. Dilakukan berdasarkan berkas perkara Pemeriksaan pada tingkat banding dilakukan melalui Berita Acara pemeriksaan Pengadilan Tingkat Pertama yaitu berdasarkan perkara 2. Apabila dianggap perlu dapat melakukan pemerikasan tambahan, melalui proses: 38 Sulaikin Lubis, Hukum Perdata Peradilan Agama di Indonesia, h. 127 39 Muhammad Ichwan Ridwan, Kamarusdiana, dan Hotnida Nasution, Hukum Acara Peradilan Agama.h. 157 40 Roihan A. Rasyid, Upaya Hukum Terhadap Putusan Peradilan Agama, h.56 41 Sulaikin Lubis, Hukum Perdata Peradilan Agama di Indonesia, h. 174 a Pemeriksaan tambahan berdasarkan putusan sela, sebelum menjatuhkan putusan akhir; atau putusan ditangguhkan menunggu hasil pemeriksaan tambahan. b Pemeriksaan tambahan dapat dilakukan sendiri oleh Pengadilan Tinggi Agama PTA c Pelaksanaan pemeriksaan tambahan diperintahkan kepada pengadilan yang semula memeriksa dan memutus pada tingkat pertama. d Pemeriksaan tingkat banding dilakukan dengan majlis; Pasal 11 ayat 1 Lembaran Negara No. 36 tahun 1970, dipertegas dalam Pasal 15 UU No. 14 tahun 1970 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. 42 b. Upaya Kasasi Kasasi artinya mohon pembatalan terhadap putusanpenetapan Peng adilan tingkat pertama Pengadilan Agama atau terhadap putusan Pengadilan tingkat banding Pengadilan Tinggi Agama ke Mahkamah Agung, melalui Pengadilan tingkat pertama Pengadilan Agama yang dahulunya memutus, karena adanya alasan tertentu, dalam waktu tertentu, dengan syarat-syarat tertentu. Upaya hukum kasasi baru dapat digunakan kalau sudah mempergunakan upaya hukum banding. 43 Kasasi adalah upaya hukum biasa yang kedua, yang diajukan oleh 42 Ibid h. 175 43 H. Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama,222