Dependen Variabel Independen Variabel

• Analisis selanjutnya yaitu metode regresi linier berganda multiple linear regression method yang digunakan untuk membuktikan hipotesa di atas. Perumusan metode tersebut sebagai berikut : Y 1 = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e Y 2 = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e Dimana : Y 1 = Perubahan ROA Y 2 = Perubahan ROE a = Konstanta β i = Koefisien regresi dari variabel independen ke i. X 1 = Perubahan Inflasi X 2 = Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap dollar Amerika serikat X 3 = Perubahan Produk domestik Bruto PDB

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Dependen Variabel

Variabel dependen pada penelitian ini adalah Perubahan ROA dan Perubahan ROE perusahaan yang termasuk kedalam industri manufaktur. a. ROA Return on Assets merupakan salah satu dari rasio probabilitas sebagai alat ukur untuk mengetahui seberapa besar suatu perusahaan dapat menghasilkan return keuntungan dari total asset yang dimilikinya yang dinyatakan dalam dan ini merupakan satu cara untuk mengetahui 48 tingkat kesehatan perusahaan. Kemampuan menghasilkan laba tersebut diukur dengan : Return on Asset : Perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva ROA tahun ke t – ROA tahun ke t-1 ROA tahun ke t-1 Perubahan ROA = b ROE Return on Equity merupakan salah satu dari rasio probabilitas juga, namun bedanya bahwa ROE ini menghitung seberapa besar suatu perusahaan dapat menghasilkan return tingkat pengembalian investasi atas pemilik atau pemegang saham dan dinyatakan dalam dengan rumus sebagai berikut : Return on Equity : perbandingan antara laba dengan modal ROE tahun ke t – ROE tahun ke t-1 ROE tahun ke t-1 Perubahan ROE =

2. Independen Variabel

Pada penelitian ini digunakan 3 tiga variabel independen, yaitu: a. Perubahan inflasi Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam sesuatu perekonomian Sadono Sukirno, 2001:15. Net Profit After Taxes Shareholders Equity Return on Equity = x 100 Net Profit After Taxes Total Asset Return on Asset = x 100 49 Tingkat inflasi dalam penelitian ini diperoleh melalui situs www.bi.go.id Untuk menghitung perubahan inflasi dilakukan dengan cara : Perubahan inflasi = b. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat adalah penilaian pertukaran mata uang suatu negara Indonesia dengan negara lain Amerika Serikat. Nilai tukar ini telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Perubahan kurs ini juga diperoleh dari situs www.bi.go.id Adapun cara untuk menghitung perubahan nilai tukar dari tahun ketahun adalah : Perubahan kurs = c. Perubahan Produk Domestik Bruto PDB Produk Domestik Bruto merupakan nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu. Sadono Sukirno, 2001:33. Nilai PDB diperoleh dari situs www.bi.go.id . Adapun cara untuk menghitung perubahan PDB adalah: Perubahan PDB = inflasi tahun ke t – inflasi tahun ke t-1 inflasi tahun ke t-1 Kurs Dollar tahun ke t – Kurs Dollar tahun ke t-1 Kurs Dollar tahun ke t-1 PDB tahun ke t – PDB tahun ke t-1 PDB tahun ke t-1 50

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Bursa Efek Indonesia

a. Sejarah Bursa Efek Indonesia

PT Bursa Efek Jakarta BEJ pertama kali berdiri pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, yang kemudian dibentuk ulang melalui Undang-Undang Darurat No. 13 tahun 1951, dan selanjutnya dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 tahun 1952. selama dua dasawarsa kemudian BEJ mengalami pasang surut yang ditandai pula oleh pemberhentian kegiatan sepanjang decade 60-an dan awal 70-an. Pada tahun 1977, pemerintah Indonesia menghidupkan kembali BEJ dengan mencatatkan saham 13 perusahaan PMA. Namun demikian, baru sekitar decade 80-an dan awal 90-an, BEJ benar-benar berkembang menjadi bursa efek seperti yang kita kenal sekarang sebagai Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia disingkat BEI, dalam Bahasa Inggris Indonesia Stock Exchange ISX adalah sebuah pasar saham yang merupakan hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta BEJ dengan Bursa Efek Surabaya BES, di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta. Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1 Desember 2007. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry Firmansyah, mantan direktur utama BEJ. Mantan 51