6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
7 Angkutan dan Komunikasi
8 Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan
9 Jasa-jasa
Perhitungan nilai PDB dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan diantaranya: pertama, untuk keperluan analisis ekonomi serta perencanaan
pembangunan nasional; kedua, sebagai salah satu tolok ukur atau instrumen untuk menilai keberhasilan pembangunan nasional; ketiga, untuk mengetahui
hasil-hasil pembangunan; dan keempat, untuk menyusun rencana pembangunan nasional secara lebih rinci.
E. Penelitian Terdahulu
Tirapat dan Nittayagasetwat 1999, meneliti tentang variabel ekonomi makro yaitu, indeks harga konsumen inflasi, suku bunga, indeks produksi
manufaktur dan peredaran uang terhadap kesehatan perusahaan. Pada penelitian tersebut membuktikan variabel ekonomi makaro yang paling
mempengaruhi kondisi kesulitan keuangan perusahaan yang pada akhirnya sampai pada kondisi perusahaan menjadi bangkrut adalah indeks harga
konsumen inflasi. Penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin sensitive perusahaan terhadap inflasi maka semakin tinggi probabilitas perusahaan
mengalami kondisi ketidakpastian keuangan. Murtini dan Dewi 2006, meneliti tentang pengaruh perubahan
variabel ekonomi makro terhadap perubahan kesehatan perusahaan
34
manufaktur. Dalam penelitian ini perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang go public. Perusahaan tersebut berjumlah 143 perusahaan
yang listing di Bursa Efek Indonesia BEI. Data yang digunakan ialah data tahunan sejak 1997-2000. Dari analisis dapat disimpulkan keseluruhan
perubahan variabel ekonomi makro yaitu inflasi, tingkat bunga dan kurs dollar Amerika terhadap rupiah mempengaruhi perubahan kesehatan perusahaan.
Perubahan variabel ekonomi makro yang paling mempengaruhi perubahan kesehatan perusahaan manufaktur adalah perubahan kurs dollar Amerika
terhadap rupiah. Peni Sawitri 2002, meneliti tentang prediksi tingkat kesehatan
perusahaan asuransi jiwa termasuk kemungkinan kebangkrutanya dengan rasio-rasio keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah laporan
keuangan dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kesehatan perusahaan asuransi jiwa termasuk kemungkinan kebangkrutannya dengan rasio-rasio
keuangan. Data sekunder berupa hasil peringkat Asuransi Jiwa yang telah
dilakukan Biro Riset Infobank per Desember 2000 terhadap 60 perusahaan asuransi jiwa digunakan dalam analisa. Analisa dilakukan menggunakan
metode Multiple Discriminant Analysis MDA yaitu model dari fungsi diskriminan atau disebut dengan linear discriminant function terhadap rasio-
rasio versi Biro Riset Infobank tersebut. Penelitian ini mengambil data sekunder berupa hasil peringkat
Asuransi Jiwa yang telah dilakukan Biro Riset InfoBank per Desember 2000
35
terhadap 60 perusahaan dimana 7 diantaranya tidak diikutsertakan dalam peringkat, karena tidak ada data. Penelitian ini mengambil jumlah sampel
seimbang antara perusahaan sehat dan yang tidak sehat berdasarkan peringkat predikat yaitu bagus hingga sangat bagus dikelompokkan pada perusahaan
sehat sebanyak 22 perusahaan dan yang berpredikat cukup bagus hingga tidak bagus dikelompokkan pada perusahaan tidak sehat juga sebanyak 22
perusahaan. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesehatan keuangan perusahaan asuransi. Nilai variabel 2 jika perusahaan
tersebut sehat dan1 jika perusahaan tersebut tidak sehat. Sedangkan variabel bebasnya adalah 10 rasio kriteria versi Biro Riset InfoBank.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semua kriteria rasio yang dipilih oleh Biro Riset InfoBank masih belum dapat dijadikan estimator atau
penentu ukuran kesehatan perusahaan asuransi jiwa karena hanya 44,9 saja ketepatannya, jadi masih banyak variabel lain yang sebenarnya menjadi
ukuran kesehatan perusahaan asuransi jiwa. Penelitian dihadapkan pada beberapa keterbatasan. Pertama, periode
pengamatan hanyalah satu tahun sehingga tidak representatif untuk mengukur kesehatan perusahaan asuransi jiwa. Keterbatasan kedua, variabel pengukuran
kesehatan perusahaan asuransi masih belum memasukkan faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat
suku bunga dan lain-lain. Sutrisno 2004 meneliti tentang analisis tingkat kesehatan dn potensi
kebangkrutan studi empiris pada perusahaan property dan real estate yang
36
terdaftar di BEJ. Pada penelitian ini digunakan metode RLS berdasarkan SK Menteri Keuangan No. 826KMK-0131992 untuk mengukur tingkat
kesehatan perusahaan dan metode diskriminasi altman untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Dari analisis tersebut disimpulkan bahwa
perusahaan property dan real estate tahun 1999-2003 rata-rata berada pada kondisi tidak sehat karena memiliki bobot
≤ 90 dan diprediksi akan mengalami kebangkrutan.
Waspodo dan Toto Aryanto 2005 yang meneliti pengaruh variabel ekonomi makro dan faktor ekonomi mikro terhadap kesehatan perusahaan
dilihat dari perubahan ROE return on equity perusahaan karena dinilai perusahaan yang sehat dapat diukur dari tingkat profitabilitas yang dimiliki.
Begitupula penelitian yang telah dilakukan oleh Toto Sugiharto dan Maharani Ika Lestari, meneliti pengaruh variabel ekonomi makro terhadap ROA Return
on Asset, ROE Return on Equity dan LDR Loan to Deposit Ratio untuk menilai kinerja bank devisa dan non devisa.
F. Kerangka Pemikiran