4. Pariwisata konvensi, yaitu kegiatan pertemuan untuk membahas berbagai hal yang biasanya diselenggarakan ditempat-tempat rekreasi seperti seminar, rapat
kerja.
B. Komponen Produk Wisata
Jika mengacu pada konsep produk dari aspek pemasaran yang dikembangkan Kotler yaitu produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada pasar untuk diperhatikan, diambil , digunakan atau dikomsumsi, sehingga dapat memuaskan kebutuhan dak keinginan. Termasuk diantaranya adalah obyek
fisik, layanan, tempat, organisasi dan gagasan Kotler,1999:274, maka produk wisata dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mencakup atraksi, paket
wisata, harga dan layanan yang mungkin diterima oleh wisatawan sebagai sesuatu yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhannya dalam upaya memperoleh
kesenangan. Atraksi wisata adalah bentuk dari produk atau daya tarik yang dapat berupa
alam, budaya dan peninggalan-peninggalan yang memiliki nilai. Paket wisata adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan produk mulai dari
rancangan, manfaat, kemudahan dan informasi tentang produk, serta prestise adalah nama baik dari produk yang bersangkutan. Mason 1990:16 dan Holloway
1994:8 dalam Sundoro 2004:14 merumuskan bahwa komponen produk wisata terdiri dari atraksi, aminitis, dan aksebilitas. Atraksi adalah desrinasi yang dapat
ditawarkan berupa alam, budaya, buatan manusia, atau even seperti festival, kongres dan pameran. Aminitis adalah fasilitas pendukung seperti akomodasi,
restoran atau rumah makan, pelayanan, transport lokal, pusat informasi, dan fasilitas lain seperti pusat cinderamata yang mendukung kegiatan pariwisata.
Sedangkan aksebilitas adalah kemudahan-kemudahan untuk mencapai lokasi atraksi seperti transportasi, prosedur operasional, peraturan pemerintah dan
infrastruktur. Perbedaan antara produk wisata dengan produk pada umumnya dirumuskan
kembali oleh Suyitno 2001:10, dengan cirri-ciri khusus sebagai berikut. 16
1. Tidak berwujud intangible, wisata tak lain ialah kesan atau pengalaman yang dirasakan dan dialami oleh wisatawan.
2. Tidak memiliki ukuran kuantitatif unmeasurable, wisata tidak memiliki satuan ukuran tertentu misalnya kilogram, meter, mil dan lain sebagainya.
Kita dapat mengukurnya sebagai kelas wisata seperti deluxe, standart economy, atau budget.
3. Tidak tahan lama dan mudah kadaluarsa perishable, masa jual wisata itu terbatas,
yaitu semenjak
produk tersebut
ditawarkan menjelang
diselenggarakan. 4. Tidak dapat disimpan unstoreable, karena sifatnya yang mudah kadaluarsa
maka tidak menimbun sisa produk yang tidak terjual, sisa tersebut sudah tidak memiliki nilai lagi.
5. Melibatkan konsumen wisatawan secara langsung dalam proses produksinya bila dilihat dari sisi pelayanan.
6. Proses produksi dan komsumsi terjadi pada waktu yang sama, dimana keterlibatan wisatawan dalam proses produksi wisatawan mengakibatkan
terjadinya dua kegiatan yang sama, yaitu proses produksi dan komsumsi.
2.1.5 Perilaku Konsumen