KEBIJAKAN DIVIDEN TINJAUAN PUSTAKA

32 ekstra ini akan disambut baik oleh pasar dan akan menaikkan harga saham. c. Dividen Payout Ratio DPR Menurut Bambang Riyanto 2001:266 Dividen payout ratio DPR adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “Cash dividend”. Sedangkan menurut Keown dalam Tita Deitiana 2009 dividen payout ratio adalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar. Dividen hanya dapat dibayarkan jika saldo laba ditahan positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan diperoleh laba, suatu perusahaan tidak boleh membagikan dividen jika saldo laba ditahan pada akhir tahun masih negatif. Menurut Dewi Astuti 2004 dividen payout ratio merupakan antara dividen per share DPS dengan earning per share EPS. Dividen payout ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Dividen payout ratio merupakan perbandingan antara DPS dengan DPR , jadi perspektif yang dilihat adalah pertumbuhaan dividen per share DPS terhadap pertumbuhan earning per share EPS. 33 Menurut Weston dan Brigham dalam Ahmad Rodhoni 2011:123 faktor- faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen suatu perusahaan adalah sebagai berikut: 1 Posisi likuiditas, yaitu apabila laba yang ditahan telah diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap, seperti mesin dan peralatan, bahan dan persediaan dan barang-barang lainnya, maka hal tersebut dapat menunjukkan posisi likuiditas perusahaan yang rendah dan hal tersebut dapat menunjukkan posisi likuiditas perusahaan yang rendah dan terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu lagi membayarkan dividennya. 2 Profitabilitas, adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan 34 setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. 3 Leverage, Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Menurut Bambang Riyanto 2001:267-268 faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen perusahaan dapat disebutkan antara lain sebagai berikut: 1 Posisi Likuiditas Perusahaan Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan “cash outflow ”, maka makin kuatnya posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuannya untuk membayar dividen. 35 2 Kebutuhan Dana untuk Membayar Utang Apabila suatu perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya sudah harus direncanakan bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan dikembalikan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahaan sebagaian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang dapat dibayarkan sebagai dividen, dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividen payout ratio yang rendah. 3 Tingkat Pertumbuhaan Perusahaan Makin cepat tingkat pertumbuhaan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan “earning”nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan- batasan biayanya. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang 36 dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang berarti makin rendah dividen payout ratio. 4 Pengawasan Terhadap Perusahaan Perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan pengawasan dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan utang akan memperbesar risiko finansialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan pengawasan terhadap perushaan, berarti mengurangi dividen payout ratio . d. Rasio Likuiditas Menurut Fred Watson dalam kasmir 2008:129, menyebutkan bahwa rasio likuiditas liquidity ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. 37 Menurut Kasmir 2008:134 Jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio likuiditas antara lain, sebagai berikut: 1 Current Ratio Rasio lancar atau Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kasmir 2008:134. Sesuai dengan pembahasan diatas maka rumus pengukuran current ratio adalah: 2 Quick Ratio Rasio cepat Quick Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban lancar utang jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan inventory. Perhitungan rasio cepat diukur dari total aktiva lancar dikurang persediaan kemudian dibagi dengan total utang lancar. Kasmir 2008:136 38 3 Cash Ratio Rasio kas cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Perhitungan rasio kas diukur dari kas ditambah giro kemudian dibagi current liabilities. Kasmir 2008:138 4 Inventory to Net Working Capital Merupakan rasio yang digunakan untuk membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Kasmir 2008:141. e. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan dilikuidasi. 39 Menurut Kasmir 2008:134 Jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain, sebagai berikut: 1 Debt to Assets Ratio DTA Debt to assets ratio atau debt ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio solvabilitas solvability ratio yang dihitung dengan mengukur perbandingan antara total utang total debt baik utang lancar current liability maupun utang tidak lancar long term debt dengan total aktiva total assets baik aktiva lancar current assets maupun aktiva tetap fixed assets. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Kasmir 2008:156. Sesuai dengan pembahasan diatas maka rumus pengukuran debt to assets ratio adalah: 2 Debt Equity Ratio Debt to Equity Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio solvabilitas solvability ratio yang merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban apabila dilikuidasi. Debt equity ratio digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk 40 utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Kasmir 2008:157. Sesuai dengan pembahasan diatas maka rumus pengukuran debt equity ratio adalah: 3 Long Term Debt to Equity Ratio LTDtER LTDtER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Kasmir 2008:159. Rumusan untuk mencari long term debt to equity ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri, yaitu: 4 Time Interest Earned Time interest earned merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya. Kasmir 2008:160. Rumus untuk mencari time interes earned dapat digunakan sebagai berikut: 41 f. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas activity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Kasmir 2008:172. Berikut ini beberapa jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli keuanagan, yaitu: 1 Receivable Turn Over Perputaran piutang receivable turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa dalam penagihan piutang selama satu periode. Kasmir 2008:180. Rumusan untuk mencari receivable turn over dapat digunakan sebagai berikut: 2 Inventory Turn Over Perputaran persediaan inventory turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan inventory ini berputar dalam suatu periode. Menurut J Fred Wetson dalam Kasmir 2008:180 rumusan untuk mencari inventory turn over dapat digunakan sebagai berikut: 42 3 Fixed Assets Turn Over Fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Kasmir 2008:184. Rumus untuk mencari Fixed Assets Turn Over dapat digunakan sebagai berikut: 4 Total Assets Turn Over Total Assets Turn Over TATO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Kasmir 2008:185. Sesuai dengan pembahasan diatas maka rumus pengukuran TATO adalah: g. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas profitability ratio menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada. Menurut Kasmir 2008:199 Rasio profitabilitas profitability ratio merupakan rasio untuk menilai kemampuan 43 perusahaan dalam mencari keuntungan. Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah: 1 Profit Margin Profit Margin Profit margin on sales merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Kasmir 2008:199. Sesuai dengan pembahasan diatas maka rumus pengukuran profit margin on sales adalah: 2 Return on Assets Hasil pengembalian investasi Return on Assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Kasmir 2008:201. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kemabalian investasi return semakin besar. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividen dan capital gain. Dengan demikian meningkatnya ROA juga akan meningkatkan pendapatan dividen.Di samping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Sesuai dengan pembahasan diatas maka rumus pengukuran ROA adalah: 44 3 Return on Equity Hasil pengembalian ekuitas return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Kasmir 2008:204. Rumus untuk mencari Return on Equity ROE dapat digunakan sebagai berikut: 4 Earning per Share Laba perlembar saham biasa earning per share of common stock atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong pajak. Kasmir 2008:207. Sesuai dengan pembahasan di atas maka rumus pengukuran EPS adalah: 45

D. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian mengenai kebijakan dividen telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal dan skripsi yang telah diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun instansi-instansi pendidikan. Adapun penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut: Didik Indarwanta 2007 melakukan penelitian tentang “profitabilitas sebagai penentu kebijakan pembayaran dividen” dimana populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industry makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ tahun 2001-2005. Jumlah sampel yang diteliti adalah 20 perusahaan dan menguji lima variabel independen yitu: CR, ETAR, DER, ROI, dan EPS. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan uji-F bahwa variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPS. Berdasarkan uji-T tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap DPS, hanya variabel ROI dan EPS yang berpengaruh secara simultan terhadap DPS. Sutrisno 2001 menganalisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada perusahan publik di PT Bursa Efek Jakarta. Model Analysis of Moment Structure AMOS digunakan untuk menguji tujuh variabel secara simultan yaitu: posisi kas, potensi pertumbuhan, size perusahaan, rasio hutang dan modal, profitabilitas, holding, dan DPR. Dengan 46 menggunakan sampel dari perusahan go public selama periode 1991-1996 terdapat 148 observasi. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak semua faktor yang diteliti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPR. Dari ketujuh variabel independent tersebut di atas, hanya posisi kas, dan rasio hutang dengan modal kelompok perkiraan neraca saja yang berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan earnings yang merupakan unsur dari kelompok rugi-laba kurang signifikan terhadap DPR. J.C. Shanti 2010 menganalisis kinerja keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia sebelum dan sesudah pembayaran dividen kas, pengujian statistik tes parametrik uji-T dua sampel berpasangan dengan SPSS 15 digunakan untuk menguji enam variabel yaitu: Short-term liquidity, Long-term solvency, Profitability, Productivity, Imnvesment intensiveness, dan Indebtedness. Menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2000-2004, hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pembayaran dividen kas hanya mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dalam jangka pendek dan informasi dividen tidak dapat digunakan sebagai sinyal untuk prospek laba perusahaan Indonesia di masa yang akan datang. Tita Deitiana 2009 menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas. Variabel yang diteliti yaitu: Dividen 47 Payout Ratio, Debt Equity Ratio, Earning per Share, Price Earning Ratio, Return on Asset, Curent Ratio, Net profit Margin, Inventory Turnover, Return on Equity. Menggunakan sampel perusahaan manufaktur dan non manufaktur selain Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya yang terdaftar di BEI selama periode 2003-2007, hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan Debt Equity Ratio, Return on Asset, Curent Ratio, Net profit Margin, Inventory Turnover, Return on Equity terhadap Dividen Payout Ratio. Dan terdapat pengaruh yang signifikan Earning per Share, Price Earning Ratio terhadap Dividen Payout Ratio. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini terfokus pada saham-saham perusahaan yang termasuk ke dalam JII Jakarta Islamic Index selama 4 empat tahun berturut-turut yaitu dari periode 2007 sampai periode 2010. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kebijakan pembayaran dividen DPR perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang berisikan rangkuman atas semua dasar-dasar teori yang dijadikan landasana dalam penelitian ini. Penelitian ini mengenai Analisis pengaruh likuiditas, 48 solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan Jakarta Islamic Index periode 2007-2010. Untuk memprediksi pendapatan dividen tidak dapat dipertimbangkan faktor-faktor kebijakan manajemen, karena kebijakan manajemen merupakan keputusan yang berhubungan dengan pihak intern perusahaan. Satu-satunya informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan adalah laporan keuangan yang menunjukkan kinerja keuangan yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen. Dan besar kecilnya pendapatan dividen tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor fundamental. Sehingga perlu diidentifikasi faktor-faktor tersebut yang mungkin berpengaruh terhadap dividen, faktot-faktor fundamental yang akan mempengaruhi dividen dalam penelitian ini adalah Likuiditas CR, Solvabilitas DER, DTA, Aktivitas TATO, dan Profitabilitas ROA, EPS , yang akan digunakan sebagai variabel bebas independen, dan Kebijakan Pembayaran Dividen DPR sebagai variabel terikat dependen. 49 Current Ratio CR merupakan salah satu ukuran dividen dari rasio likuiditas liquidity ratio yang dihitung dengan membagi aktiva lancar current assets dengan hutang atau kewajiban lancar current liability. Debt to Equity Ratio DER merupakan salah satu ukuran dividen dari rasio solvabilitas solvability yang merupakan kemampuan perusahaan dalam mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Debt to Total Assets DTA merupakan rasio antara total hutang total debts baik hutang jangka pendek current liability dan hutang jangka panjang long term debts terhadap total aktiva total assets baik aktiva lancar current assets maupun aktiva tetap fixed assets dan aktiva lainnya other assets . Total Assets Turn Over TATO merupakan rasio antara total pendapatan dan total aktiva total assets baik aktiva lancar current assets maupun aktiva tetap fixed assets. Reton on Assets ROA merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Pendapatan per lembar saham Earning per Share merupakan total keuntungan yang diperoleh investor untuk setiap lembar sahamnya.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

0 5 22

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Pembayaran Deviden pada Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)

0 4 130

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN SIZE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

0 2 23

PENGARUH LIKUIDITAS, FINANCIAL LEVERAGEDAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 0 8

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE SKRIPSI

0 0 15

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2010-2014

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN - ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 10

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 10

2. Bursa Efek Indonesia - ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 16

Skripsi ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2003 – 2007)

0 0 16