PASAR MODAL TINJAUAN PUSTAKA

26 Selain itu, dalam proses pemilihan saham yang masuk JII, Bursa Efek Indonesia melakukan tahap-tahap pemilihan seleksi sebagai berikut: a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar. b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90. c. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata- rata kapitalisasi pasar market capitalization terbesar selama satu tahun terakhir. d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata- rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir. Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen index pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan di monitor secara terus-menerus berdasarkan data-data public yang tersedia. 27 3. Instrumen Saham Syari’ah Menurut Nurul dan Mustafa: 2007 saham merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum go publik dalam nominal ataupun persentase tertentu. Sedangkan menurut Andri: 2009 Saham atau stock adalah merupakan surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan terbatas. Sedangkan saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Saham merupakan surat berharga yang mempresentasikan penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian, riba, memproduksi barang yang diharamkan seperti minuman beralkohol. Penyertaan modal dalam bentuk saham yang dilakukan pada suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah dapat dilakukan berdasarkan akad musyarakah dan mudharabah. Akad musyarakah umumnya dilakukan pada saham perusahaan privat, sedangkan akad mudharabah umumnya dilakukan pada saham perusahaan publik. Dengan demikian si pemilik saham merupakan pemilik 28 perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula kekuasannya diperusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan nama dividen. Pembagian dividen ditetapkan pada penutupan laporan keuangan berdasarkan RUPS ditentukan berapa dividen yang dibagi dan laba ditahan. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh dari memegang saham ini antara lain: a. Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham. b. Right yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan oleh emiten. c. Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di pasar modal.

C. KEBIJAKAN DIVIDEN

1. Pengertian Kebijakan Dividen Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran 29 dividen. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen Wachowicz 1997:496. Eugene F Brigham dan Joel F Houston 2001;66 dalam Sigit Irawan 2009, kebijakan dividen yang optimal merupakan kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahan. a. Teori kebijakan dividen Menurut Kolb 2010:128-129, terdapat 3 teori kebijakan dividen yang paling tepat untuk perusahaan. sebagai berikut: 1 Residual Theory. Penekanan teori ini adalah pada investasi modal dengan anggapan bahwa dividen merupakan residu akhir dari proses investasi modal capital investment process. Bertolak dari anggapan tersebut, maka teori ini menganjurkan agar dividen dibayarkan dari sisi dana yang digunakan untuk investasi modal. 2 Indifference Theory. Teori ini dilandasi anggapan bahwa dividen bukan faktor yang relevan terhadap nilai saham. Teori ini dipelopori oleh Miller dan Modigliani 1961 yang berpendapat bahwa hanya pendapatan yang relevan bagi pemegang saham. 30 Karena itu, dividen dibayar atau tidak dibayar tidak ada pengaruhnya bagi kemakmuran para pemegang saham. 3 Bird in the hand theory. Teori ini mengatakan bahwa pemegang saham tidak peduli not indifferent terhadap dividen dan perubahaan pendapatan perusahaan. Bagi pemegang saham, kebijakan dividen adalah relevan terhadap nilai saham. Teori ini didukung oleh Litner dan Gordon yang mengatakan bahwa pemegang saham menilai 1 dividen yang diterima lebih tinggi dari pada 1 pendapatan yang ditahan. b. Macam-macam kebijakan dividen Berbagai macam kebijakan dividen menurut Dewi Astuti: 2004 adalah sebagai berikut: 1 Kebijakan dividen biasa tetap Pada kebijakan dividen biasa atau regular dividend policy, perusahan membayar dividen per lembar saham dalam jumlah rupiah yang tetap setiap periode. Kebijakan ini meniadakan keragu- raguan pemegang saham investor sekaligus menginformasikan bahwa perusahan dalam keadaan baik dan lancar. Dengan kebijakan ini pembayaran dividen per lembar saham hampir tidak pernah turun. 31 2 Kebijakan dividen dengan persentase tetap pembayaran dividen tunai. Kebijakan ini dikenal dengan nama constan-payout-ratio dividen policy. Dengan kebijakan ini perusahan kurang dapat memperkirakan jumlah pembayaran dividen yang akan dilakukan setiap periode. Jumlah pembayaran dividen dengan persentase tetap dari EPS akan mempengaruhi posisi harga saham di pasar. Pada saat laba menurun maka pembayaran dividen juga menurun dan hal ini akan menyebabkan harga saham menurun juga. 3 Kebijakan dividen rendah plus ekstra Kebijakn ini dikenal dengan nama low-reguler-and-ekstra deviden policy. Menurut kebijakan ini perusahaan membayar dividen tunai secara rutin setiap periode dalam jumlah yang tetap dan rendah, jika laba perusahaan periode yang bersangkutan sangat baik maka jumlah pembayaran tetap tersebut akan ditambah pembayaran dividen ekstra. Dengan jumlah pembayaran regular biasa yang tetap ini menjamin kepastian bagi pemilik saham dan karena jumlahnya rendah, hal ini juga akan menentramkan perusahan. Bila ada laba yang sangat bagus perusahan akan membayarkan ekstra dividen bagi pemegang saham. Pembayaran 32 ekstra ini akan disambut baik oleh pasar dan akan menaikkan harga saham. c. Dividen Payout Ratio DPR Menurut Bambang Riyanto 2001:266 Dividen payout ratio DPR adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “Cash dividend”. Sedangkan menurut Keown dalam Tita Deitiana 2009 dividen payout ratio adalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar. Dividen hanya dapat dibayarkan jika saldo laba ditahan positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan diperoleh laba, suatu perusahaan tidak boleh membagikan dividen jika saldo laba ditahan pada akhir tahun masih negatif. Menurut Dewi Astuti 2004 dividen payout ratio merupakan antara dividen per share DPS dengan earning per share EPS. Dividen payout ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Dividen payout ratio merupakan perbandingan antara DPS dengan DPR , jadi perspektif yang dilihat adalah pertumbuhaan dividen per share DPS terhadap pertumbuhan earning per share EPS.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

0 5 22

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Pembayaran Deviden pada Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)

0 4 130

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN SIZE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

0 2 23

PENGARUH LIKUIDITAS, FINANCIAL LEVERAGEDAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 0 8

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE SKRIPSI

0 0 15

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2010-2014

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN - ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 10

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 10

2. Bursa Efek Indonesia - ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 16

Skripsi ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2003 – 2007)

0 0 16