Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 fundamental. Dengan berpijak pada faktor fundamental perusahaan, investor tidak perlu kuatir sentimen negatif, tapi jika fundamentalnya kokoh pasti akan rebound . Bahkan, koreksi harga pada saham-saham yang memiliki fundamental kuat adalah opportunity bagi untuk meraih gain lebih besar. Bank Manajemen: 2009, 32 Menurut Ahmad Rodoni dalam Asmawi 2009, analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti harga saham, volume perdagangan, index harga saham baik individu maupun gabungan, serta faktor lain yang bersifat teknis. Sedangkan analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperolah taksiran harga saham. Melalui analisis fundamental pendekatan yang digunakan adalah net asset, dividend , and price earning ratio. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan dividen. Rasio likuiditas Luquidity Ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Ada 6 beberapa alasan mengapa perusahaan tidak membayar memenuhi kewajibannya terutama dalam jangka pendek. Pertama, perusahaan tidak memiliki dana sama sekali untuk membayar. Kedua, perusahaan memikli dana tetapi tidak cukup untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo. Keadaan ini bagi perusahaan kurang baik karena ada aktifitas yang tidak dapat dilakukan secara optimal. Manajemen kurang mampu menjalankan kegiatan operasional perusahaan, terutama dalam hal menggunakan dana yang dimiliki. Sudah pasti hal ini akan berpengaruh terhadap usaha pencapaian laba seperti yang diinginkan. Salah satu panyebab perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibnnya tersebut sebenarnya adalah akibat kelalaian dari manajemen dalam menjalankan usahanya. Kejadian tersebut menghambat perusahaan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham Investor. Sofyan Syafri, 2004: 301 Rasio solvabilitas Solvability Ratios merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dibubarkan dilikuidasi. Yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam analisis rasio solvabilitas yaitu perusahaan akan mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Setelah diketahui, manajer keuangan dapat mengambil kebijakan yang dianggap perlu guna 7 menyeimbangkan penggunaan modal. Akhirnya dari pengukuran rasio ini kinerja manajemen selama ini akan terlihat apakah sesuai tujuan atau tidak. Terwujudnya kinerja perusahaan yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan maka perusahaan dapat membayarkan dividen. Sofyan Syafri, 2004: 303 Rasio aktivitas Activitity Ratio merupakan rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Dari hasil pengukuran rasio aktivitas akan diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan, sehingga manajemen dapat mengukur kinerja mereka selama ini. Dengan demikian, dari hasil pengukuran ini jelas bahwa kondisi perusahaan setiap periode mampu atau tidak untuk mencapai target yang telah ditentukan. Sofyan Syafri, 2004: 308 Rasio profitabilitas profitability Ratios merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan mencari keuntungan. Tujuan akhir yang tercapai oleh perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat mensejahterakan pemilik, karyawan, khususnya perusahaan dapat membagikan dividen kepada investor, serta meningkatkan produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dituntut harus mampu untuk memenuhi 8 target yang telah ditetapkan. Dengan kata lain besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung. Semakin besar perusahaan dalam menghasilkan laba kemungkinan pembayaran dividen kepada investor jumlahnya semakin besar. Sofyan Syafri, 2004: 304 Investor dalam menginvestasikan dananya kedalam instrument saham, tentunya menginginkan return yang tinggi. Return dari saham biasa didapatkan dari capital gain maupun dari dividen. Menurut The Bird in Hand Theory yang dikemukakan oleh Gordon 1963 menyatakan bahwa investor lebih memilih dividen karena dianggap lebih pasti dibandingkan capital gain. Sementara jika dikaitkan dengan pajak, maka investor cenderung untuk lebih memilih capital gain dibandingkan dividen. Hal ini disebabkan karena pajak dari dividen lebih tinggi dibandingkan pajak dari capital gain, dan pembayaran pajak capital gain dapat ditunda sampai investor mengexercise sahamnya. Begitu pentingnya peranan dividen ini, maka perusahaan enggan untuk melakukan pemotongan terhadap dividen. Hal ini dikarenakan adanya efek signaling Bhattacharya, 1979. Perusahaan yang melakukan pemotongan dividen memberikan signal yang buruk terhadap investor, bahwa kondisi keuangan perusahaan kurang bagus. Begitu juga jika perusahaan menaikkan dividen, memberikan signal kepada investor bahwa kondisi keuangan perusahaan sedang bagus. Seperti yang dikemukakan oleh Litner 1956, 9 peningkatan dividen memberikan signal bahwa perusahaan memiliki arus kas yang kuat dan hal ini akan dilakukan oleh manajer, jika manajer yakin akan dapat mempertahankannya dimasa yang akan datang. Masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat penting baik bagi investor maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Pada umumnya para investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraanya itu dengan mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain. Dilain pihak, perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. Tetunya hal ini akan menjadi unik karena kebijakan dividen adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividen, dan disatu sisi juga tidak harus menghambat pertumbuhan perusahaan Sutrisna,2001. Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahaan laba guna diinvestasikan kembali didalam perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan kaseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham. Selama bertahun-tahun, 10 perusahaan-perusahaan bisnis sangat mengandalkan laba yang ditahan retained earnings sebagai sumber pembiayaan. Oleh karena rasio pembayaran dividen, yaitu presentasi laba yang ditahan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas, mengurangi jumlah laba yang ditahan perusahaan, maka keputusan dividen jelas melibatkan keputusan pembiayaan. Aspek-aspek yang merupakan dari kebijakan dividen yaitu dividen saham dan pemecahaan saham, serta pembelian kembali saham. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen, antara lain yang dikemukakan oleh Riyanto 2001:267, bahwa kebijakan dividen itu dipengaruhi oleh likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan, dan pengawasan terhadap perusahaan. Sedangkan yang dikemukakan oleh Hanafi 2004:378, bahwa rasio pembayaran dividen itu dipengaruhi oleh kesempatan investasi, profitabilitas, likuiditas, akses kepasar uang, stabilitas pendapatan dan pembatasan- pembatasan. Instrumen saham belum didapati pada masa Rasulullah SAW. dan sahabat yang dikenal hanyalah perdagangan komoditis barang riil seperti layaknya yang terjadi pada pasar biasa. Pengakuan kepemilikan sebuah perusahaan syirkah pada masa itu belum dipresentasikan dalam bentuk saham seperti layaknya sekarang. Dengan demikian pada masa Rasulullah SAW dan para 11 sahabat, bukti kepemilikan atau jual beli atas aset hanya melalui mekanisme jual beli biasa dan belum melalui Initial Public Offering dengan saham sebagai instrumenya. Pada saat itu yang berbentuk hanyalah pasar riil biasa yang mengadakan pertukaran barang dengan uang jual beli dan pertukaran barang dengan barang. Bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam, yaitu ditandai dengan hadirnya Jakarta Islamic Index JII pada Juli 2000 dengan mengeluarkan produk saham syariah. Saham syariah adalah saham yang sesuai dengan syariah Islam yang munculnya melalui Jakarta Islamic Index JII, yang dikeluarkan oleh PT BEJ bekerjasama dengan PT Danareksa Investment Management DIM. JII dibentuk untuk mengembangkan pasar modal syariah sebagai benchmark untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham yang berbasis syariah. Produk investasi berupa saham pada prinsipnya sudah sesuai dengan ajaran islam. Dalam teori percampuran, Islam mengenal akad syirkah atau musyarakah , yaitu suatu kerjasama antara dua atau lebih pihak menyetorkan sejumlah dana, barang, atau jasa. Adapun jenis-jenis syirkah yang dikenal dalam fiqih muamalah yaitu: syirkah ‘inan, syirkah mufawadhah, syirkah wujuh, syirkah abdan, dan mudharabah. Pembagian tersebut didasarkan 12 kepada penyertaan modal masing-masing pihak dan siapa pengelola kegiatan usaha tersebut. Di dalam literatur-literatur tidak terdapat istilah atau perbedaan saham syariah dengan non syariah, tetapi saham sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan yang dapat dibedakan menurut kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut. Saham menjadi halal jika saham tersebut dikeluarkan oleh perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak dibidang yang halal dan dalam niat pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk spekulasi judi. Untuk lebih amannya, saham yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index merupakan saham-saham yang sesuai syariah. Going concern atau kelangsungan usaha dari perusahaan perlu diperhatikan dalam berinvestasi jangka panjang di saham, selayaknya berinvestasi langsung. Bagaimanapun berinvestasi dalam kepemilikan suatu perusahaan tidak terlepas dari risiko kehilangan financial, termasuk risiko investor kehilangan usaha. Oleh sebab itu, sebagai investor tidak hanya terbatas pada jual-beli saja, namun dituntut juga untuk melakukan analisa yang cermat dan teliti pada perusahaan yang akan diinvestasikannya. Karena salah satu hak yang dimiliki pemegang saham adalah hak untuk menerima hasil usaha berupa dividen, dan sebagai pemegang saham tentunya mempunyai harapan bahwa perusahaan “miliknya” mampu meningkatkan nilai kepemilikan yang dimilikya 13 Shareholder’s Value. Keuntungan yang disumbangkan kepada setiap pemegang sahamnya atau disebut Earning Per Share EPS. Berdasarkan data statistik Pusat Referensi Pasar Modal PRPM dalam kurun waktu 5 tahun, keuntungan yang didapat dari tahun 2004-2009 mencapai Rp 109,51, sehingga nilai kepemilikan bertambah sebesar 66,76. Solahuddin, 2010, 11 Studi ini bertujuan untuk menganalisi pengaruh Rasio Keuangan yakni Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen DPR pada perusahaan public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya saham syariah sebagai populasi yang penulis pilih. Peneliti mengidentifikasi masalah pada saham syariah yang mengambil data dari laporan keuangan di JII per 31 Desember selama 1 Januari pada awal tahun 2007 hingga 2010. Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada saham syariah yang terdaftar dalam JII dan terkait serta ikut mempengaruhi dividend payout ratio. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh antara Likuiditas CR, Solvabilitas DER, DTA, Aktivitas TATO, dan Profitabilitas ROA, EPS terhadap kebijakan pembayaran dividen DPR dalam bentuk skripsi dengan Judul “Analisis 14 pengaruh Likuiditas , Solvabilitas , Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan Jakarta Islamic Index”.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen DPR perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index? 2. Variabel apakah yang mempengaruhi paling dominan antara Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen DPR perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas yang mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen DPR pada perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index untuk periode tahun 2007-2010. 2. Untuk Menentukan variabel mana yang paling dominan mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen DPR pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode 2007-2010.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Secara terperinci manfaat penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: 15 1. Bagi manajemen perusahaan dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan kebijakan pembayaran dividen. Perhitungan kuantitatif diharapkan dapat menunujukkan hubungan atau pengaruh rasio keuangan seperti Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Dividen Payout Ratio DPR. Diharapkan dapat membantu manajer keuangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan terutama dalam bentuk dividen kas tunai. 2. Bagi akademisi penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen, sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yamng lebih mendalam serta sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang kebijakan dividen. 3. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal khususnya instrument saham. Dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen diharapkan investor dapat melakukan prediksi pendapatan dividen terutama dividen kas yang akan diterima oleh pemegang saham 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Manajemen Keuangan Menurut Van Horne dan Wachowicz 1997: 2, Manajemen keuangan financial management dapat diartikan sebagai sebagai aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Oleh karena itu, fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi menjaditiga area utama: keputusan sehubungan investasi, pendanaan, dan manajemen aktiva. Fungsi manajemen keuangan menurut Van Horne dan Wachowicz 1997: 2-3 yaitu: a. Keputusan investasi Keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan invetasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan, dan keputusan investasi akan tercermin di sisi kiri neraca atau sebelah debet. Manajemen keuangan harus dapat menentukan jumlah uang yang terlihat di atas dua garis pada bagian debet neraca, 17 karena keadaan tersebut menunjukan kekayaan perusahaan, meskipun jumlah tersebut sudah berhasil ditentukan, namun komposisi aktiva harus ditetapkan. b. Keputusan pendanaan Keputusan pendanaan dari manajemen keuangan berhubungan dengan pemilihan sumber pembiayaan perusahaan pembelanjaan perusahaan. keputusan pendanaan akan tercermin di sisi kanan neraca, yang akan menampilkan berbagai sumber pendanaan, seperti utang, saham, dan laba ditahan. Komposisi pada sisi kanan neraca itu mencerminkan struktur keuangan dan strruktur modal perusahaan. kebijakan dividen harus dianggap sebagai bagian terpadu dari keputusan pendanaan sebab rasio pembayaran dividen akan menentukan jumlah laba yang dapat ditahan, sebagai bagian dari sumber dana intern. Semakin besar rasio pembayaran dividen, berarti semakin kecil laba yang dapat ditahan sehingga semakin kecil pula sumber dana intern, demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu, nilai dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham harus seimbang dengan kesempatan laba ditahan yang hilang sebagai sarana pendanaan ekuitas. 18 c. Keputusan manajemen aktiva Keputusan manajemen aktiva berhubungan dengan pengelolaan aktiva-aktiva yang sudah dibeli secara efisien. Manajemen keuangan bertanggung jawab terhadap bermacam-macam tingkatan dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap aktiva-aktiva yang ada dan menuntut manajemen keuangan untuk lebih memperhatikan manajemen aktiva lancar daripada aktiva tetap. 2. Dividen a. Pengertian dividen Definisi dividen pada beberapa literatur pada dasarnya memiliki inti yang sama yaitu bagian dari laba bersih perusahan yang dibagikan kepada pemegang saham. Adapun penjelasan mengenai pengertian dividen pada beberapa literatur adalah sebagai berikut: Ross 1977 dalam Sigit 2009 mendefinisikan dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahan yang diambil dari keuntungan perusahan, baik dalam bentuk saham maupun tunai. Artinya hanya perusahan yang membukukan laba yang dapat membagikan dividen karena dividen diambil dari keuntungan perusahan. Dividen dapat berupa uang tunai maupun saham. Dividen tunai cash dividend

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

0 5 22

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Pembayaran Deviden pada Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)

0 4 130

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN SIZE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

0 2 23

PENGARUH LIKUIDITAS, FINANCIAL LEVERAGEDAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 0 8

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE SKRIPSI

0 0 15

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2010-2014

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN - ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 10

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 10

2. Bursa Efek Indonesia - ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 16

Skripsi ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2003 – 2007)

0 0 16