101 Dengan demikian, corporate governance memiliki beberapa aspek penting yaitu:
1. Secara internal yaitu adanya sistem dan struktur yang menjamin berjalannya fungsi dari organ-
organ perusahaan RUPS, komisaris dan direksi secara seimbang. Hal yang terkait dengan masalah tersebut antara lain adanya pemenuhan hak pemegang saham secara adil, pengendalian
yang efektif oleh dewan komisaris, serta pengelolaan perusahaan yang transparan dan bertanggung jawab oleh direksi.
2. Secara eksternal menyangkut pemenuhan tanggung jawab perusahaan kepada para pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan. Hal ini terkait dengan bagaimana perusahaan mengakomodasi kepentingan pihak-pihak tersebut, dengan kata lain perusahaan selayaknya menciptakan
keseimbangan diantara stakelolders, sehingga dalam jangka panjang tidak menimbulkan benturan kepentingan, termasuk didalamnya adalah pemenuhan kewajiban perusahaan untuk taat kepada
peraturan yang ada.
D. Teori Yang Mendasari Good Corporate Governance
Dua teori yang utama yang terkait dengan good corporate governance adalah stewardship theory
dan agency theory. 1. Teori Keagenan
Banyak jalan untuk memahami corporate governance, namun jalan yang paling dekat adalah dengan memahami teori keagenan agency theory terlebih dahulu Ariyoto et.al.:2000.
Hendriksen Breda 2000 menganalogikan teori keagenan sebagai hubungan antara pemilik dan manajemen perusahaan. Si agen dalam hal ini manajemen perusahaan akan melakukan kontrak
102 untuk menjalankan tugas tertentu bagi prinsipal yaitu pemilik perusahaan, sedangkan prinsipal
akan memberi imbalan kepada si agen atas tugas yang diberikan. Teori keagenan muncul setelah terjadi fenomena terpisahnya kepemilikan perusahaan
dengan pengelola perusahaan. Keadaan ini menggambarkan peluang apa saja yang berpotensi akan terjadi, manakala pengelola perusahaan diserahkan kepada agen oleh pemegang saham, dan
bilamana agen menggunakan dana pinjaman dalam menjalankan usahanya Ariyoto et.al.:2000 Teori keagenan mengasumsikan bahwa pihak agen yang diberi kewenangan dari prinsipal
untuk mengelola aset perusahaan dan mengambil keputusan operasi perusahaan, akan memanfaatkan peluang untuk memenuhi kepentingan yang lebih menguntungkan untuk dirinya
sendiri. Bisa saja manajer berusaha untuk menggelapkan dana dari para pemegang saham, atau mungkin menjual asset perusahaan kepada perusahaan yang dimiliki oleh manejer sendiri atau
kerabat keluarga mereka. Dalam agency theory timbul kesan bahwa ada kecurigaan antara pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, dimana prinsipal dalam hal ini pemegang saham curiga
agen akan mengambil kesempatan terhadap wewenang yang diberikan. Satu hal penting dalam manajemen keuangan, bahwa tujuan utama perusahaan adalah
memaksimumkan pemegang saham melalui maksimalisasi nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manajer yang diangkat pemegang saham dituntut untuk bertindak on the best of
interest of stokeholders. Tetapi dalam kenyataannya seringkali manajer karena kurangnya insentif
yang diterima justru lebih mementingkan dirinya sendiri Suranta:2002. Dalam perkembangan selanjutnya berbagai pemikiran mengenai corporate governance
berkembang dengan bertumpu pada agency theory di mana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan
kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency cost, yang menurut teori ini harus dikeluarkan sehingga dapat mengurangi
103 kerugian yang timbul karena ketidakpatuhan Daniri:2005. Biaya keagenan tersebut mencakup
biaya untuk menghasilkan laporan keuangan yang transparan, biaya akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan, biaya untuk pengawasan oleh pemegang saham, dan pengangkatan
anggota komisaris dari luar perusahaan agar netral. Corporate governance
yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada investor bahwa
mereka akan menerima return atas dana yang mereka investasikan Shleifer dan Vinshny,1997 dalam Darmawati et.al.,2004. Corporate governance merupakan suatu elemen kunci dalam
meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksinya dewan direksi dan komisaris, untuk negara-negara yang menganut
system hukum two-tier, termasuk Indonesia, para pemegang saham dan stakeholders lainnya OECD,1999 dalam Darmawati et.al.,2004. Corporate governance juga memberikan suatu
struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk mencapai sasaran tersebut dan sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja OECD,1999
dalam Darmawati et.al.,2004. 2. Teori Stewardship
Stewardship theory
dibangun dibangun di atas asumsi filosofi mengenai sifat manusia yaitu bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak
dengan penuh tanggung jawab memiliki, integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain Daniri:2005. Teori stewardship diperkenalkan sebagi teori yang berdasarkan faktor-faktor
psikologi dan sosiologi. Manurut Ramli 2003 teori stewardship didefinisikan sebagai situasi dimana manajer
steward tidak mempunyai kepentingan pribadi tapi lebih mementingkan kapentingan prinsipal. Dalam teori stewardship diasumsikan hubungan yang kuat antar kesuksesan organisasi kepuasan
104 prinsipal. Steward akan melindungi dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan membangun
kinerja perusahaan. Ijiri 1975 dalam Endah 2000 dalam Ramli 2003 memperjelas konsep tersebut dengan
mendefinisikan tiga partisan dalam hubungan dengan akuntabilitas, yaitu keberadaan accountant, accountee, dan accountor.
Ketiga partisan tersebut saling berinteraksi dalam suatu jaringan akuntabilitas. Accountant adalah pihak yang mengukur kinerja ekonomi, accountee steward
adalah pihak yang bertanggung jawab, dan kepada accountor prinsipal pertanggungjawaban diberikan atas apa yang telah dikerjakan di dalam organisasi tersebut.
E. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance