138 Variabel dependen EVA Economic Value Added memiliki rata-rata sebesar
38.491.718.283, dengan nilai maksimum sebesar 1.384.080.000.000 dan nilai minimum sebesar - 203.535.000.000. Sedangkan standar deviasi Economic Value Added sebesar 209.587.259.826.
Economic Value Added tertinggi dihasilkan PT Gudang Garam Tbk. tahun 2005. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa PT Gudang Garam menghasilkan nilai tambah ekonomis bagi pemilik modal. Economic Value Added terendah ada pada PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
tahun 2005. Nilai negatif yang dihasilkan PT Jakarta Setiabudi Internasional mengindikasikan bahwa NOPAT Net Operating After Tax lebih kecil dari modal diinvestasikan.
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif
Economic Value Added
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation EVA
86 -203.535.000.000 1.384.080.000.000
38.491.718.283.52 209.587.259.826.74
Valid N 86
Sumber: Data diolah
C. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji AsumsiKlasik
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin- Watson test menunjukkan angka yang berada diantara -2 sampai +2 . Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi.
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi
Durbin-Watson 1.586
Sumber: Data diolah
139 b.
Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas dilihat dari besaran VIF Variance Inflation Factor dan
tolerance. Regresi yang bebas dari problem multikolonieritas apabila nilai VIF 10 dan
tolerance 0,10, maka data tersebut dikatakan tidak ada multikolonieritas. Hasil uji multikolonieritas terhadap data untuk pengujian hipotesis ditunjukkan pada tabel 4.9. Tabel
tersebut menunjukkan hasil uji multikolonieritas dengan VIF berkisar antara 1,094 sampai 1,247. Sedangkan nilai tolerance berkisar antara 0,802 sampai 0,914. Dari hasil pengujian
tersebut dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen tidak memiliki masalah multikolonieritas.
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas
Colinearuty Statistic Model
Constant Tolerance
VIF Kesimpulan
Ukuran dewan direksi 0.822
1.217 Tidak terjadi multikolonieritas
Ukuran dewan komisaris 0.904
1.106 Tidak terjadi multikolonieritas
Independensi dewan komisaris
0.802 1.247
Tidak terjadi multikolonieritas
Kepemilikan manajerial 0.914
1.094 Tidak terjadi multikolonieritas
Sumber: Data diolah
c. Uji Heteroskedastisitas
140 Gambar 4.1 merupakan hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik
scatterplot untuk data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Economic Value
Added. Gambar 4.1 menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar secara acak dan tidak
membentuk suatu pola, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini tidak mengalami problem heteroskedastisitas.
Gambar 4.1 Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas
Regression Standardized Predicted Value
3 2
1 -1
-2
Regression St udentiz
ed Residu al
2 1
-1 -2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: LNEVA
Sumber: Data diolah
d. Normalitas Data
Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan Normal P-Plot dapat dilihat pada gambar 4.2. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa titik-titik data berada di sekitar garis
141 diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data
dalam penelitian ini sudah terdistribusi normal atau sudah memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.2 Grafik
Normality Probability Plot
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Expect ed Cum P
rob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: LNEVA
Sumber: Data diolah
2. Pengujian Hipotesis a. Koefisien Determinasi
Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen, yaitu: ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, dan kepemilikan manajerial
dalam menjelaskan variasi variabel dependen yaitu Economic Value Added. Hasil uji koefisien Adjusted R Square disajikan dalam pada tabel 4.10.
142
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
.798a .637
.599 1.06769
a Predictors: Constant, KEP.MANAJERIAL, UK.KOMISARIS, UK.DIREKSI, INDEPENDENSI b Dependent Variable: LNEVA
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai koefisien Adjusted R Square adalah sebesar 0,599, hal ini berarti 59,9 variabel Economic Value Added dapat dijelaskan oleh variabel
ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris dan kepemilikan manajerial. Sedangkan sisanya 100-59,9 = 40,1 dijelaskan oleh faktor-
faktor lain. Angka koefisien korelasi R pada tabel 4.9 sebesar 0,789 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki
koefisien korelasi diatas 0,5. b.
Uji t Tabel 4.11 merupakan hasil pengujian antara variabel dependen dengan variabel
independen yang dilakukan dengan uji t, hasilnya sebagai berikut: Hasil pengujian variabel ukuran dewan direksi mempunyai angka signifikan 0,002
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi berpengaruh secara signifikan terhadap economic value added. Nilai beta yang dihasilkan positif sebesar 0,319.
Arah positif pada koefisien variabel ukuran dewan direksi menunjukkan bahwa setiap peningkatan ukuran dewan direksi akan meningkatkan kinerja perusahaan. Artinya, peranan
dewan direksi mampu menciptakan kinerja perusahaan. Hasil ini mendukung hasil penelitian Pfefer 1973, Pearce dan Zahra 1992 dalam Faisal 2005 yang menyatakan bahwa
143 peningkatan ukuran dewan direksi akan memberikan manfaat bagi perusahaan karena
terciptanya jaringan dengan pihak luar perusahaan dan menjamin ketersediaan sumberdaya. Hasil pengujian variabel ukuran dewan komisaris mempunyai angka signifikan 0,005
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap economic value added. Artinya, peranan dewan komisaris sebagai bagian
dari struktur corporate governance dalam memonitor manajemen tingkat atas berhasil meningkatkan kinerja perusahaan. Estimasi arah yang positif pada koefisien variabel dewan
komisaris menunjukkan bahwa keberadaan dewan komisaris yang semakin banyak akan meningkatkan pengawasan terhadap kinerja dewan direksi, sehingga kinerja yang dihasilkan
sesuai kepentigan pemegang saham dan akan meminimalisir permasalahan agensi yang timbul antara dewan direksi dan pemegang saham. Pernyataan ini didukung oleh Jensen 1993 dalam
Young et.al., 2001 dalam Kusumawati dan Riyanto 2005 yang menyatakan bahwa dalam perspektif teori keagenan, dewan komisaris mewakili mekanisme internal utama untuk
membantu menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan manajemen. Hasil pengujian variabel independensi dewan komisaris mempunyai angka signifikan
0,045 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa independensi dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap economic value added. Nilai beta yang dihasilkan
positif sebesar 4,825. Estimasi arah yang positif menunjukkan bahwa keberadaan komisaris independen yang semakin banyak akan meningkatkan kinerja perusahaan. Esensi corporate
governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja
manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap shareholder dan stakeholder. Komisaris independen adalah salah satu bagian yang menjalankan supervisi. Corporate
governance dengan demikian berkaitan dengan motivasi perilaku manajer dengan benar untuk
meningkatkan bisnis, dengan secara langsung mengendalikan manajer Keasey dan
144 Wright,1997 dalam Gunarsih dan Hartadi,2002. Pihak komisaris independen juga bertindak
sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris
independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good corporate governance Fama dan Jensen,1983 dalam Ujiyanto dan
Pramuka,2007. Artinya, pengawasan yang dilakukan oleh komisaris independen mampu mempengaruhi prilaku manajer dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil ini
didukung oleh Fama 1980, Fama dan Jensen 1983 dalam Faisal 2005 yang menyatakan bahwa pihak independen akan lebih efektif dalam memonitor manajemen, selain itu juga lebih
banyak memberikan nilai tambah perusahaan. Hasil pengujian variabel kepemilikan manajerial mempunyai angka signifikan 0,001
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap economic value added. Tetapi hasilnya negatif karena beta yang dihasilkan sebesar -
0,377. Estimasi arah yang negatif menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh manajerial dewan direksi dan dewan komisaris yang semakin banyak cenderung akan menurunkan
kinerja perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa baik dewan direksi maupun dewan komisaris memiliki insentif untuk memaksimumkan kesejahteraannya dan konflik yang terjadi
dalam teori keagenan tidak dapat dikurangi. Hal ini disebabkan mereka terlibat dalam manajemen perusahaan dan ikut memutuskan kebijakan yang akan diambil oleh perusahaan
dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja perusahaan. Para pemilik perusahaan yang memiliki jumlah saham yang lebih sedikit tidak dapat melakukan kontrol dan monitoring
terhadap perilaku yang tidak menguntungkan bagi mereka. Akibatnya adalah berdampak pada asimetri informasi yang sering dirasakan oleh pemilik minoritas perusahaan Suranta:2002.
145 Hasil penelitian ini didukung oleh Suranta 2002, tetapi tidak konsisten dengan Meckling dan
Jensen 1976 dan Mehran 1992 dalam Setiyono 2000. Dari tabel coefficients dapat diperoleh persaman regresi sebagai berikut:
Y = 19,852 + 0,319 X
1
+ 0,400 X
2
+ 4,825 X
3
– 0,079 X
4
1. Nilai konstanta
α model persamaan regresi sebesar 19,852. Artinya jika variabel direksi, komisaris, independensi dewan komisaris dan kepemilikan manajerial dianggap konstan,
maka rata-rata economic value added sebesar 19,85. 2.
Koefisien regresi ukuran dewan direksi sebesar 0.319 menyatakan bahwa setiap penambahan dewan direksi sebesar 1 akan meningkatkan economic value added sebesar
0,319. 3.
Koefisien regresi ukuran dewan komisaris sebesar 0,400 menyatakan bahwa setiap penembahan dewam komisaris sebesar 1 akan meningkatkan economic value added
sebesar 0,319. 4.
Koefisien regresi independensi dewan komisaris sebesar 4,825 menyatakan bahwa setiap penambahan komisaris independen sebesar 1 akan meningkatkan economis value added
sebesar 4,825. 5.
Koefisien regresi kepemilikan manajerial sebesar -0,079 menyatakan bahwa setiap penambahan kepemilikan manajerial sebesar 1 akan menurunkan economic value added
sebesar 0,079.
Tabel 4.11 Hasil Uji Parameter Individual Uji Statistik t
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B
Std. Error Beta
t Sig.
1 Constant
19.852 .911
21.783 .000
146
UK.DIREKSI .319
.094 .367
3.404 .002
UK.KOMISARIS .400
.133 .308
2.995 .005
INDEPENDENSI 4.825
2.332 .226
2.069 .045
KEP.MANAJERIAL -.079
.021 -.377
-3.688 .001
a Dependent Variable: LNEVA
Sumber: Data diolah
b.
Uji F
Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji F dengan signifikansi sebesar 0,000 yang memiliki nilai lebih kecil dari 0,05. Artinya bahwa variabel dewan direksi, dewan komisaris, independensi
dewan komisaris, dan kepemilikan manajerial secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel economic value added.
Tabel 4.12 Anova
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 75.938
4 18.985
16.654 .000a
Residual 43.318
38 1.140
Total 119.256
42
a Predictors: Constant, KEP.MANAJERIAL, UK.KOMISARIS, UK.DIREKSI, INDEPENDENSI b Dependent Variable: LNEVA
Sumber: Data diolah
147
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI