dalam skripsi ini dinilai berbeda dengan judul-judul skripsi lain yang terdapat dilingkungan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Penelusuran berbagai judul karya ilmiah melalui media internet, dan sepanjang penelusuran telah dilakukan dan tidak ditemukan penulis lain yang
pernah mengangkat topik tersebut. Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, penelitian mengenai “Tinjauan Yuridis Tentang Pembagian
Kekayaan Dari Yayasan Kepada Organ Yayasan Ditinjau Dari Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004” belum pernah
ada penelitian dilakukan dalam topik dan permasalahan yang sama. Sekalipun ada, hal tersebut adalah diluar pengetahuan. Permasalahan yang dibahas dalam
skripsi ini adalah murni hasil pemikiran pribadi yang didasarkan pada pengertian- pengertian, teori-teori dan aturan hukum yang diperoleh melalui referensi media
cetak maupun media elektronik. Penelitian ini disebut asli sesuai dengan asas keilmuan yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka serta dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Pustaka
Undang-Undang Yayasan mengatakan bahwa yayasan merupakan badan hukum terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai
tujuan dibidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan hal ini terdapat dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Yayasan. Sedangkan badan hukum adalah subyek
hukum ciptaan manusia pribadi berdasarkan hukum, yang diberikan hak dan
kewajiban seperti manusia pribadi.
6
Selanjutnya yang dimaksud dengan subyek hukum adalah sesuatu yang mempunyai hak dan kewajiban diantaranya manusia
natuurlijke person dan badan hukum rechtpersoon.
7
1. Yayasan adalah badan hukum
Apabila disimak uraian di atas maka ada beberapa unsur yang dapat dikatakan sebagai yayasan:
Undang-Undang Yayasan menyebutkan dalam Pasal 1 ayat 1 bahwa yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. Badan Hukum adalah suatu badan
yang ada karena hukum dan memang diperlukan keberadaannya sehingga disebut legal entity
. Yayasan memperoleh status badan hukum setelah adanya akta pendirian yayasan yang dilakukan dengan akta notaris dan memperoleh
pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Pengaturan ini diatur dalam Pasal 11 ayat 1 Undang-Undang Yayasan.
2. Terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
Pemisahan kekayaan merupakan syarat yang mutlak untuk suatu badan hukum, walaupun cara dan akibat pemisahan ini tidak sama untuk setiap badan
hukum. Adanya harta kekayaan ini dimaksudkan sebagai alat untuk mencapai tujuan dan merupakan sumber dari segala hubungan hukum. Pasal 1 ayat 1
Undang-Undang Yayasan menyebutkan bahwa yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan. Kemudian Pasal 26 ayat 1 Undang-
6
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 29.
7
C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1986, hlm. 117.
Undang Yayasan juga mengatakan, bahwa kekayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang dan barang. Sejalan
dengan itu Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Yayasan menyebutkan, bahwa pendiri yayasan memisahkan sebagian harta kekayaannya sebagai kekayaan awal
yayasan. Adanya hak hidup bagi suatu badan hukum, seperti halnya juga dengan
yayasan, tergantung dari adanya hubungan-hubungan hukum. Kekayaan yang dipisahkan itulah yang menimbulkan hubungan-hubungan hukum antara yayasan
dengan pihak luar. Pemisahan kekayaan diartikan sebagai melepaskan sesuatu kekayaan dalam bentuk uang dan barang dari kepemilikan orang yang mendirikan
yayasan, sehingga menjadi milik dari yayasan itu sendiri. Barang itu dapat diganti, dipertukarkan atau dipindahtangankan dengan cara lain, asal saja menguntungkan
bagi yayasan, kecuali jika peraturan yayasan tidak mengizinkannya.
8
3. Untuk mencapai tujuan dibidang sosial, keagamaan, kemanusiaan yang tidak
mempunyai anggota Umumnya jika suatu badan hukum, maka niscaya badan yang
bersangkutan mempunyai anggota. Lazimnya badan itu diadakan dengan tujuan untuk menghimpun sejumlah orang-orang yang dijadikan anggota dari badan yang
bersangkutan. Tetapi, khusus pada yayasan tidak dikenal adanya anggota. Dalam Wet op Stichting
yang di Belanda mengatur mengenai yayasan stichting tidak dikenal pula adanya anggota. Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Yayasan dengan
8
Anwar Borahima, Op.Cit., hlm. 29.
tegas mengatakan bahwa yayasan adalah badan hukum yang tidak mempunyai anggota.
9
Yayasan harus mempunyai tujuan sejak pendiriannya. Dalam hal ini Undang-Undang yayasan, telah membatasi dengan ketat mengenai tujuan dari
yayasan sedemikian rupa sehingga yayasan tidak dapat disalahgunakan. Sebagaimana Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Yayasan, ditentukan bahwa
yayasan diperuntukkan untuk tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Demikian yayasan hanyalah dapat mempunyai tujuan di tiga sektor
ini.
10
1. Pembina
Yayasan dalam melakukan kegiatannya sangat bergantung pada organnya. Organ yayasan sebagai wakil dari yayasan dalam melakukan segala perbuatan
yang dilakukan yayasan dan sesuai dengan porsinya berstatus organ. Organ yayasan terdiri atas pembina, pengurus dan pengawas.
Pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus atau pengawas oleh Undang-Undang Yayasan atau
anggaran dasar. Dengan ketentuan tersebut, kewenangan itu harus dilakukan oleh pembina itu sendiri, karena tidak mungkin dapat diserahkan oleh organ yayasan
yang lain. Seperti wewenang yang diberikan Undang-Undang Yayasan untuk mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus dan pengawas. Selaku organ
tertinggi memiliki kewenangan untuk menilai hasil pekerjaan pengurus dan pengawas setiap tahun, hal ini tampak dalam laporan tahunan yang ditandatangani
9
Rudhi Prasetya, Yayasan Dalam Teori dan Praktik Jakarta: Sinar Grafika, 2012, hlm. 9.
10
Ibid., hlm. 10.
oleh pengurus dan pengawas, kemudian disahkan dalam rapat embina. Rapat Pembina dapat saja menolak pengesahan jika laporan tersebut isinya tidak
benar.
11
2. Pengurus
Pembina mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun. Dalam rapat tahunan, pembina melakukan evaluasi tentang kekayaan, hak dan
kewajiban yayasan tahun yang lampau sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai perkembangan yayasan untuk tahun yang akan datang. Hal ini
dimaksudkan agar organ pembina akan benar-benar melakukan pembinaan atau memberikan keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan yang dapat
memajukan maupun mengembangkan yayasan.
Pengurus adalah organ yang melaksanakan kepengurusan suatu yayasan. Peranan pengurus sangat dominan pada suatu organisasi. Pengurus menempati
kedudukan sentral dalam mengendalikan yayasan dan hal ini memberikan tanggung jawab yang besar, baik hubungan hukum di dalam maupun di luar
pengadilan. Guna menjalankan kegiatan pengurus, maka organ pengurus terbagi atas ketua, sekretaris dan bendahara. Oleh karena pengurus diberikan wewenang
untuk menjalankan kegiatan yayasan, maka pengurus bertanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan yayasan.
12
Kewenangan pengurus juga dibatasi dalam hal-hal yang mengikat yayasan sebagai penjamin hutang, pengalihan atau pembagian kekayaan yayasan, atau
pembebanan atas kekayaan yayasan untuk kepentingan pihak lain. Jika pengurus
11
Gatot Supramono, Hukum Yayasan di Indonesia Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hlm. 75-76.
12
R. Murjiyanto, Badan Hukum Yayasan Aspek Pendirian dan Tanggung Jawab Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2011, hlm. 31.
melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama yayasan, anggaran dasar dapat membatasi kewenangan tersebut dengan menentukan bahwa untuk perbuatan
hukum tertentu diperlukan persetujuan terlebih dahulu dari pembina danatau pengawas, misalnya untuk menjaminkan kekayaan yayasan guna membangun
sekolah atau rumah sakit. Oleh sebab itu pengurus bertanggung jawab penuh atas kepengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan dan menjalankan
yayasan dengan etikad baik.
13
3. Pengawas
Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan.
Jadi dapat diartikan bahwa perlu ada suatu mekanisme di mana pengurus dalam menjalankan kegiatannya terkontrol hingga pengurus tidak bertindak sewenang-
wenang danatau merugikan yayasan. Dalam hubungan ini perlu adanya pengawas, sebagai organ pengontrol pengurus dimana pengaturan ini diatur dalam
Pasal 40 ayat 1 Undang-Undang Yayasan. Jika organ pengawas mengetahui pengangkatan, pemberhentian dan penggantian pengurus tidak sesuai dengan
anggaran dasar dapat mengajukan permohonan pembatalan demi kepentingan yayasan.
14
Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat penelitian harus dilakukan secara sistematis dan teratur, sehingga metode yang dipakai sangatlah
F. Metode Penelitian