Berbekal pendidikan yang lebih tinggi, seseorang pada umumnya akan memperoleh pekerjaan dan status ekonomi yang lebih baik. Hal ini akan mempengaruhi daya beli
bahan makanan dalam pemenuhan gizi keluarga. Keadaan umum, gizi ibu serta keadaan rohaninya selama hamil akan
berpengaruh terhadap janin. Bayi dari ibu yang kekurangan gizi biasanya lebih pendek dan berat badan lahirnya rendah dibandingkan dari ibu yang gizinya baik.
Penyakit pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi lahir mati, keguguran atau lahir prematur.
53
6.2.4. Status Kawin
Proporsi penderita sepsis neonatorum berdasarkan status kawin ibu yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sepsis Neonatorum Berdasarkan Status Kawin Ibu yang Dirawat Inap di RSU Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2005-2009
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi status kawin tertinggi adalah kawin 97,4. Tingginya proporsi ibu kawin dapat diasumsikan karena sebagian besar
ibu berumur muda 20-35 tahun yang merupakan usia produktif. 6.2.5. Umur Kehamilan
Proporsi penderita sepsis neonatorum berdasarkan umur kehamilan ibu yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sepsis Neonatorum Berdasarkan Umur Kehamilan Ibu yang Dirawat Inap di RSU Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2005-2009
Dari gambar 6.8. dapat dilihat bahwa proporsi umur kehamilan tertinggi adalah kurang bulan 56,9, dan terendah lebih bulan 3,1.
Teori Beck dan Roshental, seperti yang dikutip Marbun 2007 menyatakan bahwa berat badan bayi bertambah sesuai dengan masa kehamilan. Apabila bayi lahir
pada usia kehamilan 37 minggu, maka berat bayi belum mencapai berat badan normal dan pertumbuhannya belum sempurna.
55
Menurut Krisnadi 1998, banyak
Universitas Sumatera Utara
penelitian yang mengaitkan persalinan kurang bulan dengan infeksi, terutama akibat korioamnionitis pada kejadian Ketuban Pecah Dini KPD. KPD meningkatkan resiko
bayi terinfeksi, sehingga memperberat masalah akibat kurang bulannya ketidakmatangan paru, hipotermia, sindrom gawat nafas, dan lain-lain. KPD atau
korioamnionitis tanpa KPD sering dihubungkan dengan infeksi urogenital. Pada kehamilan normal cairan amnion steril, adanya mikroorganisme intramnion
berhubungan dengan kejadian persalinan kurang bulan.
56
Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan organ-organ dalam tubuhnya karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran,
hipotermia dan sebagainya.
32
Universitas Sumatera Utara
6.2.6. Riwayat Persalinan