kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bidan juga harus merencanakan kunjungan secara teratur ke posyandu, kelompok ibu, insitusi
pendidikan dan tempat kegiatan masyarakat untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan atau kebersihan secara umum, kesiapan menghadapi kehamilan, makanan
bergizi, pencegahan anemia, kematangan seksual, kehidupan seksual yang bertanggung jawab dan bahaya kehamilan pada usia muda.
2.2.5. Konselor
Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam membuat keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap
fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien Depkes RI, 2002. Tujuan umum pelaksanaan konseling adalah membantu ibu hamil mencapai
perkembangan yang optimal dalam batas-batas potensi yang dimiliki dan secara khusus bertujuan untuk mengarahkan perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku
sehat, membimbing ibu belajar membuat keputusan dan membimbing ibu mencegah timbulnya masalah Mandriwati, 2008.
Pada umumnya jasa konseling diperlukan apabila ada pihak yang mempunyai kesulitan tentang sesuatu dan berharap dengan konsultasi kesulitan tersebut dapat
teratasi. Konseling adalah bagian dari peran dan tanggung jawab petugas kesehatan kepada klien dalam memberikan pelayanan yang optimal Mundakir, 2006.
Konseling berbeda dengan komunikasi infomasi edukasi karena konseling merupakan upaya untuk menciptakan perubahan perilaku yang dilaksanakan secara
Universitas Sumatera Utara
individu atau kelompok dengan menggunakan komunikasi efektif, untuk mengutarakan permasalahan sesuai dengan kondisi sasaran sampai sasaran merasakan
permasalahannya dan membimbing dalam pelaksanaannya Mandriwati, 2008. Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu pembinaan hubungan baik,
penggalian informasi identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri, dan sebagainya dan pemberian informasi sesuai kebutuhan, pengambilan keputusan,
pemecahan masalah, perencanaan dan menindaklanjuti pertemuan Depkes RI, 2002. Langkah-langkah pelaksanaan konseling menurut Mandriwati 2008 adalah tahap
persiapan dan tahap pelaksaan. Tahap persiapan yaitu menyiapkan ruangan yang kondusif, menyiapkan alat-alat peraga sesuai dengan kebutuhan dan menyiapkan alat
tulis, catatan dan kartu ibu sesuai dengan kebutuhan. Tahap pelaksanaan konseling disingkat dengan GATHER yaitu greet
menyapa ibu untuk memulai percakapan dan menciptakan suasana yang akrab, ask menanyakan permasalahan kehamilan yang sedang dihadapi, tell memberi
informasi tentang cara atau metode yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah, help yaitu membantu ibu memilih cara yang tepat untuk mengatasi
permasalahannya sesuai dengan kemampuan ibu, explain menjelaskan secara rinci tehnik pelaksanaan cara-cara yang dipilih dan return membuat kesepakatan dengan
ibu untuk pertemuan berikutnya untuk mengevaluasi keberhasilan cara-cara pemecahan masalah yang telah dilaksanakan Mandriwati, 2008.
Petugas kesehatan harus mampu menjadi konselor untuk menjalankan peran dan fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kesehatan ditengah-tengah masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai konselor petugas harus mampu meyakinkan ibu bahwa ia berada dalam asuhan orang yang tepat sehingga ibu mau berbagi cerita seputar permasalahan
kesehatan yang dialaminya dan ibu mau menerima asuhan yang diberikan Simatupang, 2008.
Sifat konselor yang baik adalah mau mengajar dari dan melalui pengalaman, mampu menerima orang lain, mau mendengarkan dan sabar, optimis, respek, terbuka
terhadap pandangan dan interaksi yang berbeda, tidak menghakimi, dapat menyimpan rahasia, mendorong pengambilan keputusan, memberi dukungan, membentuk
dukungan atas dasar kepercayaan, mampu berkomunikasi, mengerti perasaan dan kekhawatiran orang lain dan mengerti keterbatasan mereka Simatupang, 2008.
Sikap empati sikap peduli yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien
compliance Muninjaya, 2004.
2.3.Landasan Teori
Ada Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang dalam berobat yaitu faktor petugas, faktor obat, dan faktor penderita. Karakteristik
petugas antara lain jenis petugas, tingkat pengetahuan, lamanya kerja, peran petugas. Faktor obat yaitu pengobatan yang sulit dilaksanakan, tidak menunjukan kearah
penyembuhan, waktu yang lama dan efek samping obat. Faktor penderita seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan dan dukungan keluarga Anonim, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan secara khusus, faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil meminum tablet Fe yaitu pengetahuan ibu hamil, pendidikan dan kunjungan
ante natal care Anonim, 2002. Peran petugas kesehatan adalah sebagai komunikator, motivator, fasilitator dan konsultan Herawati, 2006. Petugas kesehatan juga harus
menyadari peranannya sebagai customer Muninjaya, 2004. Sebagai pelaksana pelayanan kebidanan bidan dapat berperan sebagai provider dan konselor Simatupang
2008. Untuk lebih jelas berikut ini digambarkan kerangka teori penelitian berlandaskan modifikasi dari beberapa teori diatas yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.1.
Landasan Teori Faktor yang mempengaruhi kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Sumber : Muninjaya, 2004; Herawati,
2007; Anonim, 2002; Anonim, 2008.
Faktor Petugas • Jenis Petugas
• Pengetahuan Petugas • Lama bekerja
• Peran petugas sebagai: 1.
Komunikator 2.
Motivator 3.
Fasilitator 4.
Konselor 5.
Customer Kepatuhan ibu
hamil dalam mengonsumsi
tablet Fe Faktor Obat :
• Tingkat kesembuhan • Waktu penyembuhan
• Efek samping obat Faktor Pasien :
• Umur • Pekerjaan
• Dukungan keluarga • Pengetahuan
• Pendidikan • Kunjungan kesehatan
Tidak Patuh Patuh
Universitas Sumatera Utara
2.4.Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang dikemukakan diatas, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
Peran Petugas Kesehatan : 1.
Customer 2.
Komunikator 3.
Motivator 4.
Fasilitator 5.
Konselor Kepatuhan Ibu Hamil dalam
Mengonsumsi Tablet Fe
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif, yaitu untuk mempelajari hubungan antara variabel bebas faktor risiko dengan variabel tergantung efek,
penyakit dengan melakukan penelusuran terhadap insidens efek atau penyakit yang timbul akibat pajanan faktor risiko tertentu Sastroasmoro, 1995.
Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi ibu hamil tanpa kepatuhan dan tanpa peran petugas kesehatan. Kemudian ibu hamil diikuti, sebagian akan terpajan
dengan faktor risiko peran petugas dan sebagian tidak. Pengamatan dilakukan selama 3 bulan, kemudian dibandingkan insidens efek kepatuhan konsumsi tablet Fe
pada kelompok ibu hamil dengan adanya peran petugas dan kelompok ibu hamil dengan tanpa peran petugas, seperti pada gambar berikut ini:
Gambar 3.1. Pola Jenis Penelitian Kohort Prospektif
Ibu hamil tanpa peran petugas
dan tanpa kepatuhan
Ada peran petugas
Tidak ada peran
petugas Penelitian mulai disini
Apakah terjadi efek
Patuh Tidak patuh
Patuh Tidak Patuh
Diikuti prospektif
Universitas Sumatera Utara