Konsumsi Tablet Fe Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe

2.1.2. Konsumsi Tablet Fe

Zat besi Fe merupakan mikro elemen yang essensial bagi tubuh. Zat ini terutama diperlukan dalam hemopobesis pemindahan darah yaitu dalam sintesa haemoglobin. Disamping itu berbagai jenis enzim memerlukan zat besi sebagai faktor penggiat Paath, dkk, 2005. Tablet zat besi adalah sebuah tablet yang mengandung ferri karbonat sebagai konstituen pokok. Preparat zat besi jenis lain yang sering digunakan adalah ferro fumarat, glukonat dan sulfat. Tablet zat besi diperkenalkan oleh Blaud pada tahun 1832 yang kemudian disebut ”pil Blaud” DeMaeyer, 1998. Manfaat zat besi adalah untuk sintesis haemoglobin dalam darah, memproduksi panas untuk adenotrifosfat dalam respirasi sel. Zat besi disimpan dalam hepar, limpa dan sumsum tulang. Komposisi zat besi dalam tubuh adalah 70 dalam haemoglobin darah dan 30 dalam mioglobin. Haemoglobin Hb darah berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh dan mioglobin berfungsi sebagai simpanan oksigen dalam intramuskuler Mandriwati, 2008. Total kebutuhan zat besi kira-kira antara 2-6 gram, tergantung berat badan dan kadar Hb nya Tarwoto dan Wasnidar, 2007. Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi sekitar 30 sampai 40 mg Manuaba, 1998. Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah eritrosit dalam sirkulasi darah atau massa haemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan. Kriteria anemia menurut WHO adalah Universitas Sumatera Utara Hb 11 gramdl. Secara klinis kriteria anemia di Indonesia umumnya adalah Hb 10 gramdl, hemotokrit 30 dan eritrosit 2,8 jutamm³ Tarwoto dan Wasnidar, 2007. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan alat Sahli dapat digolongkan yaitu Hb 11 gramdl adalah tidak anemia, 9-10 gramdl untuk anemia ringan, 7-8 gramdl untuk anemia sedang dan 7 gramdl untuk anemia berat Manuaba, 2001. Menurut WHO kejadian anemia selama kehamilan berkisar antara 20-89 dengan menetapkan Hb 11 gramdl sebagai dasarnya. Angka kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Tjiong menemukan angka anemia kehamilan 3,8 pada trimester I, 13,6 pada trimester II dan 24,8 pada trimester III. Simanjuntak mengemukakan bahwa sekitar 70 ibu hamil di Indonesia atau 7 dari 10 wanita menderita anemia kekurangan gizi. Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah dan murah Manuaba, 1998. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin Hb dalam darahnya kurang dari 12 gramdl Wiknjosastro, 2002. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gramdl pada trimester I dan III atau kadar 10,5 gramdl pada trimester II Saifuddin, 2002. Penyebab utama anemia karena defisiensi zat besi khususnya dinegara berkembang adalah konsumsi gizi yang tidak memadai. Banyak orang bergantung Universitas Sumatera Utara hanya pada makanan nabati yang memiliki absorbsi zat besi yang buruk dan terdapat beberapa zat dalam makanan tersebut yang mempengaruhi absorbsi besi Gibney, et.al, 2009. Penyebab lainnya adalah karena darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30, sel darah 18 dan haemoglobin 19. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu Wiknjosastro, 2002. Tanda dan gejala anemia defisiensi zat besi tidak khas, hampir sama dengan anemia pada umumnya yaitu cepat lelah atau kelelahan, hal ini terjadi karena simpanan oksigen dalam jaringan otot kurang, sehingga metabolisme otot terganggu, nyeri kepala dan pusing merupakan kompensasi akibat otak kekurangan oksigen karena daya angkut hemoglobin berkurang, terkadang sesak nafas karena tubuh memerlukan lebih banyak lagi oksigen dengan cara kompensasi pernafasan lebih dipercepat, palpitasi, dimana jantung berdenyut lebih cepat diikuti dengan peningkatan denyut nadi dan tanda lainnya adalah pucat pada muka, telapak tangan, kuku, membran mukosa dan konjungtiva. Tanda khas anemia defisiensi besi adalah adanya kuku sendok spoon nail, kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal dan menjadi cekung mirip sendok Tarwoto dan Wasnidar, 2007. Universitas Sumatera Utara Setiap ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas agar diperiksa kadar Hbnya Depkes RI, 1999. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III Manuaba, 2001. Upaya pencegahan dan penangulangan pada dasarnya adalah mengatasi penyebabnya, Pada anemia berat kadar haemoglobin 8 gramdl biasanya terdapat penyakit yang melatarbelakangi yaitu antara lain penyakit tubercolosis, infeksi cacing dan malaria, sehingga selain penanggulangan pada anemianya, harus dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut Depkes RI, 1999. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 7000 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil Manuaba, 2001. Ibu hamil dengan anemia zat besi tidak mampu memenuhi kebutuhan zat besi pada janinnya secara optimal sehingga janin sangat resiko terjadinya gangguan kematangan atau kematuran organ tubuh janin dan risiko terjadinya prematur. Perdarahan saat melahirkan pada keadaan anemia sangat berisiko mengalami Universitas Sumatera Utara perdarahan hipovelemik dan kematian akan lebih besar Tarwoto dan Wasnidar, 2007. Menurut Depkes RI 1999 ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan zat besi yaitu : 1. Meningkatkan program penyuluhan tentang konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama makanan sumber hewani heme-iron yang mudah diserap seperti hati, daging, ikan dan lain-lain. Selain itu juga perlu ditingkatkan makanan yang banyak mengandung vitamin C dan vitamin A buah-buahan dan sayur-sayuran untuk membantu penyerapan zat besi dan membantu proses pembentukan haemoglobin. 2. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi yaitu menambahkan zat besi asam folat, vitamin A dan asam amino essensial pada bahan makanan yang dimakan secara luas oleh kelompok sasaran. Penambahan zat besi ini umumnya dilakukan pada bahan makanan hasil produksi industri pangan. Untuk mengetahui bahan makanan yang mengandung zat besi dianjurkan membaca label pada kemasannya. 3. Suplementasi besi folat secara rutin selama jangka waktu tertentu adalah untuk meningkatkan kadar haemoglobin secara cepat. Dengan demikian suplementasi zat besi hanya merupakan salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan anemia yang perlu diikuti dengan cara lainnya. Menurut Gibney, et.al 2009, ada empat pendekatan utama untuk pencegahan dan pengendalian anemia karena defisiensi zat besi yaitu 1 penyediaan suplemen zat besi, 2 fortifikasi bahan pangan yang bisa dikonsumsi dengan zat besi, 3 edukasi Universitas Sumatera Utara gizi dan 4 pendekatan berbasis hortikultur untuk memperbaiki ketersediaan hayati zat besi pada bahan pangan yang umum. Upaya Depkes lainnya seperti yang tercantum pada Amiruddin 2007 adalah 1 penggunaan Buku pedoman pemberian zat besi bagi petugas tahun 1999, dan poster-poster mengenai tablet besi sudah dibagikan, 2 Buku Pedoman Operasional Penanggulangan Anemia Gizi bagi petugas sejak tahun 1993 sampai sekarang, 3 kemasan Fe yang tadinya menimbulkan bau kurang sedap sekarang sudah mengalami perbaikan yaitu tablet salut yang dikemas sebanyak 30 tablet per bungkus aluminium dengan komposisi yang sama. Namun program di lapangan menunjukkan bahwa belum semua ibu hamil mendapatkan tablet besi sesuai yang diharapkan program yaitu 90 tablet. Dosis pemberian zat besi dibedakan atas dosis pencegahan dan dosis pengobatan. Dosis pencegahan diberikan kepada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan kadar Hb. Dosis yang dianjurkan untuk ibu hamil sampai masa nifas adalah sehari satu tablet 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Berturut- turut selama minimal 90 hari masa kehamilannya sampai 42 hari setelah melahirkan. Mulai pemberian pada waktu perama kali ibu hamil memeriksakan kehamilannya Kunjungan pertama atau K1 Depkes RI, 1999. Sedangkan dosis pengobatan diberikan kepada sasaran dengan anemia kadar Hb kurang dari batas seimbang. Bila ibu hamil sampai masa nifas dengan kadar Hb11 gramdl, pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari pada kehamilannya Universitas Sumatera Utara sampai 42 hari setelah melahirkan Depkes RI, 1999. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.1. Cara Pemberian Tablet besi pada Setiap Kelompok Sasaran Kelompok Sasaran Ibu hamil Sampai Masa Nifas Bayi 6-12 bulan Anak Balita 12-60 bulan Anak Usia Sekolah 6-12 tahun Remaja Putri, WUS, Pekerja Wanita dan Calon Pengantin Wanita SaatWaktu Pemberian Setiap hari minimal 90 hari Setiap hari selama 60 hari Setiap hari selama 60 hari Setiap minggu selama 3 bulan Setiap minggu selama 16 minggu Dosis Pencegahan 1 x 1 tablethari 1 x ½ sendok takarhari 1 x 1 sendok takarhari 1 x 1 tabletming gu 1 x 1 tabletminggu Dosis Pengobatan 3 x 1 tablethari 3 x ½ sendok takarhari 3 x 1 sendok takarhari 1 x 1 tablethari 1 x 1 tablethari Sumber : Depkes RI 1999. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di Puskesmas Manuaba, 2001. Beri tablet Fe pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut. Bila Hb kurang dari 11 gramdl teruskan pemberian tablet Fe IBI, 2005. Untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan, maka ibu hamil dengan anemia perlu ditangani segera dengan asupan nutrisi yang baik sesuai dengan kebutuhan antara lain makanan yang mengandung zat besi dan protein cukup bahan pangan hewani dan nabati seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau yang mengandung mineral dan vitamin Paath, dkk, 2005. Universitas Sumatera Utara Kebutuhan suplemen zat besi pada ibu hamil menurut Hilman et.al dalam Mandriwati 2008 adalah 65 mg perhari sejak umur kehamilan 20 minggu. Kemasan suplemen zat besi berupa tablet sulfat ferosis. Penyerapan zat besi bisa meningkat bila ada zat asam dalam lambung dan bisa terhambat bila diminum bersamaan dengan makanan dan minuman yang mengandung alkohol, teh, kopi, coklat, buah-buahan yang mengandung alkohol seperti durian, nanas, mangga, kuini. Cara minum yang baik adalah bersamaan dengan minum vitamin Cjusbuah jeruk atau minum bersamaan dengan makan daging atau ikan sehingga menstimulasi asam lambung. Menurut Waterbury 2001, pengobatan dengan tablet besi diberikan dalam keadaan perut kosong 1 jam sebelum makan dan bila timbul efek samping maka dapat diberikan tablet besi bersamaan dengan makanan meskipun terjadi penurunan penyerapan zat besi sebesar 50, tetapi tidak bersamaan dengan obat maag antasida dan dengan teh penyerapan sangat menurun. Biasanya ibu hamil diberikan tablet zat besi untuk mencukupi kebutuhan zat besi, untuk perkembangan otak janin dan pembentukan sel darah merah. Namun sebaiknya ibu hamil tidak berlebihan dalam mengonsumsi zat besi, sebab hal itu akan menyababkan peningkatan tekanan darah, padahal tekanan darah yang tinggi akan menyulitkan proses persalinan. Dalam laporan yang dimuat dalam the British Journal of Obstetrics and Gynecology, peneliti dari Universitas Iranian, mengatakan bahwa kelebihan zat besi berpengaruh buruk pada janin dan ibunya. ”Anemia memang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan kurang atau lahir prematur, tapi bukan Universitas Sumatera Utara berarti wanita hamil mengonsumsi pil vitamin secara membabi buta,” katanya Anonim, 2006. Sebaiknya ibu hamil hanya mengonsumsi suplemen zat besi jika direkomendasikan oleh dokter. Untuk menjamin perkembangan otak dan kecerdasan yang optimal, Food Standards Agency, Inggris, merekomensikan ibu hamil untuk mengonsumsi tambahan vitamin, terutama asam folat dan vitamin D, sedangkan kebutuhan nutrisi lain sudah cukup didapatkan dari makanan. Sumber zat besi yang baik terdapat pada daging, telur, susu, sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan seperti tempe dan tahu Anonim, 2006. Kekurangan zat besi menyebabkan anemia, pada kondisi hamil pada ibu-ibu yang aktif bekerja membutuhkan zat besi lebih banyak, karena zat besi dikeluarkan untuk energi bersama dengan kalori. Fungsi persiapan zat besi dalam tubuh ibu hamil adalah untuk kebutuhan aktifitas tubuh setiap hari, untuk stabilitas kadar Hb darah supaya aliran oksigen ke janin optimal dan menghindari kelelahan saat bersalin sehingga tidak terjadi perdarahan yang berlebihan Mandriwati, 2008.

2.2. Peran Petugas Kesehatan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Petugas Kesehatan dan Karakteristik Ibu terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Dolok Kabupaten Deli Serdang

0 49 179

Pengaruh Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe terhadap Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012

4 94 83

Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Dan Petugas Kesehatan Terhadap Standar Pelayanan Antenatal Dengan Kejadian Anemia Di Wilayah Puskesmas Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2004

0 43 70

Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Terhadap Tingkat Kejadian Anemia Di Puskesmas Pekan Heran Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2008

23 182 59

Hubungan Perilaku Ibu Hamil Dan Motivasi Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Puskesmas Mamas Kecamatan Darul Hasanah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2009

0 33 73

Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan

1 23 0

HUBUNGAN PERAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET Fe

2 9 134

Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluargadan Motivasi Tenaga Kesehatan Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Zat Besi Di Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi 2015

0 0 18

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TABLET FE DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE

0 0 8

PENGARUH PENDAMPINGAN KADER PADA IBU HAMIL TERHADAP KEPATUHAN MINUM TABLET Fe

0 0 6