4.2.4. Analisis Lanjutan terhadap Variabel Perancu
1. Variabel Perancu
Hasil uji univariat didapatkan bahwa peran petugas kesehatan di Kabupaten Aceh Besar sudah sangat baik, namun kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet Fe
masih sangat kurang yaitu hanya 6 dari 100 orang ibu hamil. Setelah dilakukan uji bivariat didapatkan bahwa hanya satu variabel yang berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu konselor. Kesimpulan ini tidak sahih, oleh karenanya penulis mencoba menganalis kembali variabel yang dianggap bias pada penelitian ini.
Sesuai dengan pendapat Depkes RI 1999 untuk mengukur variabel kepatuhan digunakan beberapa indikator seperti jumlah tablet Fe yang diminum
adalah minimal 81 tablet dari 90 tablet yang diterima, cara minum tablet Fe harus dengan air putih atau jus buah, warna tinja menjadi hitam, kadar Hb ibu menjadi
normal dan ibu tidak mengalami keluhan anemia seperti lesu, lemah, lelah, dan lain sebagainya. Sehingga responden dinyatakan patuh bila semua jawaban benar atau
memperoleh skor 24 dan tidak patuh jika jawaban responden 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator jumlah tablet fe yang diberikan
petugas kesehatan di Kabupaten Aceh Besar kepada ibu hamil belum sesuai dengan standar Depkes RI 1999, yaitu kurang dari 90 tablet selama masa kehamilan. Ibu
hamil hanya menerima sekitar 7-15 tablet perkunjungan atau 20-45 tablet selama masa hamil. Apabila alat ukur yang dipakai untuk menilai kepatuhan dalam jumlah
tablet Fe yang diminum, menggunakan standar minimum 81 tablet, maka lebih sedikit
Universitas Sumatera Utara
ibu hamil yang dikatagorikan patuh. Hal tersebut tentu amat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang diperoleh.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka variabel kepatuhan merupakan variabel konfounding perancu oleh karena tidak memperhitungkan kesesuaian
jumlah tablet yang diterima oleh ibu hamil dengan standar kepatuhan yang akan diukur. Dalam konteks ini, jumlah tablet Fe yang diberikan kepada ibu hamil
merupakan perancu karena berhubungan dengan peran petugas dan juga dengan kepatuhan minum tablet Fe. Fenomen ini menurut Sastroasmoro dan Ismail 1995
disebut sebagai confounding by indication, yang bila tidak diperhitungkan dapat menjebak hasil penelitian atau menimbulkan bias yang serius. Oleh karenanya ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk mengontrol perancu pada penelitian yaitu mengidentifikasi setiap variabel perancu dan melakukan upaya
menyingkirkan variabel perancu tersebut dalam desain atau dalam analisis penelitian. Oleh karena itu ketepatan alat ukur variabel kepatuhan perlu dianalisis lebih
lanjut dengan menyingkirkan perancu atau mengeluarkan indikator jumlah tablet Fe yang diminum dari variabel tersebut.
Hasil pengolahan lanjutan akan dikatagorikan patuh jika responden memperoleh skor 14 dan tidak patuh jika skor 14. Hasil analisis lanjutan dengan
mengeluarkan perancu jumlah tablet Fe yang diminum pada alat ukur kepatuhan menunjukkan bahwa kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet Fe meningkat
yaitu 37,0 dinyatakan patuh, seperti yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20.
Distribusi Katagori berdasarkan Kepatuhan Responden dalam mengonsumsi Tablet Fe di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009
No. Kepatuhan
N
1. Patuh
37 37,0
2. Tidak Patuh
63 63,0
Jumlah 100
100,0
Berikutnya perlu dilakukan analisis bivariat lanjutan dengan uji Chi Square untuk mengetahui adanya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen.
Hasil analisis lanjutan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
2. Pengaruh Peran Customer terhadap Kepatuhan