Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitiaan

bahkan ada yang berujung perpisahan, dikarenakan kurangnya kesiapan baik jiwa maupun raga dalam menghadapi persoalan rumah tangga. 2. Hasan Mansjur Volume IX, No. 2, Oktober 2008 ISSN 1411-6154 Halaman 145-146, Koordinat Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta, Artikel penelitian berjudul : “Tradisi Pernikahan Dini Pada Masyarakat Kampung Dukuh Desa Cijambe dan Pengaruhnya Terhadap Keutuhan Rumah Tangga,” yang menjelaskan bahwa masyarakat kampung dukuh sudah terbiasa menikahkan anak mereka pada usia muda, adapun alasan orang tua yang melakukan pernikahan dini bagi anak mereka adalah faktor kebiasaan yang bersifat turun temurun, dan karena adanya perasaan malu manakala anak-anak mereka belum melangsungkan pernikahan setelah memasuki usia 15 tahun, dan pernikahan tersebut berdampak tidak baik terhadap keutuhan rumah tangga pasangan tersebut. 3. Noor Lutfi Az-Zahra 2010 Skripsi berjudul : “Peranan Kantor Urusan Agama Dalam Mengantisipasi Praktek Perkawinan Bawah Tangan Studi KUA Kecamatan Cimanggis Depok ,” menjelaskan bahwa faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat kecamatan Cimanggis Depok melakukan praktek perkawinan bawah tangan dapat dibagi menjadi tiga faktor penyebab, yakni faktor ekonomi, adat dan faktor internal, dimana faktor yang mendominasi dari ketiganya ialah faktor ekonomi, maksudnya ketidakmampuan mereka dalam hal biaya nikah menjadi halangannya, dengan tambahan ketidaktahuan mereka akan adanya peringanan melalui negoisasi dengan pihak KUA dan ketidaktahuan mereka dengan adanya aturan pembebasan biaya bagi warga tidak mampu, dengan catatan melampirkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan. Peranan KUA dalam mengantisipasi praktek pernikahan tersebut dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat yang dilakukan setiap sepekan sekali, juga mengajak kepada masyarakat yang telah melakukan kawin bawah tangan untuk melegalkan perkawinannya ke pengadilan agama, meskipun belum optimal dalam implementasinya dimana ternyata masih banyak masyarakat yang melakukan kawin bawah tangan dikarenakan kurangnya informasi mengenai besarnya biaya nikah, yang menjadi kendala tersendiri. Kebijakan KUA nya adalah menggulirkan program nikah massal yang telah dilakukan pada tahun 2007, meskipun hal ini kemudian disalahgunakan oleh pelaku kawin bawah tangan untuk mengitsbatkan pernikahannya melalui kegiatan tersebut. Dan aturan KUA, untuk nikah massal selanjutnya diperuntukkan bagi pasangan yang benar-benar ingin menikah namun terdesak dengan masalah biaya. Dari sekian literatur berupa skripsi dan jurnal yang dibaca peneliti, belum ada karya ilmiah yang mengkaji pernikahan dini dan peranan KUA dalam menanggulanginya, apalagi di desa Pasarean yang merupakan salah satu wilayah kerja KUA Kecamatan Pamijahan sebagai locus penelitiannya.