H. Sistematika penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas serta terperinci tentang isi skripsi ini, maka penulisan skripsi ini disusun dengan membaginya dalam lima bab
dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metodologi penelitian dan
penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB 11 Tinjauan Teoritis Tentang Pernikahan Dini dan Kantor Urusan Agama.
Pembahasan dalam bab ini meliputi landasan teori mengenai pernikahan dini, Kantor Urusan Agama KUA dan peranan KUA dalam menanggulanginya,
kerangka konseptual dan perumusan hipotesis.
Bab 111 Gambaran Umum Desa Pasarean dan KUA Kecamatan Pamijahan.
Bab ini membahas mengenai sejarah singkat, letak geografis dan demografi, visi, misi, tugas dan wewenang, struktur organisasi desa Pasarean dan
KUA kecamatan Pamijahan serta pelaksanaan tugasnya dalam bidang pernikahan.
Bab 1V Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menguraikan data-data
tentang kasus-kasus pernikahan dini di desa Pasarean, pandangan warga desa Pasarean terhadap pernikahan dini, motif-motif dan dampak pernikahan dini di
desa Pasarean, langkah-langkah yang dilakukan KUA kecamatan Pamijahan dalam menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean, faktor pendukung dan
penghambat dalam menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean, analisa teoritis mengenai peranan KUA kecamatan Pamijahan dalam menanggulangi
pernikahan dini di desa Pasarean, pengujian hipotesis serta perspektif peranan pendidikan dalam menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean.
Bab V Penutup. Bahasan dalam bab ini berisi kesimpulan dari hal-hal yang
telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta beberapa saran yang diharapkan dapat berguna khususnya bagi akademisi, aparat desa, KUA dan bagi masyarakat
pada umumnya.
BAB II TINJAUAN TEORITIS MENGENAI
PERNIKAHAN DINI DAN KANTOR URUSAN AGAMA KUA
A. Landasan Teoritis
1. Pernikahan Dini
Pernikahan dini nikah di bawah umur bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia. Praktek ini sudah lama terjadi dengan begitu banyak pelaku. Tidak
di kota besar tidak di pedalaman. Faktor penyebabnya-pun bervariasi, karena masalah ekonomi, rendahnya pendidikan, pemahaman budaya dan nilai-nilai
agama tertentu, karena hamil terlebih dahulu kecelakaan atau populer disebut dengan istilah married by accident, dan lain-lain.
Selain menimbulkan masalah sosial, nikah di bawah umur bisa menimbulkan masalah hukum. Pernikahan syekh puji dan ulfa membuka
ruang kontroversi bahwa perkara nikah di bawah umur ternyata disikapi secara berbeda oleh hukum adat, hukum Islam, serta hukum nasional dan
hukum internasional. Kenyataan ini melahirkan, minimal dua masalah hukum. Pertama,
harmonisasi hukum antar sistem hukum yang satu dengan sistem hukum lain. Kedua, tantangan terhadap legislasi hukum perkawinan di Indonesia terkait
dengan perkawinan di bawah umur.