Media Massa KAJIAN TEORI

dapat berupa surat kabar, video, CD room, komputer, TV, radio dan lain sebagainya. 12 Berbagai jenis media massa apapun bentuknya, baik itu media masa cetak ataupun elektronik sangat berpengaruh bagi dunia. Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Para pengkaji sosiologi media menunjukan bagaimana masyarakat sebenarnya memiliki ketergantungan pada media untuk memperoleh informasi tentang apa yang terjadi di dunia. 2. Fungsi Media Massa Karakteristik manusia diberbagai belahan dunia beranekaragam semuanya, hal itu tergantung dari lingkungan pembentuk masyarakat itu sendiri, selain dari faktor lingkungan banyak faktor faktor lain yang membedakan karakteristik manusia. Walaupun banyak faktor yang mempengaruhi tetap pada intinya yang sangat mempengaruhi yaitu faktor lingkungan. Jika membicarakan faktor lingkungan pasti kita tidak lepas dari interaksi sesama individu itu sendiri dan intinya kembali lagi kepada komunikasi yang didapat oleh individu tersebut. Komunikasi yang diapat dari berbagai sumber yang diberitakan dari macam-macam media. Banyak manfaat dari media sendiri dalam menyampaikan informasi untuk khalayak, dimana dengan menyebarnya informasi yang didapat dari media bisa membentuk kontruksi sosial dari masyarakat tersebut. 12 Lynn H Turner, Pengantar Ilmu Komunikasi dan Aplikasi, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika,2008, h.41 Menurut Denis McQuail media merupakan kekuatan sosial kultural yang hadir di tengah-tengah masyarakat memiliki fungsi sebagai berikut: issue intensifier, diminisher, conflict resolution. 13 Media berfungsi sebagai issue intensifier, peranan media disini media berpotensi memunculkan isu atau konflik, dan dapat mempertajamnya. Dengan posisinya sebagai intensifier, media dapat mem-blow up realita menjadi isu, sehingga dimensi isu menjadi transparan. Selanjutnya media berfungsi sebagi konflik diminisher. maksudnya disini media dapat meneggelamkan suatu isu atau konflik. secara sengaja, media juga dapat meniadakan isu tersebut, terutama apabila menyangkut kepentingan media yang bersangkutan, entah kepentingan ideologis atau lainnya. Media berfungsi sebagai pengarah conflict resolution. Media menjadi mediator dengan menampilkan isu dari berbagai perspektif serta mengarahkan pihak yang bertikai pada penyelesaian konflik. Yang terakhir media masa bisa berfungsi sebagai pembentuk opini publik, disini media membentuk sendiri opini publik untuk kepentingan tertentu. 3. Etika Media Massa Etika berasal dari bahasa latin, yaitu ‘ethic’, dan dalam bahasa gerik ‘ethikos’, yang diartikan sebagai a body of moral principles or values. ‘Ethic’ berarti kebiasaan, habit, atau custom. 14 Etika adalah 13 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi Sosial, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010 h. 198-199. 14 Manshur Zikri, Pengertian dan Signifikansi Etika dalam Media dan Komunikasi Massa, Jakarta: tooftolenk manshurzikri h.3 sebuah studi tentang formasi nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip benar dan salah. Dalam kaitannya dengan jurnalistik, etika merupakan perspektif moral yang diacu dalam mengambil keputusan peliputan dan pemuatan fakta menjadi berita. Etika terbagi menjadi dua, yakni substantif dan operasional. Substantif merupakan wilayah moral personal untuk mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, sedangkan operasional adalah wilayah teknis berupa panduan mengenai tata cara meliput dan memuat sebuah peristiwa. Konsep terkini dari etika jurnalisme adalah mendahulukan pelayanan kemanusiaan lebih besar daripada kehendak pribadi. Jurnalis profesional mempercayai bahwa tujuan jurnalisme adalah untuk menyajikan kebenaran. Oleh karena itu, sejumlah prinsip etis harus dipakai seperti akurasi, objektif, natral, dan sebagainya. 15 Demikian halnya dengan etika ilmu komunikasi, menjadi domain pengetahuan yang digunakan untuk melakukan kajian terhadap perilaku dan hasil kerja pelaku profesi bidang komunikasi. Jadi etika komunikasi berbicara masalah kajian profesi komunikasi dengan berlandaskan pada nilai sosial, teori normatif, nilai filsafat etika, dan standar moral profesi sebagai perangkat analisis. 15 Manshur Zikri, Pengertian dan Signifikansi Etika dalam Media dan Komunikasi Massa, Jakarta: tooftolenk manshurzikri h.3 Kode Etik adalah peraturan moral, atau pedoman dari tingkah laku yang membantu aksi personal dalam situasi khusus. 16 Dalam konteks jurnalistik, kode etik memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pers. Sebagai pedoman nilai-nilai profesi kewartawanan, Kode Etik Jurnalistik KEJ wajib dipahami dan dilaksanakan oleh waratwan. Penataan dan pelaksanaan KEJ juga merupakan wujud dari profesionalisme pers. Menurut Sukardi, terdapat perbedaan yang sangat jelas antara kode etik dengan hukum. Walaupun memiliki kesamaan terhimpun dalam peraturan yang tertulis, kode etik mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda dengan hukum. Dalam hal tersebut terdapat empat perbedaan, yaitu soal sanksi, ruang lingkup, daya laku, atau daya jangkau, prosedur pembuatannya, formalitas dan sikap batiniah. Keberadaan kode etik sangat bermanfaat dalam hal melindungi keberadaan seorang profesional di bidangnya, melindungi masyarakat dari malpraktik oleh praktisi, mendorong persaingan sehat antar praktisi, mencegah kecurangan antar rekan profesi, mencegah manuipulasi informasi oleh narasumber., Di sisi lain, sebagaimana tercantum dalam preambule kode etik jurnalistik KEJ tahun 2006, kode etik dibuat sebagai pertimbangan bahwa dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, 16 Manshur Zikri, Pengertian dan Signifikansi Etika dalam Media dan Komunikasi Massa, Jakarta: Tooftolenk Manshurzikri h.3 media massa harus menghormati hak asasi publik audiesnya. 17 Oleh karena itu, media dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat. Salah satu cara menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati KEJ sebagai panduan dalam menjalankan profesinya. KEJ sebagai perwujudan tanggung jawab sosial memiliki dua dimensi, yakni profesionalitas dan moralitas. 18 Profesionalitas merupakan salah satu dasar utama dalam pekerjaan seorang wartawan. Tanpa adanya profesionalitas, tidak mungkin pers menghasilkan karya yang sesuai dengan fungsi dan peranan pers. Oleh karena itu KEJ menghargai sekali profesionalitas dan menempatkan profesionalitas sebagai bagian yang sangat penting dari harkat martabat seorang wartawan. Asas profesionalitas ini antara lain tercermin dari pers harus membuat dan menyiarkan berita yang akurat, pers harus menghasilkan berita yang factual, wartawan tidak melakukan plagiat, wartawan harus dapat menunjukan identitas kepada narasumber, kecuali dalam kasus investigative, pers selalu menguji cek and ricek informasi yang ada, 17 Manshur Zikri, Pengertian dan Signifikansi Etika dalam Media dan Komunikasi Massa, Jakarta: Tooftolenk Manshurzikri h.5 18 Manshur Zikri, Pengertian dan Signifikansi Etika dalam Media dan Komunikasi Massa, Jakarta: Tooftolenk Manshurzikri h.5 pers tidak mencampurkan fakta clan opini yang menghakimi. pers menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record, pers segara mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang tidak akurat dengan permohonan maaf. Selanjutnya moralitas, KEJ menjadi moral dan sebagai salah satu pilar bagi wartawan ketika menjalankan profesinya. Hanya jika memiliki moralitas yang tinggi ketika menjalankan tugas, pers dapat pula menjaga moralitas masyarakat dan bangsa. Asas moralitas ini dalam KEJ antara lain tercermin dari: 19 Pers tidak beritikad buruk. pers menghormati hak-hak pribadi atau privasi orang lain, pers menghormati pengalaman traumatik narasumber, pers tidak membuat berita cabul dan sadis, pers tidak menyebut identitas korban dan pelaku kejahatan, wartawan tidak menerima suap, wartawan tidak menyalahgunakan profesi, wartawan segera minta maaf terhadap pembuatan dan penyiaran berita yang tidak akurat atau keliru, pers tidak menulis dan menyiarkan berita berdasarkan diskriminasi SARA, jender dan bahasa, pers tidak merendahkan orang miskin dan orang cacat, baik jiwa maupun fisik 4. Media Massa Cetak Media masa cetak menurut kamus jurnalistik adalah media masa yang dicetak dalam kertas, dari segi format dan ukuran kertasnya media masa cetak secara terperinci dibagi menjadi 1 Koran atau surat kabar 19 https:bincangmedia.wordpress.comtagetika-media-etika-media-massa ukuran kertas broadsheet atau ½ plano. 2 tabloid ½ broadsheet 3 majalah ½ tabloid atau kertas ukuran poliokuarto 4 buku ½ majalah newsletter foliokuarto jumlah lazim halaman 4-8 dan 6 bulletin setengah majalah jumlah halaman lazimnya 4-8. Isi media pada umumnya terbagi dalam tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, feature. 20 Media cetak merupakan media tertua yang ada di dunia. Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta diurnal dan Acta senates dikerajaan Romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar koran, tabloid, dan majalah. 21 Seiring dengan perkembangan zaman media massa saat ini berkembang begitu pesat, sehingga masyarakat luas dapat memilih informasi dari media sesuai dengan selera yang dibutuhkan. Berita disampaikan melalui salah satu bentuk media massa, salah satu contohnya yaitu surat kabar, biasanya surat kabar memiliki ciri diantaranya yaitu Publisitas, Periodik, Universal Aktual. 22 Publisitas. Berita atau informasi disebarluaskan ke segenap lapisan masyarakat, dengan tidak memandang pendidikan, pangkat, agama, maupun aliran politik. Sasaran pembacanya dari kalangan rendah sampai kalangan tinggi. Periodik. Surat kabar terbit dalam waktu yang 20 Syamsul M.Romli, Asep. Kamus Jurnalistik, Bandung: Simbiosa Rektama Media 2008 h.85 21 Mondry,Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2008,cet.1 h.13 22 Lasa, Pengelolaan Terbitan Berkala, h. 98-100. tetap atau periodik, tiap hari, seminggu sekali dan lain sebagainya. Universal yaitu penyajikan informasi dari berbagai bidang tidak hanya satu bidang saja yang diberitakan. Misalnya, dalam bidang pendidikan, politik, ekonomi, kebudayaan, pertanian, hiburan, dan lain sebagainya. Berita juga harus Aktual dimana sebuah peristiwa yang diberitakan sedang dalam pembicaraan masyarakat atau baru saja terjadi. Suatu peristiwa yang semakin cepat diketahui masyarakat akan menyenangkan pembaca dan menaikan kualitas berita itu sendiri. 5. Konstruksi Realitas Oleh Media Massa Sebuah pekerjaan media massa adalah menceritakan suatu peristiwa-peristiwa, maka kesibukan utama media massa ialah mengkonstruksikan berbagai realitas yang akan disiarkan. Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Pembuatan berita di media massa pada dasarnya adalah penyusunan realitas yang dikonstruksikan dalam bentuk wacana yang bermakna. 23 Dalam penjelasan paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian, kebenaran suatu realitas sosial bersifat berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar batas kontrol struktur dan pranata sosialnya, dimana individu berasal. Manusia secara aktif dan kreatif megembangkan dirinya 23 Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, Jakarta:Granit, 2004, h. 11. melalui respon-respon terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya. Oleh karena itu, paradigma definisi sosial lebih tertarik terhadap apa yang ada dalam pemikiran manusia tentang proses sosial. Dalam proses sosial individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam realitas sosialnya. Ide dasar semua teori dalam paradigma definisi sosial sebenarnya berpandangan bahwa manusia adalah aktor yang kreatif dari sealitas sosialnya. Artinya, tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh norma-norma, kebiasaan, niali-nilai, dan sebagainya yang semuanya itu tercakup dalam fakta sosial, yakni tindakan yang tergambarkan struktur dan pranata sosial. 24 Realitas itu bersifat subjektif, karena dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Realitas tercipta dari konstruksi, sudut pandang tertentu dari wartawan. 25 Dalam pandangan konstruksionis media bukan sekedar saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan bias dan pemihakannya. Dalam mengkontruksi sebuah berita analisis framing termasuk ke dalam paradigma kontruksionis yang mempunyai posisi dan pandangan sendiri terhadap media, wartawan, dan teks berita. Paradigma kontruksionis merupakan fakta berupa kenyataan itu sendiri, namun bukan sesuatu yang terberi, melainkan ada dalam benak wartawan yang 24 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta: Prenada Media Group, 2008, h. 11 25 AlexSobur, Analisis Teks Media Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009 , h. 21-22. melihat fakta tersebut sehingga dibentuk menjadi sebuah berita. 26 Konsep konstruksionisme diperkenalkan oleh sosiolog interpretatif, Peter L. Berger. Bersama Thomas Luckman, ia banyak menulis karya dan menghasilkan tesis mengenai konstruksi sosial atas realitas. Dimana selalu dikatakan fakta merupakan konstruksi atas realitas, kebenaran suatu fakta bersifat relatif, dan berlaku sesuai konteks tertentu. 27 6. Proses Konstruksi Sosial Media Massa Proses konstruksi sosial media massa melalui berbagai tahapan diantaranya tahap menyiapkan materi konstruksi, tahap sebaran konstruksi, tahap pembentukan konstruksi, tahap konfirmasi. 28 Tahap menyiapkan materi konstruksi masing-masing media memiliki desk yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Isu-isu penting setiap hari menjadi fokus media massa untuk dijadikan sebagai sumber berita. Setelah materi diasiapkan selanjutnya ke tahap sebaran konstruksi dimana pilihan-pilihan wilayah sebaran adalah strategi lain dalam sebaran konstruksi media berdasarkan pada segmentasi media masing-msaing. Pilihan sumber informasi juga dapat dipilih berdasarkan pemetaan kekuasaan sosial informasi itu di masyarakat. Setelah penyebaran kontruksi selanjutnya kontruksi yang di hasilkan masuk ketahap selanjutnya pembentukan konstruksi realitas. 26 Eriyanto, Analisis framing: konstruksi, ideologi, dan politik media, Yogyakarta:Lkis.2002,h. 19 27 Eriyanto, Analisis framing: konstruksi, ideologi, dan politik media, Yogyakarta:Lkis.2002,h. 20 28 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Prenada Media Group, h. 206-207. Tahap ini terbagi atas dua yaitu tahap pembentukan konstruksi realitas dan pembentukan konstruksi citra. Selanjutnya ke tahap terakhir yaitu tahap konfirmasi yaitu tahapan ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam pembentukan konstruksi.

B. Konseptualisasi Berita

1. Definisi Berita Berita news yaitu laporan peristiwa yang dimuat atau disiarkan di media masa berupa fakta atau gagasan, terdiri dari unsur 5W+1H dan mengandung nilai-nilai berita atau nilai jurnalistik. 29 Struktur penulisan berita terdiri dari empat bagian diantaranya headline judul berita, dateline waktu atau nama tempat berita diperoleh lead teras berita dan news body tubuh atau isi berita. Namun kadang-kadang dimasukan satu lagi ditempatkan di bawah judul, yakni catcher atau eye chaching sebagai penarik minat baca si pembaca, biasanya kutipan dari isi berita atau kutipan isi pembicaraan narasumber yang paling menarik. 30 Secara ringkas dapat dikatakan bahwa berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal, yaitu peristiwa dan jalan cerita. Jalan cerita tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat disebut berita. 31 29 Syamsul M.Romli, Asep. Kamus Jurnalistik, Bandung: Simbiosa Rektama Media 2008 h.18 30 Syamsul M.Romli, Asep. Kamus Jurnalistik, Bandung: Simbiosa Rektama Media 2008 h.18 31 Teba, sudrman, Jurnalistik Baru. Kalam Indonesia. Jakarta 2005 Peristiwa yang diberitakan tergantung pada beberapa hal yang menjadi menarik untuk diberitakan berita harus aktualitas, sebuah kejadian yang baru terjadi bisa membuat berita itu menarik khalayak. Jarak dekat atau jauhnya peristiwa dari khalayak pembaca, pendengar, penonton itu penting. Penting tidaknya orang atau figur yang diberitakan, keluarbiasaan peristiwa biasanya menentukan kualitas berita bagus atau tidak untuk dibaca. Selain itu berita harus memiliki tujuan akibat yang mungkin ditimbulkan berita itu penting untuk membuat berita jadi menarik. Selain itu masih banyak lagi diantaranya, ketegangan dalam peristiwa, konflik dalam peristiwa, perilaku seks, kemajuan-kemajuan yang diberitakan, emosi yang ditibulan peristiwa, dan humor yang terkandung dalam peristiwa. Dilihat dari segi sifat kejadiannya berita berita dibedakan antara berita yang terduga seperti perayaan hari nasional dan berita yang tak terduga seperti ledakan bom, kebakaran, kecelakaan lalu lintas. Dilihat dari segi cakupan isinya, berita dapat terbagi pada berita politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, pendidikan, hukum, seni, agama, militer, laporan ilmu pengetahuan dan teknologi, olah raga, dan sebagainya. Dari bentuk penyajiannya seperti berita langsung spontnews berita komprehensif comprehensive news. 32 Berita harus memiliki unsur berita, yakni 5W+1H what, who, where, when, why, how. 32 Teba, sudrman,.Jurnalistik Baru. Kalam Indonesia. Jakarta 2005. h. 56 Berita berasal dari bahasa Inggris yaitu new baru, jadi berita merupakan peristiwa-peristiwa atau hal yang baru terjadi. Berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan menyortir memilah-milih dan menentukan peristiwa dan tema dalam satu kategori tertentu. 33 Menurut Sumadiria, berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar dan menarik atau penting bagi sebagian besar khalayak dewasa ataupun yang sudah lanjut usia. Dengan adanya fenomena tersebut melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line di internet. 34 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, definisi berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, laporan, pemberitahuan, pengumuman. 35 Bisa dikatakan berita yaitu suatu informasi tentang peristiwa atau kejadian. Seorang pembuat berita harus menjaga objektivitas dalam pemberitaannya. Penulis berita hanya menyiarkan berita apa adanya. Jika materi berita itu berasal dari dua pihak yang berlawanan, harus dijaga keseimbangan informasi dari kedua belah pihak yang berlawanan tersebut. Penulis berita tidak memberi kesimpulan atas dasar pendapatnya sendiri. Dalam menulis berita, penulis harus membedakan fakta, interpretasi, dan opini. Unsur-unsur berita terdiri dari: aktual, 33 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta:LkiS, 2002, h. 102 34 Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005, h.65 . 35 Departemen Pendididkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2001, h.140