Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
sesuatu, baik dalam hal pemilihan narasumber, banyaknya ruang dalam rubrik, dan frekuensi pemuatan, semuanya akan membuat khalayak
menganggap hal itu penting. Media berperan mendefinisikan bagaimana realitas seharusnya
dipahami, bagaimana realitas itu dijelaskan dengan cara tertentu kepada khalayak. Pendefinisian tersebut bukan hanya pada peristiwa, melainkan
juga aktor-aktor sosial. Diantara berbagai fungsi dari media dalam mendefinisikan realitas, Fungsi pertama dalam ideologi adalah media
sebagai mekanisme integrasi sosial. Media di sini berfungsi untuk menjaga nilai-nilai kelompok, dan mengontrol bagaimana nilai-nilai kelompok itu
dijalankan.
4
Media massa sebagai bentuk nyata dari pers, memiliki kecenderungan dalam menyampaikan suatu informasi. Kecenderungan tersebut disebabkan
karena faktor-faktor yang mempengaruhi media tersebut. Media massa dalam menyampaikan dan memberikan informasi selalu memiliki “gaya”
tersendiri. Bagaimana media massa dalam menuliskan atau memaparkan suatu peristiwa, informasi atau berita dengan “bahasanya” sendiri. Bahasa di
sini yang dimaksudkan adalah bagaimana media massa dalam melihat suatu peristiwa. Dalam melihat suatu peristiwa, media massa selalu melakukan
konstruksi realitas, maksudnya adalah upaya dalam menyusun beberapa peristiwa, keadaan secara sistematis menjadi sesuatu yang bermakna.
Berbagai kepentingan baik bisnis maupun politik sangat mempengaruhi
4
Eriyanto, Op. Cit. h. 122
dalam membingkai suatu peristiwa tertentu, sehingga suatu peristiwa akan dibingkai sedemikian rupa agar menarik perhatian masyarakat, sebagai
contoh pemberitaan mengenai pemberitaan sex, politik, dan lain sebagainya. Media cetak merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat di
samping media elektronik dan media online. Di tengah dinamika masyarakat yang demikian pesat, media cetak dianggap sudah tertinggal dibandingkan
dengan kedua pesaingnya itu, yakni media elektronik dan media online. Meskipun demikian, bukan berarti media massa tertua ini sudah tidak
mampu meraih konsumen yang menantikan informasi yang di bawanya. Ada keunggulan dari media ini dibandingkan dua pesaingnya tersebut. Media
cetak bisa menyampaikan sebuah informasi secara detail dan terperinci. Sementara itu, untuk media elektronik dan media online, mereka lebih
mengutamakan kecepatan informasi. Sehingga, tidak jarang informasi yang disampaikan lebih bersifat sepotong dan berulang-ulang.
Media massa cetak menurut kamus jurnalistik adalah media masa yang dicetak dalam kertas, dari segi format dan ukuran kertasnya media masa
cetak secara terperinci dibagi menjadi 1 Koran atau surat kabar ukuran kertas broadsheet atau ½ plano, 2 tabloid ½ broadsheet, 3 majalah ½
tabloid atau kertas ukuran poliokuarto, 4 buku ½ majalah newsletter foliokuarto jumlah lazim halaman 4-8 dan, 6 bulletin ½ majalah jumlah
halaman lazimnya 4-8. Isi media pada umumnya terbagi dalam tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, feature.
5
5
Syamsul M.Romli, Asep. Kamus Jurnalistik, Bandung: Simbiosa Rektama Media 2008 h.85
Media cetak, dalam hal ini surat kabar, merupakan media yang isi pesannya banyak memuat berita-berita yang bersifat informatif. Surat kabar
atau koran dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang,
biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik, topiknya bisa berupa
event politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi karikatur yang biasanya dijadikan bahan sindiran lewat gambar
berkenaan dengan masalah-masalah tertentu, komik, Teka-Teki Silang TTS, dan hiburan lainnya. Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk
bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk politik, properti, industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipan
kegiatan tertentu. Dalam pandangan kaum konstruksionis, berita yang kita baca pada
dasarnya adalah hasil dari konstruksi kerja jurnalistik, bukan kaedah baku jurnalistik, semua proses konstruksi mulai dari memilih fakta, sumber,
pemakaian kata, gambar, sampai penyuntingan memberi andil bagaimana realitas tersebut hadir dihadapan khalayak.
6
Berkaitan dengan proses menjadi berita, tentunya akan terdapat upaya-upaya untuk membuat, dan
memproses sampai dengan disajikan kepada khalayak. Proses untuk sampai pada khalayak, maka ada proses yang disebut “framing”. Framing adalah
6
Eriyanto, Analisis Framing : Kontruksi,Idiologi,dan Politik Media Yogyakarta:Lkis.2002,h.102.
pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan untuk menyeleksi isu dan menulis berita.
7
Dari sekian banyak topik pemberitaan yang bisa diberitakan di media cetak ada salah satu pemberitaan yang sedang hangat dibicarakan, yaitu
tentang pelecehan seksual pada anak di bawah umur. Saat ini tidak sedikit berita yang menampilkan pemberitaan tentang seksualitas, namun sayangnya
pemberitaan yang disajikan media bukanlah pemberitaan yang bisa menempatkan seksual dijadikan sebagai pembelajaran positif, melainkan
bisa memberikan contoh negatif untuk masyarakat. Misalnya banyak pemberitaan tentang praktek kekerasan seksualitas
terhadap anak di bawah umur, sehingga menjadi acuan bagi para pelaku kekerasan seksual untuk meniru apa yang telah diberitakan di media. Secara
tidak langsung media di sini menjadi contoh untuk para pelaku kekerasan seksual dalam menjalankan praktek kekerasannya yang dilakukan terhadap
korbannya. Maka dari itu pentingnya sebuah pembingkaian berita framing, agar maksud dari pemberitaan tersebut bisa sampai dengan tepat sasaran
kepada khalayak umum dan tidak menjadi salah pemahaman. Dikarenakan belakangan ini beredar pemberitaan tentang kasus
pelecehan seksual yang terjadi pada anak di bawah umur. Penulis tertarik untuk meneliti tentang pemberitaan kasus tersebut. Pemberitaan tentang
kasus seperti ini sangat menarik, karena berhubungan dengan berbagai macam aspek di kehidupan, yaitu dari sisi moral, psikologis, edukasi, hukum
7
Nugroho Bimo,Eriyanto dan Frans Surdiasis, Politik Media Mengemas berita. Yogyakarta; Institut Study Arus Informasi. 1999. h. 20
dan lain-lain. Karena berita ini mengandung banyak aspek, jadi sangat menarik untuk dibahas mengenai bagaimana masing-masing media yang ada
di Indonesia mengemas sebuah pemberitaan, agar tidak terjadi salah pemahaman informasi, khususnya di Surat Kabar Media Indonesia.
Pada kesempatan kali ini, peneliti akan membahas tentang pemberitan pelecehan seksual yang terjadi di taman kanak-kanak Jakarta International
School JIS. Hampir seluruh media memberitakan kasus pelecehan seksual di taman kanak-kanak Jakarta International School JIS termasuk Surat
Kabar Media Indonesia. Pada kali ini peneliti memilih Media Indonesia
sebagai objek penelitian, karena setelah penulis teliti Media Indonesia lebih mengikuti perkembangan kasus JIS dibandingkan dengan surat kabar
lainnya. Jika dilihat dari pemberitaannya hampir setiap edisi yang diterbitkan Media Indonesia ikut memberitakan tentang kasus kekerasan
seksual yang terjadi di taman kanak-kanak Jakarta International School JIS.
Setiap surat kabar memiliki cara tersediri dalam membingkai sebuah pemberitaan termasuk Surat Kabar Media Indonesia. Untuk itu penulis ingin
mengetahui bagaimana
Surat Kabar Media Indonesia
membingkai pemberitaannya, memframe pemberitaannya dan mengetahui kecenderungan
pemberitaan yang diberitakan oleh Media Indonesia sebelum beritanya disampaikan kepada khalayak.
Meskipun berita-berita yang dimuat dalam masing-masing surat kabar relatif sama, namun tentu memiliki perbedaan dalam hal framing atau
pembingkaian berita. Framing merupakan metode penyajian realitas, dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan
dibelokkan secara halus dengan memberikan penonjolan terhadap aspek tertentu, dan menggunakan istilah-istilah yang mempunyai konotasi tertentu,
serta dengan menggunakan bantuan foto, karikatur dan alat ilustrasi lainnya.
8
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas penulis mengambil judul
Analisis Framing Pemberitaan Pelecehan Seksual Di Taman Kanak- Kanak Jakarta International School JIS Pada Surat Kabar Media
Indonesia.
8
Rachmat Kriyantono. Tekni Praktis Riset Komunikasi :Disertasi Contoh Praktis Riset Media, Public Relatoins,Advertising,Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasyaran, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group,3007, cet ke-2, h. 251.