Pelecehan Seksual KAJIAN TEORI

dapat menghasilkan dampak yang lebih serius dan trauma psikologis jangka panjang, terutama dalam kasus inses orangtua. Berdasarkan hukum, pelecehan seksual anak merupakan istilah umum yang menggambarkan tindak kriminal dan sipil, dimana orang dewasa terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak di bawah umur atau eksploitasi anak di bawah umur untuk tujuan kepuasan seksual. Asosiasi Psikiater Amerika menyatakan bahwa anak-anak tidak bisa menyetujui aktivitas seksual dengan orang dewasa, dan mengutuk tindakan seperti itu oleh orang dewasa. Seorang dewasa yang terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak adalah melakukan tindak pidana dan tidak bermoral yang tidak pernah bisa dianggap normal atau perilaku yang dapat diterima secara sosial. 52 Pelecehan seksual memiliki dampak untuk korbannya, yakni: 1. Kerusakan Psikologi Pelecehan seksual anak dapat mengakibatkan kerugian, baik jangka pendek dan jangka panjang, termasuk psikopatologi dikemudian hari. Dampak psikologis, emosional, fisik, dan sosialnya meliputi depresi, gangguan stres pascatrauma, kegelisahan, gangguan makan, rasa rendah diri yang buruk, gangguan identitas pribadi dan kegelisahan; gangguan psikologis yang umum seperti, somatisasi, sakit saraf, sakit kronis, perubahan perilaku seksual, kegiatan belajar, dan penyalahgunaan obat terlarang, serta perilaku menyakiti diri sendiri, kekejaman terhadap hewan, kriminalitas ketika dewasa dan bunuh 52 Ebooks, online, Seksualitas: Pelecehan Seksual Terhadap Anak, Pedofilia, Jakarta: General Books, 2011, h. 5 diri. 53 Pola karakter yang spesifik dari gejala-gejalanya belum teridentifikasi namun sudah jelas anak korban pelecehan seksual mengalami kerusakan psikologis. 2. Kerusakan Fisik Cedera Kerusakan jenis ini tergantung pada umur dan ukuran anak, dan tingkat kekuatan yang digunakan, pelecehan seksual anak dapat menyebabkan luka internal dan pendarahan. Pada kasus yang parah, kerusakan organ internal dapat terjadi dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian. Herman-Giddens dan lainnya menemukan enam hal tertentu dan enam kasus kemungkinan kematian akibat pelecehan seksual anak di Carolina Utara antara tahun 1985 dan 1994. 54 Para korban berkisar diusia dari dua bulan sampai sepuluh tahun. Penyebab kematian termasuk trauma pada alat kelamin atau dubur dan mutilasi seksual. Infeksi Pelecehan seksual pada anak dapat menyebabkan infeksi dan penyakit menular seksual. Tergantung pada umur anak, karena kurangnya cairan vagina yang cukup, kemungkinan infeksi lebih tinggi. Kerusakan neurologis 53 Ebooks, online, Seksualitas: Pelecehan Seksual Terhadap Anak, Pedofilia, Jakarta: General Books, 2011, h. 6 54 Ebooks, online, Seksualitas: Pelecehan Seksual Terhadap Anak, Pedofilia, Jakarta: General Books, 2011, h. 7 Penelitian telah menunjukkan bahwa stres traumatis, termasuk stres yang disebabkan oleh pelecehan seksual menyebabkan perubahan penting dalam fungsi dan perkembangan otak. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pelecehan seksual anak yang parah mungkin memiliki efek yang merusak pada perkembangan otak. 55 Pedofilia merupakan salah satu faktor penyebab, sebagai diagnosa medis, pedofilia didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang telah mulai dewasa pribadi dengan usia 16 atau lebih tua, biasanya ditandai dengan suatu kepentingan seksual primer atau eksklusif pada anak prapuber umumnya usia 13 tahun atau lebih muda, walaupun pubertas dapat bervariasi. Anak harus minimal lima tahun lebih muda dalam kasus pedofilia remaja 16 atau lebih tua baru dapat diklasifikasikan sebagai pedofilia. 56 Kata pedofilia berasal dari bahasa Yunani: paidophilia παιδοφιλια pais παις , anak-anak dan philia φιλια, cinta yang bersahabat atau persahabatan, meskipun ini arti harfiah telah diubah terhadap daya tarik seksual pada zaman modern, berdasarkan gelar cinta anak atau kekasih anak, oleh pedofil yang menggunakan simbol dan kode untuk mengidentifikasi preferensi mereka. Klasifikasi Penyakit Internasional ICD mendefinisikan pedofilia sebagai gangguan kepribadian dewasa dan perilaku, dimana ada pilihan 55 Ebooks, online, Seksualitas: Pelecehan Seksual Terhadap Anak, Pedofilia, Jakarta: General Books, 2011, h. 7 56 Ebooks, online, Seksualitas: Pelecehan Seksual Terhadap Anak, Pedofilia, Jakarta: General Books, 2011, h. 8 seksual untuk anak-anak pada usia pubertas atau pada masa prapubertas awal. Istilah ini memiliki berbagai definisi seperti yang ditemukan dalam psikiatri, psikologi, bahasa setempat, dan penegakan hukum. 57 Menurut Diagnostik dan Statistik Manual Gangguan Jiwa DSM, pedofilia adalah parafilia, dimana seseorang memiliki hubungan yang kuat dan berulang terhadap dorongan seksual dan fantasi anak-anak prapuber dan dimana perasaan mereka memiliki salah satu peran atau yang menyebabkan penderitaan atau kesulitan interpersonal. Pada saat ini rancangan DSM-5 mengusulkan untuk menambahkan hebefilia dengan kriteria diagnostik, dan akibatnya untuk mengubah nama untuk gangguan pedohebefilik. Meskipun gangguan ini pedofilia sebagian besar didokumentasikan pada pria, ada juga wanita yang menunjukkan gangguan tersebut, dan peneliti berasumsi perkiraan yang ada lebih rendah dari jumlah sebenarnya pada pedofil perempuan. Tidak ada obat untuk pedofilia yang telah dikembangkan. Namun demikian, terapi tertentu yang dapat mengurangi kejadian seseorang untuk melakukan pelecehan seksual terhadap anak. Di Amerika Serikat, menurut Kansas v. Hendricks, pelanggar seks yang didiagnosis dengan gangguan mental tertentu, terutama pedofilia, bisa dikenakan pada komitmen sipil yang tidak terbatas, di bawah undang-undang berbagai negara bagian 57 Ebooks, online, Seksualitas: Pelecehan Seksual Terhadap Anak, Pedofilia, Jakarta: General Books, 2011, h. 8-9 umumnya disebut hukum SVP dan Undang-Undang Perlindungan dan Keselamatan Anak Adam Walsh pada tahun 2006. 58 Dalam penggunaan populer, pedofilia berarti kepentingan seksual pada anak-anak atau tindakan pelecehan seksual terhadap anak, sering disebut kelakuan pedofilia. Misalnya, The American Heritage Stedmans Medical Dictionary menyatakan, Pedofilia adalah tindakan atau fantasi pada dari pihak orang dewasa yang terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak atau anak-anak. Aplikasi umum juga digunakan meluas ke minat seksual dan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur atau remaja pascapubertas di bawah umur. 59 Para peneliti merekomendasikan bahwa tidak tepat menggunakan dihindari. Arena orang yang melakukan pelecehan seksual anak umumnya menunjukkan gangguan tersebut, tetapi beberapa pelaku tidak memenuhi standar diagnosa klinis untuk pedofilia, dan standar diagnosis klinis berkaitan dengan masa prapubertas. Selain itu, tidak semua pedofil benar-benar melakukan pelecehan tersebut. Pedofilia pertama kali secara resmi diakui dan disebut pada akhir abad ke-19. Sebuah jumlah yang signifikan di daerah penelitian telah terjadi sejak tahun 1980-an. Saat ini, penyebab pasti dari pedofilia belum ditetapkan secara meyakinkan. Penelitian menunjukkan bahwa pedofilia mungkin berkorelasi dengan beberapa kelainan neurologis 58 Ebooks, online, Seksualitas: Pelecehan Seksual Terhadap Anak, Pedofilia, Jakarta: General Books, 2011, h. 10-11 59 Ebooks, online, Seksualitas: Pelecehan Seksual Terhadap Anak, Pedofilia, Jakarta: General Books, 2011, h. 12 yang berbeda, dan sering bersamaan dengan adanya gangguan kepribadian lainnya dan patologi psikologis. Dalam konteks psikologi forensik dan penegakan hukum, berbagai tipologi telah disarankan untuk mengkategorikan pedofil menurut perilaku dan motivasinya. 60

E. Framing

Secara sederhana, framing adalah membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Framing merupakan metode penyajian realitas, dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus dengan memberikan penonjolan pada aspek tertentu. Penonjolan aspek-aspek tertentu dari isu berkaitan dengan penulisan fakta. 61 Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa dipilih dan bagaimana aspek tersebut ditulis. Hal ini sangat berkaitan dengan pamakaian diksi atau kata, kalimat, gambar atau foto, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak. Analisis framing digunakan untuk mengkaji pembingkaian realitas peristiwa, individu, kelompok, dan lainnya yang dilakukan oleh media massa. Pembingkaian tersebut merupakan proses konstruksi yang berarti realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan cara dan makna tertentu. Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih diperhatikan, dianggap penting, dan 60 Ebooks, online, Seksualitas: Pelecehan Seksual Terhadap Anak, Pedofilia, Jakarta: General Books, 2011, h. 13 61 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 100 lebih mengena dalam pikiran khalayak. Dalam praktik, analisis framing banyak digunakan untuk melihat frame surat kabar, sehingga dapat dilihat bahwa masing-masing surat kabar sebenarnya memiliki kebijakan politis tersendiri. Framing bukan hanya berkaitan dengan skema individu wartawan persoalan pembingkaian berhubungan dengan proses produksi berita, kerangka kerja, dan rutinitas organisasi. Bagaimana peristiwa dibingkai,, mengapa peristiwa dipahami dalam kerangka tertentu atau bingkai tertentu. Wartawan hidup dan bekerja dalam satu institusi yang mempunyai pola kerja, kebiasaan, aturan, norma, etika, dan rutinitas tersendiri. Semua element produksi berita tersebut mempengaruhi bagaimana peristiwa dipahami secara umum sebagai bagian dari komunitas tertentu, ia akan menyerap nilai-nilai yang ada dalam komunitasnya. 62 Menurut fishman dalam buku Eriyanto, ada dua kecenderungan studi bagaiman proses berita dilihat, pandangan pertama sering disebut sebagai pandangan seleksi berita selectivity of news. 63 Dalam bentuknya yang umum pandangan ini seringkali disebut teori gate keeper. Intinya proses produksi berita adalah proses seleksi dari wartawan di lapangan yang akan memilih mana yang penting mana yang tidak, peristiwa yang diberitakan dan mana yang tidak. Setelah berita itu masuk ketangan redaktur akan diseleksi lagi dan akan menenkankan bagaimana yang perlu dikurangi dan bagaimana yang perlu ditambahi. Pandangan ini mengandaikan seolah-olah 62 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 99 63 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 100 ada realitas yang benar-benar real yang ada di luar diri wartawan. Realitas ini yang akan diseleksi oleh wartawan untuk dibentuk dalam sebuah berita. Pendekatan kedua adalah pendekatan pembentukan berita dalam perspektif ini, peristiwa itu bukan diseleksi, melainkan sebalikanya. Dibentuk wartawanlah untuk membentuk peristiwa mana yang disebut berita mana yang tidak. Peristiwa dan realitas bukanlah diseleksi melainkan dikreasi oleh wartawan. Eriyanto “analisis framing” mengatakan, berita dihasilkan dari pengetahuan dan pikiran, bukan karena ada objektif yang ada di luar, melainkan karena orang mengorganisasikan dunia yang abstrak ini menjadi dunia koheren dan beraturan serta mempunyai makna. 64 Tahap yang paling penting dalam penulisan berita adalah bagaimana wartawan mempersepsikan peristiwa atau fakta yang akan diliput. Kenapa suatu peristiwa disebut berita sementara peristiwa yang lain tidak? Ini semua melibatkan konsepsi wartawan yang menentukan peristiwa dan tema-tema tertentu dalam satu kategori tertentu. Seperti yang dikatakan Mac Dow Mac Dougall dalam buku eriyanto, setiap hari ada jutaan peristiwa di dunia ini semuanya secara potensial dapat menjadi berita. Peristiwa-peristiwa tidak serta meta menjadi berita karena batasan yang disediakan dan dihitung mana berita dan mana bukan berita. Adapun sejarah framing menurut Alex Sobur” munurutnya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang 64 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 103