diharapkan daripadanya untuk mengerahkan segala kemampuan dalam mengajar secara profesional dan efektif.
22
2. Profesionalisme Guru
Menurut Dictionary of Education yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin dijelaskan bahwa: profession is anaccuption usually involving relatively long and
specialived preparation on the level of higher education and governed by its own code of etchic; profession is one who has acquired a learned skill and conforms to
ethical standar of the profession in which he practice to skill.
Good, 1973,440. Selanjutnya menurut Mc Cully yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin pula
mengatakan: Profession is a vocation in which professed knowledge of some departement of learning or science of an art founded upon it
1969;130.
23
Untuk memahami pengertian professionalisme, perlu diketahui apa itu profesi dan professional terlebih dahulu. Kata profesi masuk ke dalam kosa kata
bahasa Indonesia melalui bahasa Inggris Profession. Kata dalam bahasa barat ini menerima kata ini, dari bahasa Latin profession. Dalam bahasa Latin kata
profession berarti pengakuan atau pernyataan. Berarti profesi mengandung
pengertian tentang pengakuan atau pernyataan tentang bidang pekerjaan yang telah dipilihnya, misalkan seseorang menyatakan bahwa saya adalah guru. Dari
perkataannya tersebut ada suatu pernyataan atau pengakuan bahwa pekerjaannya adalah guru.
Sedangkan pengertian professionalisme adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional. Artinya
guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan professional. Profesionalisme juga diartikan sebagai
pandangan tentang bidang pekerjaan yang menganggap bidang pekerjaan sebagai suatu pengabdian melalui keahlian tertentu dan menganggap keahlian itu sebagai
22
Abuddin Nata dan Fauzan, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, Jakarta: UIN Jakarta Press 2005, cet-1 hal. 215-216
23
Syafruddin Nurdin, Guru Profesionalisme dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Quantum Teaching 2005, cet, ke-3, hal. 13
sesuatu yang harus diperbaharui secara terus menerus dengan memanfaatkan kemajuan-kemajuan yang terdapat dalam bidang ilmu pengetahuan
24
Dalam kaitan seorang pekerja profesional dapat dibedakan dari seorang amatir walaupun sama-sama menguasai sejumlah teknik dan prosedur kerja
tertentu, seorang pekerja profesional harus memiliki informed responsiveness “ketanggapan yang berlandaskan ke arifan” terhadap implikasi kemasyarakatan
atas objek kerjanya. Dengan perkataan lain seorang pekerja profesional memiliki filosofi untuk menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya.
25
Sebelum kita beranjak lebih jauh mengenai definisi profesionalisme, alangkah baiknya apabila kita kenali terlebih dahulu mengenai sejumlah definisi
mengenai profesi. Salah satu definisi seperti yang dikemukakan oleh sikun pribadi menyatakan sebagai berikut: ”Profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan
atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa karena orang tersebut merasa terpanggil
untuk menjabat pekerjaan itu”.
26
Hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, suatu janji yang dikemukakan oleh tenaga
profesional. Pernyataan profesional mengandung makna terbuka, sungguh- sungguh dan pernyataan tersebut keluar dari lubuk hati yan paling dalam tanpa
adanya paksaaan dan intervensi dari pihak lain. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka Profesionalisme atau
profesionalisasi berkembang sesuai dengan kemajuan modern yang menuntut berbagai macam ragam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam kehidupan
masyarakat yang makin lama makin komplek. Profesionalisme dalam berbagai bidang tentunya yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat ini, melihat
fenomena dalam dunia lapangan pekerjaan sekarang ini hal yang paling utama dan terutama yang menjadi buah persyaratan untuk memasuki dunia pekerjaan selain
background dari lembaga pendidikan yaitu pengalaman dan spesialisasi terhadap
24
Muchtar Buchari, Pendidikan dalam Pembangunan, Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya, 19994, h. 36-39
25
Nurdi… hal14
26
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru dan Strategi, Bandung : Mandar Maju, 1991 h. 1
dunia pekerjaan yang ada. Hal inilah yang mengakibatkan tingkat pengangguran di negara kita tiap tahunnya bertambah banyak.
Profesi merupakan bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu.
27
Profesi juga mengandung unsur pengabdian, hal ini dikarenakan profesi bukanlah dimaksudkan untuk mencari keuntungan semata-mata bagi
dirinya melainkan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, oleh karena itu tenaga profesi yang profesional tidak boleh sampai merugikan, merusak, atau
menimbulkan malapetaka bagi masyarakat. Sebaliknya profesi itu harus berusaha menimbulkan kebaikan, keberuntungan dan kesempurnaan atau kesejahteraan
bagi masyarakat. Menurut Suharsimi Arikunto, bertumpu dari definisi profesi dapat dilihat bahwa:
a. Di dalam suatu pekerjaan professional diperlukan teknik serta prosedur yang
bertumpu pada landasan intlektual yang dipelajari dari suatu lembaga, kemudian diterapkan di masyarakat untuk memecahkan suatu masalah.
b. Seorang pekerja professional dapat dibedakan dengan seseorang teknisi dalam
hal pemilihan filosofi yang kuat untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, serta mantap dalam menyikapi dan melaksanakan
pekerjaannya. c.
Seorang yang bekerja berdasarkan profesinya memerlukan teknik dan prosedur yang ilmiah serta memiliki dedikasi yang tinggi dalam menyikapi
lapangan pekerjaan yang berdasarkan atas sikap seorang ahli.
28
Jabatan guru adalah pelaksanaan tugas profesionalisme dan jabatan tersebut melekat pada orangnya, sehingga seorang guru agama dimanapun selalu diberi
panggilan Pak guru, Pak guru Agama atau Pak Ustadz. Secara sederhana pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang
hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau
tidak memperoleh pekerjaan lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pekerjaan pofesional adalah pekerjaan yang dipersiapkan melalui proses
27
Depdikbud... hal.702
28
Suharsimi Arikunto, Manajmen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta, 19990 h-233
pendidikan dan pelatihan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang harus dipenuhinya, maka semakin tinggi pula derajat profesi yang diembannya.
29
Maka dapat disimpulkan profesionalisme guru adalah suatu pandangan mengenai seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan, sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru dengan maksimal dan proses pendidikan berhasil dengan baik. Jika
ia guru pendidikan agama Islam, maka harus menguasai pengetahuan bidang studi yang dijelaskannya selain memiliki keahlian dalam bidang keguruan.
Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleksnya, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus antara lain dikemukakan sebagai
berikut: 2.
Menentukan adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
3. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya. 4.
Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai. 5.
Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
6. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
Drs. Moh. Ali , 1985 Menurut Uzer Usman, selain persyaratan di atas tersebut, masih ada lagi
persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong ke dalam suatu profesi antara lain:
1. Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya. 2.
Memiliki klienobjek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan muridnya.
3. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.
29
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama Dan Keagamaan. Jakarta : PT. Gemawindu Pancaperkasa 2000 cet, 1, hlm.99-101
Atas dasar persyaratan tersebut, jelaslah jabatan profesional harus ditempuh melalui jenjang pendidikan yang khusus mempersiapkan jabatan
itu. Demikian pula dengan profesi guru, harus ditempuh melalui jenjang pendidikan pre service education.
30
Suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yan dengan sendirinya menuntut ke ahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu
pula, dalam pengertian profesi telah tersirat adanya suatu keharusan kompetensi agar profesi itu berfungsi sebaik-baiknya.
Dalam uraian di atas telah dijelaskan, bahwa jabatan guru adalah suatu jabatan profesi. Guru yang di maksud adalah guru yang yang melaksanakan
fungsinya di sekolah. Dalam pengertian tersebut, telah terkandung suatu konsep bahwa guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah
harus memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Tanpa mengabaikan
kemungkinan adanya perbedaan tuntutan kompetensi profesional yang disebabkan oleh adanya perbedaan lingkungan sosial kultural dari setiap institusi sekolah
sebagai indikator, maka guru yang dinilai kompeten secara profesional, apabila: 1.
Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik- baiknya.
2. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil.
3. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
tujuan instruksional sekolah. 4.
Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas.
31
Kalau kita layangkan sejenak pikiran kita ke dalam ke dalam sebuah kelas, dimana sedang berlangsung pengajaran maka akan bisa lihat seorang guru sedang
mengajar. Sebelum ia membuat tugasnya sebagi guru, ia harus mempelajari pendidikan yang sedang dilaksanakan. Ia pun baru mengenal keadaan gedung
30
Uzer Usman... h.15-16
31
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru, Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,Jakarta: PT Bumi Aksara 2006, cet, ke-4 hal. 38
ruangan kelas, perpustakaan fasilitas belajar, pelengkapan sekolah, alat-alat peraga, dan semua sarana yang berguna bagi pengajar.
Pada hari pertama dan beberapa hari selanjutnya, guru harus berusaha sedemikian rupa untuk mengenal tentang peserta didiknya dan berkenalan dengan
semua guru serta staf sekolah lainnya, selanjutnya ia akan melaksanakan program pendidikan di sekolah itu. Setiap akan mengajar, ia perlu membuat persiapan
mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang: tujuan mengajar, pokok yang diajarkan,
metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga, dan teknik evaluasi yang akan digunakan.
Karena itu harus memahami benar tentang tujuan pengajaran, cara merumuskan tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode
mengajar sesuai dengan tujuan yanng hendak dicapai, memahami bahan pelajaran sebaik mungkin dengan menggunakan berbagai sumber, cara memilih,
menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi lainnya..
Setiap ia mengajar, ia perlu malaksanakan hal-hal yang bersifat rutin, bertanya kepada kelas, menerangkan pelajaran dengan suara yang baik dan mudah
ditangkap serta ia sendiri dapat memahami pertanyaan-pertanyaan atau pendapat peserta didiknya, ia harus pandai berkomunikasi dengan para peserta didik. Setiap
saat ia siap memberikan bimbingan atas kesulitan yang dihadapi para siswa, pekerjaan ini hanya mungkin dilakukan apabila berbadan sehat, dan memiliki
kepribadian yang menarik. Dalam suasana di dalam kelas, di mana siswa bermacam-macam latar
belakang minat dan kebutuhannya maka ia harus sanggup merangsang para peserta didik belajar, menjaga disiplin kelas, melakukan supervisi belajar dan
memimpin para peserta didik belajar sehingga pengajaran berjalan baik dan memberikan hasil yang memuaskan.
32
32
Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan,
Jakarta 2005, hal. 63-64.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi berarti kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimiliki seseorang
berkenaan tugas, jabatan maupun profesinya. Jadi, kompetensi guru berarti kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang yang bertugas
mendidik siswa agar mempunyai kepribadian yang luhur dan mulia sebagaimana tujuan dari pendidikan. Kompetensi menjadi tuntutan dasar bagi seorang guru.
Untuk terwujudnya tujuan pendidikan, diperlukan oleh semua guru adalah yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan tugas mereka mampu
melaksanakan tugas yang dipikulnya dengan baik. Setidaknya ada tiga bidang kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar,
yaitu: “kompetensi pribadi, kompetensi sosial dan kompetensi profesional”.
33
a. Kompetensi pribadi, meliputi:
1. Peka terhadap perubahan dan pembaharuan 2. Berfikir alternatif
2. Adil, jujur dan objektif 5. Berdisiplin dalam menjalankan
6. Ulet dan tekun bekerja 7. Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya
8. Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana dan sederhana dalam bertindak. Dalam beberapa jenis yang termasuk dalam kompetensi pribadi, dapat
disimpulkan bahwa: Seorang guru dituntut memiliki kepribadian yang baik, karena disamping mengajarkan ilmu, guru juga harus membimbing dan membina
anak didiknya. Perbuatan dan tingkah lakunya harus dapat dijadikan sebagai teladan, artinya seorang guru harus berbudi pekerti yang luhur. Dengan kata lain
guru harus bersikap yang terbaik dan konsekuen terhadap perkataan dan perbuatannya, karena guru adalah figur sentral yang akan dicontoh dan diteladani
anak didik.
33
Departemen Agama RI, Pengembangan Profesional dan petunjuk Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: 2002.
Oleh karena itulah seorang guru harus benar-benar memiliki kompetensi kepribadian yang mantap, baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga
negara yang konsisten dengan profesinya.. b. Kompetensi Sosial
Seorang guru tidak hanya bertangungjawab di dalam kelas, tetapi juga harus mewarnai perkembangan anak didik di luar kelas. Guru bukanlah sekedar orang
yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu tetapi juga anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta
kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat sebagi orang dewasa. Sebagai pendidik, kehadiran guru di masyarakat
sangat diharapkan baik secara langsung sebagi anggota masyarakat maupun secara tidak langsung yaitu melalui peranannya membimbing dan mengarahkan anak
didik. Karena pada kenyataannya dimata masyarakat, terutama dimata anak didik, guru merupakan panutan yang layak di teladani.
Dalam kehidupan sosial guru juga merupakan figur sentral yang menjadi ukuran bagi masyarakat untuk mengambil keteladanannya. Hal ini menuntut guru
untuk berperan secara proposional dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga guru harus memiliki kemampuan untuk hidup bermasyarakat dengan baik. Keterlibatan
seorang guru dalam kehidupan masyarakat akan menjadi tuntunan bagi anak didik.
Guru pendidikan agama Islam, harus dapat mengambil peranan yang tepat di dalam kehidupan masyarakat. Keterkaitannya dengan profesi sebagai guru
pendidikan agama Islam akan membawanya kepada peranan tokoh yang menjadi panutan, terutama yang berkaitan dengan penerapan nilai-nilai ajaran Islam di
masyarakat. Oleh karena itu kompetensi sosial yang dimiliki untuk dapat terlibat dalam kehidupan masyarakat harus merupakan cerminan nilai-nilai ajaran Islam
itu sendiri. c. Kompetensi Profesional
Masalah utama pekerjaan profesi adalah implikasi dan konsekuensi jabatan terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Tinggi rendahnya pengakuan
profesionalisme bergantung kepada keahlian dan tingkat pendidikan yang
ditempuh. Setiap guru harus memahami fungsinya karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara bertindak dan berbuat dalam menunaikan tugasnya
sehari-hari di sekolah dan masyarakat. Pengetahuan dan pemahamannya tentang kompetensi guru akan mendasari pola kegiatan dalam menunaikan profesi guru.
Dengan demikian seorang yang telah memilih guru sebagi profesinya harus benar-benar profesional di bidangnya. Disamping itu juga harus memiliki
kecakapan dan kemampuan dalam mengelola interaksi belajar mengajar. Hal ini dapat dipahami bahwa profesionalitas seorang guru dapat menentukan
keberhasilan proses belajar siswa. Sejalan dengan pendapat di atas, maka menurut Sardiman. A.M, dalam bukunya “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”
mengemukakan ada 10 sepuluh kompetensi guru yaitu: 1.
Menguasai bahan 2.
Mengelola program belajar 3.
Mengelola kelas 4.
Menggunakan media 5.
Menguasai landasan-landasan kependidikan 6.
Mengelola interaksi belajar-mengajar 7.
Menilai prestasi siswa untuk kepentingan penngajaran 8.
Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah 9.
Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10.
Memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran
34
Jadi berdasaran pengertian serta syarat yang telah d jelaskan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa kompetensi sangat di harapkan untuk melaksanakan
fungsi profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang sangat komplek seperti sekarang ini. Profesi menuntut kemampuan untuk membuat keputusan serta
kebijaksanaan yang tepat.
3. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam